Mungkin kamu tak akan tau,mengejar yang tidak pasti sangatlah melelahkan hati maupun fisik~
🍂🍂🍂🍂
Senja memanglah sangat indah ditemani dengan semilir angin yang sejuk apa lagi matahari yang terbenam di ufuk barat membuat nilai tambah untuk nya.
Angin membelai lembut rambut Fayla yang tergerai sebahu.
Ditempat ini Fayla menyimpan banyak harapan entah itu tentang cinta atau pun masa depan nya.
Sesak...
Itu yang dirasakan Fayla saat ini,terlalu banyak harapan yang datang sebatas angin.
Apakah salah jika dia memiliki perasaan terhadap teman nya sendiri? Sepertinya tidak. karna semua datang tanpa di undang maupun di duga,semua juga mengalir begitu saja tanpa ada paksaan,dan mungkin bisa di kata sebagai tanaman liar yang tumbuh sendiri tanpa ada yang menanamnya.
Fayla membuang nafas gusar perasaan ini menyiksa nya secara perlahan,apakah harus jujur untuk menyatakan atau diam?
Jujur kejadian hari ini membuat hatinya terluka.
"Ah harusnya gue tau diri!." batin Fayla berteriak.
Flashback on!
Fayla terbangun dari tidur nya masih setengah sadar ketukan yang dari tadi terdengar sangat menganggunya,dengan malas Fayla berjalan kearah jendela kamarnya.
"Fayyy!." teriak Evan dari tadi mengetuk jendela kamar Fayla.
"Apa sih Van?! Masih pagi juga,ngantuk gue." cibir Fayla kesal.
"Temenin guee yaaa Fay ntar." melas Evan.
"Kemana?"
"Udah ga usah banyak tanya mendingan sekarang lo mandi terus dandan yang cuantik 15 menit lagi gue jemput lo,oke!"seru Evan sambil melompat dari balkon kamar Fayla ke balkon kamar nya.
Dengan malas Fayla berjalan ke kamar mandi melakukan ritual mandiny secepat mungkin,untuk hari ini Fayla memilih sweater baju putih dengan celana batas dengkul.
"Lambat banget sih Fay,lo telat 2 menit." ucap Evan sambil melihat Fayla turun dari tanggga.
"Emang mau kemana sih?."
"Udah ikut aja." seru Evan sambil menarik tangan Fayla keluar rumah nya.
Wajar jika mereka berdua terlihat dekat, berteman saja sudah hampir 13 tahun sudah mengenal lebih dalam satu sama lain.
Sudah hampir 30menit mereka berjalan menyusuri kota Bandung sampai akhir nya mobil Evan berhenti di sebuah Mall.
"Mau ngapain sih,Van?." tanya Fayla yang merasa risih karna Evan mengandeng tangannya dari tadi.
"Udah sampe." jawab Evan sambil melepaskan tangan Fayla.
"Ngapain ini kan toko mas?." Fayla merasa bingung baru kali ini Evan mengajak nya ke toko Mas dan setaunya Evan pergi ke toko Mas saat membelikan kado ulang tahun Mamany, tapi seingatnya Mama Evan masih 2 bulan lagi berulang tahun.
"Mbak tolong pilihin kalung yang paling bagus dan paling indah buat dia." ucap Evan melirik Fayla sekilas.
"Ini Mas." jawab pegawai toko sambil menyodorkan dua kalung yang satu nya mempunyai mainan berbentuk bulat berwarna silver dan satu nya lagi diamond di baluti dengan warna emas.
Dengan cepat Evan memilih kalung yang berhias diamond dan langsung memasangkannya pada Fayla.
"Maaf Fay gue pinggirin dulu rambut lo ya." izin Evan langsung menyisir rambut Fayla ke samping.
Fayla menatap pantulan dirinya di cermin namun dia juga menatap Evan lekat.
Ada perasaan yang tak mampu di jelaskan untuk Fayla saat ini banyak khayalan melintas di otaknya.
"Mbak saya ambil yang ini." ucap Evan melepaskan kalung yang berada di leher Fayla lalu memberinya kembali ke pegawai.
Setelah membayar kalung Evan dan Fayla pulang, di mobil mereka hanya diam tidak seperti biasanya namun Fayla membenci situasi ini.
"Van?." panggil Fayla.
"Hem?."
"Gue mau nanya?."
"Tanya apa?." Evan melirik Fayla namun masih fokus dengan kemudinya.
"Itu kalung..." kalimat Fayla tergantung.
"Kalung itu buat gue nembak cewek Fay namanya Felli gue suka dia udah lama dan besok hari ulang tahun nya,terus gue liat dia itu kyak mirip sama lo dikit jadi gue bawa lo buat beli tu kalung biar gue ga salah nanti milihnya."jawab Evan enteng.
"Oh ya lo mau makan dulu ga? Gue traktir deh?" lanjutnya.
"Gak deh Van,Gue mau pulang aja."
Flashback off!
"Apa harus sesakit ini Van gue ada perasaan ke lo!." ucap Fayla sambil menagis sesegukan.
"Kenapa sih lo ga pernah tau sama perasaan gue Van! Apa karna gue terlalu berharap sama lo? Gue salah apa sih sampe gue suka sama sahabat gue sendiri!"
Menang benar adanya kata orang bahwa selama apapun sejauh mana pun antara cwek dan cwok berteman apa lagi bersahabat pasti salah satunya ada yang menyimpan rasa dan ini terjadi dengan Fayla.
Fayla memang tipikal orang yang supel dan mudah bergaul namun masalah cinta dia selalu kalah apa lagi dengan Evan orang yang sudah lama dia suka.
Evan orang yang selalu ada untuk nya,selalu bisa menjadi pundaknya saat Fayla merasa terpuruk dan Evan yang paling mengerti Fayla setelah keluarganya,Evan juga orang yang paling sabar dalam menghadapi Fayla yang kadang labil dan bertingkah seperti anak kecil.
"Gue sekarang berhenti untuk harapin lo Van." ucap Fayla yang masih setia dengan air matanya.
Disini di balkon rumah ini tempat Fayla menitipkan semua harapannya kepada Evan.
Karina—Mama Fayla— yang mengerti perubahan ekpresi saat melihat Fayla pulang dari pergi bersama Evan.
"Fay.." panggil Mama Fayla lembut sambil menyentuh bahu putrinya.
"Mama." sontak Fayla langsung memeluk Mama nya dalam melampiaskan perasaannya yang kacau dengan hati yang masih terasa sesak.
"Kenapa sayang? Apa Evan lagi?." tanya Karina membalas pelukan Fayla mengelus rambut putrinya dengan lembut.
Falya mengangguk menceritakan semuanya dengan sesegukkan.
"Apa salah kalo Fayla ada perasaan sama Evan ma?"
"Cukup sayang jangan nagis lagi. Inget apa yang Mama bilang kalo kamu berani ada perasan kamu juga harus merasakan sakit."
"Kamu ga salah sayang, kamu juga ga bisa maksa perasaan Evan sama cewek itu kan."
Fayla mengangguk memang benar dengan ucapan Mamanya barusan.
"Udah sekarang kamu mandi terus sholat jangan lupa siapin peralatan sekolah kamu besok. Jangan nagis lagi, besok semuanya terasa beda sayang. Dan Mama harap kamu ga akan nyesel dengan pilihan mu."
"Iya Ma, Fayla ga akan nyesel."
❤❤❤
Holla guys! Malem Ini lngsung publish aja deh
KAMU SEDANG MEMBACA
SLS [1] Fana Merah Jambu (On Going/Tahap Revisi)
Teen FictionHighest rank : #1 in Freindzone #129 in Rindu dari 3,67 ribu cerita [15 Januari 2019] #2 in Scholl Story #269 in komedi dari 3,43 ribu cerita [15 Januari 2019] #600 in Drama dari 3 ribu cerita [15 Januari 2019] Aku bukan Dillan yang dapat merangkai...