1# Prolog

267 26 5
                                    

AKASHI SEIJUUROU

By atlanti

Kuroko no Basuke belongs to Fujimaki Tadatoshi-sensei

Pair : Akashi Seijuuro, complete

'Happy Reading, doakan aku menyelesaikan fict ini'

1# Prolog

Mohon maaf jika ada kesamaan ide cerita, alur, konflik dan sebagainya. Mohon maaf juga jika ada typo dan kesalahan lain yang mengganggu. hehe

Brak...

Dihempaskannya lagi telapak tangan itu ke atas meja kerjanya, membiarkan kulit telapak tangannya yang kian memerah akibat dihantam terus-menerus ke benda kasar tersebut. Emosinya tak kunjung reda, wajahnya tegas, rahangnya mengeras, nafasnya memburu, dan matanya memancarkan kilat tajam pertanda ia marah. Berbeda 180 derajat dengan orang yang berada di depannya yang kini tengah ketakutan menghadapi kemarahan sang kepala keluarga.

Akashi Masaomi, seorang pemimpin dari keluarga Akashi, salah satu keluarga terhormat di Jepang. Seorang yang bermartabat dan memiliki harga diri yang tinggi. Seorang yang menjunjung tinggi kesempurnaan dan mengharuskannya di setiap bidang. Ya, kewajiban dari seoarang Akashi adalah menjadi sempurna, menjadi yang teratas. Menang adalah kewajiban dan kalah adalah sesuatu yang tidak bisa dimaafkan. Alasan inilah yang mengakibatkan Akashi Seijuurou, sang pewaris tunggal, kini harus dengan lapang dada berhadapan dengan sang ayah yang tengah naik darah.

Bagaimana tidak, pikir Masaomi. Akashi Seijuurou, anaknya yang sempurna dengan segudang prestasi, anak yang mewarisi martabat dan aura kebangsawanannya, hari ini melakukan kesalahan yang amat fatal. Hanya karena selembar kertas bertuliskan angka 98. Mungkin bagi kita, orang biasa, angka ini sudah sangat baik untuk terpampang di kertas ujian. Namun bagi Akashi, angka ini sangat memalukan.

"kau mempermalukan Akashi, Seijuurou !!!" bentak sang kepala keluarga.

"ma..maaf, ayah." Jawab si kecil Seijuurou takut-takut .

"Apa saja yang kau lakukan selama ini, hah? Bisa-bisanya kau menodai prestasimu dengan angka 98 ini !! Kau harus memperbaikinya! Mulai besok kau akan mendapat pelajaran tambahan yang lebih ketat, paham?" bentak sang ayah yang sama sekali tak menghirauan ketakuatan dari anaknya.

"pa..paham, ayah.." jawab Seijuurou masih dengan nafas yang tersenggal-senggal seolah tengah melihat raja iblis dari neraka.

"Ayah tidak mau lagi melihat angka selain 100 di laporan ujianmu. Kembali ke kamarmu!"

Kalimat itu mengakhiri omelan panjang sang kepala keluarga. Tanpa berkata apapun Seijuurou bergegas pergi meninggalkan ruang kerja ayahnya dan langsung berlari ke kamarnya. Jantungnya masih berdetak kencang, nafasnya masih memburu, tubuhnya bergetar pertanda rasa takutnya belum mau hilang. Tapi hebat, Seijuurou sama sekali tidak menangis. Bukan, bukan tidak menangis tapi dia hanya menahannya. Ya, dilarang menunjukan kelemahan dimanapun dan saat apapun adalah kewajiban lain seorang Akashi.

Dia berjalan cepat di sepanjang lorong rumah, telinganya menangkap beberapa suara pelayan yang memanggilnya khawatir. Namun sang empunya nama tidak mengindahkan panggilan itu.

Hampir sampai di depan pintu kamarnya, Seijuurou berniat langsung masuk jika saja suara itu tak memanggilnya. Suara yang sangat ia kenali, suara yang sangat menenangkan hatinya, terutama saat sedang kacau seperti saat ini. Suara ibundanya.

"Seijuurou?" panggil sang ibu, Seijuurou hanya menoleh menatap sang ibunda.

Dari tatapannya saja, Shiori yakin suaminya pasti telah mengomelinya. Ya, Shiori tahu betul apa penyebabnya, nilai Matematika Seijuurou yang mendapat angka 98. Tapi apakah tidak terlalu keterlaluan sampai harus memarahi anaknya hingga seperti ini. Lagi pula nilai Seijuurou adalah yang tertinggi di kelasnya. Suaminya keterlaluan, menekan anaknya sampai seperti ini.

"Seijuurou..?" kini sang ibu mendekat karena dari tadi panggilannya tidak di jawab.

Tangannya ingin meraih pundak kecil itu jika saja Seijuurou tidak langsung menghindar dan berusaha pergi dari ibunya. Tidak ingin ibunya khawatir rupanya. Namun dengan sigap, Shiori menangkap Seijuurou lalu menguncinya ke dalam pelukan hangat sang ibunda. Ya, Shiori mencoba menenangkan bayi kecilnya. Meski kini Seijuurou sudah berusia 10 tahun, namun di matanya Seijuurou tetaplah bayi kecilnya yang rapuh yang masih membutuhkan pundaknya untuk bersandar.

Seijuurou memberontak, mencoba melepaskan pelukan ibunya, namun tak diijinkan oleh sang ibunda. Dia malah memperdalam pelukannya terhadap putranya itu.

"tidak apa-apa, Seijuurou.. Tidak apa-apa.." ucapnya mencoba menenangkan buah hatinya.

"A...Aku.. ba-baik-baik sa..ja, Bu..." ucap seijuurou terbata-bata. Benar dugaan Shiori, Seijuuro masih menahannya. Dia tidak mau menangis.

"A...Aku.. ba-baik-baik sa..ja...Aku.. ba-baik-baik sa..ja" Seijuurou terus mengulang kalimatnya, dia tak mau membuat ibunya khawatir. Namun usahanya gagal, sekarang justru ibunya semakin khawatir. Shiori tidak mau Seijuurou seperti ini, Shiori tidak mau Seijuurou terus menahan beban seperti ini, setidaknya didepan Shiori, Seijuurou boleh menjadi anak normal seperti anak lain seusianya, setidaknya didepan Shiori, Seijuurou boleh menangis dan menampakkan sisi lemahnya.

'jangan paksakan dirimu Seijuurou' batin Shiori sambil mengeratkan pelukannya.

"tidak apa-apa, Seijuurou boleh menangis di pelukan Ibu, tidak apa-apa, sayang." Ucap Shiori penuh kelembutan dan kehangatan sambil membelai surai merah putra sematawayangnya itu.

Ya, ijin telah diberikan. Detik itu juga Akashi Seijuurou, pewaris tunggal Keluarga Akashi yang diberkahi kesempurnaan mulai mengeluarkan butir kristal dari matanya. Detik itu juga, Akashi Seijuurou, seorang bangsawan yang tak pernah mangenal kata kalah, kini mulai menunjukan sisi lemahnya. Ya, hanya kepadanya, hanya di depan ibunda tercintanya, Seijuurou bisa menunjukan itu semua.

.

tbc

kyaaa... ini fanfic pertama ku. Doakan diriku menyelesaikannya ya. Kritik dan saran yang membangun sangat kubutuhkan untuk perbaikan di masa mendatang. Hehe.. hope you enjoyed it 😊

 hope you enjoyed it 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AKASHI SEIJUUROUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang