T U J U H

189 18 1
                                    

Embun pagi boleh aku katakan rindu?
Rindu yang di katakan Dillan berat kamu ga akan kuat biar aku saja..
Tapi justru aku yang tak kuat merindu...

💦💦💦

Selesai menjalankan hukuman semua murid 11 Akuntan 3 kembali ke kelas dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

"Hah! Capek bangett!." desah Mariska mendudukan bokongnya di kursi.

"Hah! Gue juga.Nyesel gue ikut-ikutan." Juli ikut menimpali.

"Ikut ga ikut semua kena juga,lol." seru Akbar dari bangku belakang.

Semua murid mengipaskan bukunya ke wajah maupun badan mereka,padahal di kelas sudah ada dua kipas turbo namun masih panas.Ahh! Pak Yadi membuat semuanya serasa olahraga sampai baju Dinar basah karena keringat alhasil baju nya jadi tembus pandang melihatkan body goals nya.

"Ya ampun! Dinar nambah ganteng bangett!."

"Ahhh Dinar!!! Dede iklas di bobol bang!."

"Anjirr body nyaa uyy!."

"Ahh Kak Dinar sarangheoooooo!!"

teriak fans Dinar berjalan melewati pintu kelas dan seterusnya seperti itu alih pandang fans Dinar yang ingin sekali melahap nya sekarang juga.

"Hallo semuanya." sapa seorang cewek yang menggunakan gincu tebal memasuki kelas Fayla.

"Gue boleh masuk? Sekalian mau kasih makanan sama Dinar." lanjutnya sambil tersenyum genit.

Ya,siapa lagi kalo bukan Eci "Dinar ini untuk kamu." ucapnya sambil memberi tote bag.

"Makasih ya,Ci. Tapi gue ga mau karena gue masih kenyang." tolak Dinar setulus mungkin.

Hmpttt—semua murid menahan tawanya karena melihat Eci yang langsung melonggo seketika.

"Yaudah buat istirahat aja."

"Kalo gitu makasih ya." refleks nya sambil mengambil tote bagnya.

"Nyan,katanya lo belum sarapan kan? Nih buat lo."

"Wahh makasih bosque tau aja lo." refleks Nyan langsung membuka tote bag itu.

Serasa di terbangkan setinggi langit namun di campakkan begitu saja. Eci yang tadi senang sekarang hanya tersenyum kecut menahan amarahnya.

"Jangan makasih sama gue,makasih sama Mbak Eci." ucap Dinar menekan kata Mbak.

Ya wajar saja dia memanggil Eci begitu karna banyak yang bilang Eci pernah tidak naik kelas satu tahun.

SLS [1] Fana Merah Jambu (On Going/Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang