Ketos fuckboy yang tertunda

89 2 0
                                    

Pulang sekolah memang waktu yang pas untuk melepas penat di tengah tongkrongan.

"Cuy,"

"Paan," jawab Ardit sambil merokok di warung samping sekolah.

"Ada gibahan, nih," kata Ferdian

"Sampah,"

"Gue yakin lo pasti tertarik, sih," kata Ferdian menatap ponsel lalu melirik licik ke arah Ardit.

"Lu doyan tante - tante sih nga apa, tapi ngga usah nularin gue hobi gibah juga, sih,"

"Oke no bacot! Altaf sama Sara kemaren ke butik baju pengantin, tuh,"

Jantung Ardit terhenti. Apa secepat itu Sara move on? Padahal dulu dia yang paling setia.

Dan sekarang, jauh sekali hubungan mereka. Apa Sara bahagia tanpa Ardit? Jujur saja belakangan Ardit jadi pendiam dan ingin marah tapi nggak bisa. Melihat Sara peluk laki - laki lain, Sara lepas kalung pemberiannya, bahkan saat Sara sakit Ardit nggak tahu bagaimana cara menjenguknya.

Ini sudah kelewat batas

Nggak!

Sara cuma pisah ranjang sama Ardit. Pasti Sara akan kembali padanya.

Sara mau Ardit main kasar? Oke.

Jika main aman ala goodboy Sara nggak akan respect kan?

Di lain tempat,

Rumah Sara sedang penuh dengan keluarga besar. Sebentar lagi kakak perempuannya akan menikah.

Semua barang sudah hampir siap untuk acara tiga hari lagi.

Tentu saja Altaf akan membantu, kan Sara sahabatnya dari dulu. Orang tuanya juga sudah menyuruhunya untuk menjaga Sara.

Tapi Sara itu kera, nggak mampu dijaga. Untung Altaf sabar menyembunyikan kelakuannya. Sampai sekarang sekeluarga besar juga nggak sadar jika beberapa kali Sara bernapas rokok, roknya sobek, bagian leher bawah telinganya juga ada bekas tusukan, leher bagian belakang ada bekas tato kecil yang hampir pudar, dan lainya. Cowok itu  yang membantunya agar tidak dimarahi. Dasar malaikat!

Kemarin Sara dan Altaf juga pergi ke butik untuk mencoba baju. Tak sadar saja mereka jika itu butik milik pacar Ferdian AKA sahabat Ardit.

Menjelang malam, rumah masih saja ramai dengan obrolan antar keluarga. Sara pusing! Tidak bisa tidur tenang jika beberapa saudara sepupunya tidur di kamarnya.

Yang satu pasti mengompol, satu lagi suka videocall dengan pacarnya sampai pagi, dan yang satu lagi bocah yang suka lompat - lompat di kasur.

Akhirnya, Sara ngedumel sendiri pada Altaf di taman belakang,

"Astaga dragon, ga bisa tidur gue,"

"Ngapa, sih?" Tanya Altaf sambil tertawa.

",yaudah tidur di kamar gue aja,"

"Gila lo?"

"Adek gue di rumah sendirian, nggak ada yang nemenin. Gue tinggal, ya?"

"Oh, gue kira,"

"Lo kira apa hayo?"

Sara agak malu karena sempat berpikir yang aneh - aneh,

"Haha, besok gue jemput. Awas lo ngaret,"

"Dih, niat amat lu berangkat sekolah aja nggak pengen ngaret."

"Biar masa depannya cerah, sayang," kata Altaf yang keburu lari karena takut di hantam lagi pipinya oleh Sara. Tapi masih saja, dia sempat mencium kening Sara barusan.

Sara yang sudah merasa ngantuk akhirnya tidur di kamar tamu itu. Tak berselang lama, ada suara jendela kamarnya dicongkel paksa.

Dan tanpa disangka Sara terbangun mendapati Ardit sudah memeluknya,

"Bahagia lo, hah? Secepet itu lupain gue?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BalikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang