WANITA BERGAUN PUTIH (2)

71 10 4
                                    

Menyenang memang
mengajak bonekamu Berbicara
tapi
Itu tidak akan menyenangkan lagi
Ketika bonekamu membalas
Pembicaraanmu

__

"menyingkir..."
Dengan cepat Tanganku seketika menarik tangan wanita itu dari leherku.

Eiji sedikit terpental karena karena terkena dorongan tanganku. Aku terus berusaha  melepaskan satu tangan lagi yang berada di leherku.

Aku mulai susah bernafas, pandanganku mulai kabur.
"Bruuk" aku terjatuh, pengelihatanku mulai gelap yang terakhir aku lihat sebelum pingsan adalah wajah wanita itu dan suara yang terus manggilku.

__

Aku berjalan, seluruh ruang gelap gulita.
Aku terus berjalan aku melihat seseorang wanita itu, aku terhenti. Aku mengumpulkan nyali untuk memanggilnya.

*Menarik nafas*

"KAU.." terikku kearah wanita yang membelakangiku masih dengan pakaian yang sama.

Dia tidak menoleh sama sekali.

"Apa yang kau ingin kan dariku.." teriakku lantang .

"kau ingin sesuatu dariku apa itu sebabnya kau mau mencelakaiku"

"Bukan... Aku..yang.. me.. melukai mu"

"Ma..mahluk itu.. dia yang menginginkan.. mu untuk tidak me.. membantu aku..."
Suaranya sangat serak dan lirih.

"Aku hanya.. ingin.. ka..kau membantuku..aku.. i..ini.. berbicara dengan su..suami ku.. "

"Siapa ?"

"NORIIIIII"
tempat gelap ini bergetar

"Haaaaaah.. ah.  Ah" aku terbangun dengan nafas yang memburu.

"Yama.. Yama.. kau baik-baik saja"
Suara seorang perempuan yang Halus berteriak ditelingaku. Dia adalah Riku

Aku melihat sekeliling.
"Kau ada di UKS"
Riku berbicara sambil memberikan segelas air.

Aku menolak segelas air itu, aku masih berusaha untuk mengatur nafasku.

*Pintu terbuka*

Terlihat Eiji dan pak Nori memasuki UKS dan terjadi lagi, benturan energi yang kuat, Nafas ku mulai berat.

Aku ingin mengucapkan sesuatu, suara ku tertahan aku tidak bisa mengeluarkan suara apapun.

Langkah demi langkah pak Nori semakin dekat begitu juga dengan arwah bangs*t itu.

"BERHENTI DISANA !!"
Suara ku pecah terdengar memenuhi ruangan.

Pak Nori melihati ku dengan terheran serta wajah terkejut.

"Yama.. kau ini kenapa.." Eiji menghampiriku dengan wajah kaget.

Aku menatap pak Nori
"Pak... Jika aku boleh.. bertanya.. apakah kau diganggu oleh dua mahluk halus itu"

Tanyaku dengan tiba tiba, pak Nori hanya bisa diam.

"Aku...tidak mengerti"

"Jawab saja.. iya atau tidak"

"Tidak" jawabnya tegas dan menatapku dengan tajam.

"Kau bohong.. "
Bentakku sambil menunjuk wajahnya

"Yama kau.. ini kenapa... ?!" Eiji menurunkan tangan ku ya menunjuk pak Nori

"Ka.."

Pak Nori menarik suaranya saat pintu terbuka, aku melihat ayah ku bersama satu anak buahnya.

"Yama kau baik-baik saja..." Ayah berjalan cepat memasuki ruangan dengan wajah khawatirnya

*Mengangguk*

"Aku sudah menghubungi ayahmu.. sebaiknya untuk saat ini.. kau pulang.. lebih dahulu.. dari siswa yang lain "
Pak Nori menjelang dengan kepala yang sedikit mengagguk.

"Tapi.."

"Hey Yama.. jangan khawatir.. nanti kami akan menjenguk mu.."
Kata Riku sambil memegang pundak ku, aku melihati Eiji yang mengagguk.

__

Aku berkendara di jalanan melihati sekeliling, berusaha mengacuhkan beberapa pertanyaan ayah.

Sesampai aku dirumah ibu menyambutku dengan khawatir dan langsung memeluk tubuhku.

Setelah ibuku melepaskan pelukannya aku langsung pergi menaiki lantai 2.

Aku memasuki kamarku, aku melihat kearah jam.
"Bagus aku pulang 5 jam  lebih cepat, sebenarnya ada apa denganku"

Aku merebahkan diri diranjang yang empuk, memejamkan mata hilang pada akhirnya aku merasa ada yang menatapku.

*Bangkit*

"Begini saja aku ingin tau kau ini siapa ? "

"A.. aku masuyo.. aku.. istri dari.. Nori.. aku telah meninggal dunia 1 tahun lalu.... Aku.. ke.. kesini ingin meminta.. ba.. bantuan darimu.. .. aku tau.. kau bisa melihat aku.."

"Bagaimana ?"

"Aku hanya ingin. Kau.. ta.. tau.. Nori sedang dalam bahaya... 3 bulan lalu dia memanggil.. ku dengan alat serta.. bahan.. dari dukun.. di.. dia.. tidak tau.. bahaya.. dari.. itu.. dia berhasil memanggilku.. see..serta satu mahluk yang membuat.. energiku semakin lemah."

"Mahluk yang menyerang ku.. itu aku mengerti.. itu bukan kau.. tapi aku tidak tau.. bagaimana caranya mendapatkan izin dari ayah.. ku"

*Druuk*
Pintu yang terbuka dengan sangat kencang.

"Kau Tidak boleh.. membantu arwah itu.."
Ayah ku membentak dengan sangat kencang.

Ternyata saat ayah akan berjalan kemarin dia tidak sengaja mendengar pembicaraan ku dengan masuyo

"APA !!  Ayah.. kau harus.. memberikan privasi"

"Apapun alasanmu ayah.. tidak mau dengar"

Setelah ayah mengatakannya dia langsung pergi begitu saja.

"Damn"
Bentakku.

__

Yos sebentar lagi...

Jalan lupa vote yak^^

IN THE DARKNESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang