AKASHI SEIJUUROU
By atlanti
Kuroko no Basuke belongs to Fujimaki Tadatoshi-sensei
Pair : Akashi Seijuuro, complete
'Happy Reading, doakan aku menyelesaikan fict ini'
Mohon maaf jika ada kesamaan ide cerita, alur, konflik dan sebagainya. Mohon maaf juga jika ada typo dan kesalahan lain yang mengganggu. Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari cerita ini. Hehe
2# His first failure
Pip..pip..pip...
Kalau saja jam weker itu tak berteriak minta dimatikan, mungkin kini Akashi Seijuurou masih enggan membuka mata heterochromnya itu. Tapi dengan segera ia urungkan niatnya untuk merapatkan selimut kembali. Hari ini adalah pertandingan final melawan Seirin, untuk menentukan siapakah pemenang dari kejuaraan Winter Cup. Setelah menang melawan Shutoku kemarin, maka untuk menang melawan Seirin bukanlah hal yang sulit, pikirnya.
Badannya masih terduduk lemas di kasur empuk itu, masih mengumpulkan nyawa rupanya. Sembari merenggangkan otot-otot lehernya yang kaku akibat pertandingan semifinal kemarin, Seijuurou kembali mengingat mimpinya tadi malam. Cuplikan saat sang ayah memarahinya, saat suara lembut sang ibu memanggilnya, dan saat pelukan itu menenangkan tubuhnya yang bergetar hebat akibat ketakutan akan amarah sang ayah. Ya, cuplikan tentang masa lalunya yang kembali diputar di alam bawah sadarnya tadi malam seakan baru terjadi kemarin. Seijuurou bahkan masih dapat merasakan hembusan nafas ibunya yang membisikan kata 'tidak apa-apa' di telingannya.
Seijuurou menghembuskan napas panjangnya dan segera mengakhiri lamunannya tersebut. Kakinya melangkah mantap memasuki kamar mandi. Ya, kelihatannya nyawanya sudah berhasil ia kumpulkan. Acara mandi selesai, setelah itu ia segera berpakaian mengenakan seragam kebanggaanya. Seragam basket Rakuzan lengkap dengan jaket, tas, dan sepatu yang kini melekat rapi di tubuh kecil tersebut. Setelah melihat pantualan dirinya di cermin dan berkata 'Akulah Pemenangnya', tuan muda keluarga Akashi itu pun bergegas ke meja makan untuk sarapan, mengisi stamina supaya tidak kehabisan tenaga saat di lapangan.Ayahnya sudah di sana rupanya. Seijuurou duduk di sisi kepala meja yang lain, setelah sebelumnya dia membungkuk dan mengucapkan selamat pagi kepada sang kepala keluarga. Ayahnya hanya mengangguk pertanda ia mendengar sapaan pagi anak sematawayangnya.
"Hari ini pertandingan finalmu?" Tanya sang ayah memulai pembicaraan.
"Iya, ayah." Jawab Seijuurou singkat.
"Bagaimana persiapan timmu?" Tanya sang ayah lagi.
"100% kami siap mengalahkan Seirin." Jawab pemuda barsurai merah itu absolut.
"Ya, itu memang seharusnya. Akashi hanya mengenal kemenangan, menjadi seorang Akashi berarti kau harus menjadi pemenang di semua bidang. Tapi tetap prioritas yang utama adalah akademikmu. Paham?"
"Paham, Ayah."
Acara sarapan pagi itu berlangsung seperti biasa. Tidak ada topik panjang yang diperbincangkan. Hanya ada pembicaraan singkat tentang prestasi-prestasi Seijuurou dan peringatan untuk terus mempertahankan prestasi tersebut. Bahan terkadang acara makan bersama itu terasa lebih sepi lagi. Hanya ada dentingan alat makan yang terdengar tanpa ada seorangpun yang membuka percakapan. Meja makan ini mamang sedikit lebih sunyi terlebih sejak sang ratu Akashi pergi menghadap Sang Pencipta. Tak ada lagi perbincangan ataupun canda tawa ibu dan putranya yang selalu diakhiri semprot dari sang kepala keluarga. Katanya 'kebiasaan makan sambil tertawa itu tidak baik, dan bukanlah tradisi seorang Akashi'. Kala itu, Ibu Seijuurou hanya tersenyum maklum ke arah putranya, dan diikuti senyuman tertahan sang pangeran kecil. Menghadapi sikap keras sang suami memang tak ada habisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKASHI SEIJUUROU
Fiksi PenggemarAkashi Seijuurou adalah manusia yang terlampau sempurna. Namun di balik topeng kesempurnaan yang dimilikinya, tersimpan sesuatu yang sangat rapuh. Apa yang akan dilakukan Akashi Masaomi sebagai ayahnya saat mengetahui sisi rapuh anaknya?