Boleh Baper?

147 5 0
                                    

Tak terasa sudah empat jam mereka mengepel. Lebih tepatnya Altaf yang mengepel dan si perempuan berlagak sakit lututnya.

"Wah keren lo, Taf. Lo berbakat sumpah,"

"Hah? Really? Iya sih gue emang calon kepala keluarga yang berbakat."

"Dih, gue bilangnya lo berbakat jadi marbot kali,"

"Liat aja nanti gue sukses jadi calon kepala keluarga. Gue nikahin lo,"

"Ih, apaan sih, Taf. Gak ngakak nih gue."

"Iya sih lo nggak ngakak, tapi hati lo baper kan?"

"Halu deh, lo,"

"Ayolah, Sar. Lo kapan bapernya, sih?"

"Hemm, kalo lo beliin gue burger donat, auto baper maksimal sih,"

"Siap, ibu peri. Gue berangkat sekarang,"

Itulah Altaf, si cowok tinggi itu baru sadar sekarang. Jika dia itu suka pada Sara. Kemana saja dia sekarang? Menolak puluhan message dari cewek lain dan berharap dapat yang sesuai kriterianya. Tapi nyatanya, cewek yang dia cari selama ini Sara.

"Duh, si Altaf. Mau aja digoblok - goblokin. Yaudahlah lumayan kenyang."

Tapi Sara tetaplah Sara dan tak akan berubah.

BalikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang