Chapter 21

86 24 18
                                    

WARNING
Read doang ❌
Vote doang ❌
Read + vote ✅
Read + vote + comment ✅✅
Read + vote + comment + follow ✅✅✅
-

-------------------------------------------------------------

Beberapa hari setelah pemecatan Vivian, Presiden Jeffries mulai mentransfer sejumlah uang untuk membungkamnya dari media dan mantan rekan kerjanya yang lain juga untuk biaya hidupnya bersama sang calon bayi di masa depan. Dan kelihatannya Vivian sudah menepati janjinya. Gadis itu benar-benar menghilang, tak ada teman-temannya yang tahu tentang keberadaannya. Bahkan tak satu media pun yang memberitakan tentang skandal itu. Hingga beberapa minggu kemudian saat gadis itu ditemukan tewas gantung diri di apartemennya. Connor sendiri yang memastikan jenazahnya di kamar mayat dan Presiden juga menghadiri pemakamannya.

Lalu dari mana si pengirim video ini bisa mendapatkan bukti-bukti transfer itu?

Frame dalam video itu masih berganti beberapa kali hingga akhirnya berhenti dengan sendirinya. Tapi Presiden Jeffries sudah tak sanggup melihat kelanjutannya. Ia kembali terduduk lemas di kursinya. Wajahnya memucat lagi.

"Anda baik-baik saja, Pak?" tanya Connor yang belum beralih dari tempatnya. Tapi dari raut tuannya ia tahu keadaan baru saja menjadi rumit.

Presiden bergeming. Bahkan kekuatan untuk bicara saja seperti beranjak meninggalkan dirinya. Namun ibu jarinya masih sanggup memijit tombol answer ketika ponsel itu berdering lagi.

"Halo?" jawabnya lemah.

"Selamat pagi, Pak Presiden." Suara seseorang di seberang terdengar aneh. Tampaknya si penelepon menggunakan alat penyamar suara, membuat suaranya terdengar berat dan kasar.

"Siapa ini?" Kening Presiden berkerut. Kesadarannya seketika kembali.

"Code name Titan. Aku pejuang Anti West."

"Rubbish!"

"Kuanggap Anda sudah melihat video yang kukirim?"

"Dari mana kau mendapatkannya?"

"Itu tidak penting. Yang terpenting, Anda perlu tahu, replika kapal itu ada pada kami."

"Kurang ajar!" Tanpa sadar tangan kiri Presiden Jeffries mengepal, menahan amarah yang membeludak.

"Dan video yang baru Anda lihat tadi akan kami sebar pada hari Senin pukul dua belas siang. Tidak hanya di West, tapi juga di East Liberty.

"Tapi jangan khawatir, Anda punya cara untuk mencegahnya."

"Cara apa?"

"Batalkan penyatuan itu."

"Kau memerasku?"

"Bisa dibilang begitu."

"Siapa kau sebenarnya?"

"Anda punya waktu 48 jam untuk membatalkan penyatuan, Pak Presiden, atau video itu kami sebar."

Klik.

Presiden Jeffries menatap layar ponselnya. Si penelepon tadi benar-benar sudah menghilang dari sambungan, menyisakan tanda tanya besar di benaknya. Apa hubungan antara Titan ini dengan Vivian?

"Anda baik-baik saja, Pak?" tanya Connor lagi. Semakin cemas dengan keadaan Presiden. "Siapa penelepon tadi? Apa ia Anti West?"

Presiden hanya mengangguk lesu.

"Apa yang mereka inginkan?"

"Aku harus membatalkan penyatuan itu, kalau tidak..."

"Sir?" Connor menunggu. Tapi Presiden tetap tak melanjutkan ucapannya untuk beberapa saat kemudian.

Ada sesuatu yang tiba-tiba melintas di benak Jeffries, tentang masa lalu Connor dan Vivian. Kepalanya lalu bergerak perlahan ke arah Connor. Tatapannya menyorot curiga.

"Apa hubunganmu dengan Vivian, Abbott?"

Kedua alis Connor terangkat sebelum menjawab, "Vivian Hill, Pak? Apa maksud Anda? Vivian sudah meninggal beberapa tahun yang lalu."

"Kalian berpacaran?"

"Apa? Tentu saja tidak."

"Kau ayah bayi yang dikandungnya, 'kan?"

Connor seperti baru mendapatkan tamparan keras saat mendengar tuduhan itu. "Vivian hamil, Pak? Saya bahkan tak tahu ia hamil," ia masih berusaha membela diri.

"Apa kalian sedang bersekongkol untuk memerasku?"

"'Bersekongkol'? Pak, Vivian sudah meninggal. Saya melihat sendiri mayatnya."

"Kau melihat mayatnya atau tidak, tak ada yang tahu. Seharusnya aku sudah menyadarinya sejak awal, sejak kau memintaku untuk membatalkan rencanaku. Kau dan Vivian adalah anggota Anti West yang menentang penyatuan itu dan mengancamku akan menyebarkan video ini." Presiden menjalankan kembali video yang dikirim oleh Titan dan menunjukkannya dengan kasar pada Connor.

Pria muda itu menatap layar ponsel tuannya nyaris tak berkedip selama 2 menit penuh. Semakin mendekati akhir tayangan, semakin keningnya bekernyit.

"Pak, apa hubungan Anda dengan Vivian..."

"You tell me!" sentak Sang Kepala Negara, nyaris membanting ponselnya ke atas meja.

Keheningan pun menyusul kemudian, melingkupi ruang kerja yang luas itu. Presiden Jeffries sudah kembali duduk di kursinya dengan kepala tertunduk hampir menyentuh meja. Sementara Connor tetap berdiri tak bergerak di tempatnya, menerka-nerka ucapan apa lagi yang akan keluar dari mulut majikannya.

Kemudian dengan nada yang lebih lembut, suara Jeffries terdengar lagi, "Abbott, hari Senin, saat aku datang, aku ingin melihat surat pengunduran dirimu sudah ada di mejaku."

"Apa? Anda memecat saya, Pak?"

"Maaf, Abbott. Aku terpaksa. Demi keselamatanku."

"Pak, Anda masih percaya saya anggota Anti West? Pikir baik-baik, Pak. Kita tinggal di West Liberty. Tak mungkin ada Anti West yang tinggal di sini. Dan aku bukanlah..." Ucapan Connor dihentikan oleh acungan tangan Presiden.

"Cukup, Abbott, aku tak mau dengar lagi. Pergilah. Jangan sampai aku memanggil polisi dan menjebloskanmu ke penjara. Karena aku memang tak berniat begitu."

Connor masih bergeming untuk beberapa saat lamanya, memutar otak mencari kata-kata untuk membujuk orang nomor satu di West Liberty itu. Tapi tampaknya pendirian pria di hadapannya itu sulit digoyahkan. Dan ia yang harus mengalah. Tanpa berkata-kata ia berbalik, menuju pintu ruang kerja Presiden dan menghilang di baliknya.

Sepeninggal Connor, Presiden Jeffries masih belum bergerak dari kursinya. Ia menarik napas dalam-dalam, menyadari bahwa ia baru saja kehilangan staf terbaiknya. Tapi mempertahankan Connor akan menghambat rencananya. Penyatuan itu harus terjadi dan namanya harus tercatat dalam sejarah sebagai orang yang berjasa sebagai pemersatu kedua negara yang berseteru. Dan ia tak bisa menoleransi para penghambatnya.

Ia meraih ponselnya lagi, menggulung daftar nomor teleponnyahingga menemukan nama seseorang yang dikenalnya di Kepolisian Tomlin City.

✔The Ghost (A Story Behind Conspiracy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang