Chapter 28

78 25 19
                                    

WARNING
Read doang ❌
Vote doang ❌
Read + vote ✅
Read + vote + comment ✅✅
Read + vote + comment + follow ✅✅✅
-

-------------------------------------------------------------

Sepuluh menit menjelang tengah malam Dom meninggalkan safe house dengan mengendarai motor kesayangannya. Dari tempatnya hingga ke tempat pertemuan di Shallow Creek, tak sampai memakan waktu hingga sepuluh menit. Jadi ia tak perlu memacu kendaraannya dengan kecepatan penuh.

Sementara replika itu sudah ia kemas rapi dalam koper yang dibelinya dari Lee dan dimasukkan dalam tas punggung ukuran besar. Ia tak boleh mengambil risiko apapun dengan mengikat koper itu di tangki motor. Karena penduduk di sekitar safe house-nya selalu berpendapat koper seperti itu selalu dipakai untuk bertransaksi narkoba, senjata gelap atau uang palsu.

Dua menit sebelum pertemuan, Dom sudah tiba di tujuan. Suasana begitu gelap, memaksanya untuk membiarkan lampu motornya menyala. Namun ia bisa mendengar suara aliran sungai di kejauhan. Dan kuak gagak di atas kepalanya yang sesekali ikut menambah suasana semakin mencekam.

Perhatian Dom teralihkan saat jauh di depannya sepasang lampu kendaraan dengan suara mesinnya yang kasar merayap perlahan mendekatinya. Namun kendaraan itu berhenti beberapa meter saja darinya. Dan ia bisa mendengar suara pintu dibuka dan ditutup sebanyak tiga kali. Setidaknya mereka berjumlah tiga orang.

Lampu kendaraan itu pun tak dipadamkan, membuat Dom sulit mengenali siapa kliennya. Tapi ia masih bergeming di tempatnya, menunggu perintah.

"Perlihatkan barangnya!" seru seseorang.

Dom bergerak patuh. Dengan cekatan ditariknya koper itu keluar dari tas punggung lalu dibawanya mendekati sang klien. Namun tinggal beberapa langkah lagi ia tiba di tempat kliennya berdiri, seseorang yang memberinya perintah tadi bersuara lagi,

"Berhenti di situ!"

Sekali lagi Dom menurut dan menunggu.

Salah satu kliennya terlihat bergerak ke arahnya, tapi bukan orang yang memberi perintah. Dari siluetnya, pria ini terlihat tinggi dan kurus. Mungkin untuk berjaga-jaga bila Dom ingin macam-macam dengan mereka.

Pria itu berdiri beberapa senti saja di hadapannya. Dom kini bisa melihatnya dengan jelas. Berwajah menakutkan dengan codet di pipi kirinya, mata yang menyorot tajam dan bekepala plontos. Dom bahkan bisa melihat sekelebatan barisan gigi kuning dengan gigi taring perak saat ia menyeringai.

Dom kira ia hendak mengambil koper itu darinya, namun ia malah diminta untuk meregangkan lengan dan kakinya. Dan Dom baru melihat ia membawa tongkat detektor logam.

Dengan detektor itu si plontos menyusuri kedua lengan Dom, tubuh, sela-sela, dan bagian luar kakinya. Detektor itu sama sekali tak berbunyi.

"He's clean," ujarnya kemudian pada teman-temannya.

Namun si plontos belum juga beranjak. Kali ini ia memberi isyarat pada Dom untuk membuka kopernya.

Sekali lagi Dom menurut. Lengan kirinya ia gunakan sebagai meja, sementara dengan tangan kanannya ia membuka kunci koper itu dan mengayunkan tutupnya.

Raut si plontos itu berubah saat Dom menunjukkan isi kopernya dan ia terlihat puas. Kepada teman-temannya ia mengangguk. Salah satu dari mereka yang menunggu di depan mobil kemudian melayangkan sebuah koper pada si plontos yang langsung ditangkap dengan sigap.

Sama seperti Dom, pria itu juga membuka kopernya dan menunjukkan isinya pada Dom. Bundelan-bundelan uang kertas pecahan $ 50 yang ditumpuk rapi memenuhi koper.

Tanpa menyentuhnya Dom tahu, tumpukan uang itu sudah sesuai dengan nominal yang dimintanya. Ia pun mengangguk dan kedua koper yang serupa itu bertukar pemilik.

"Senang bekerja sama dengan anda, Tn. Sawyer," ujar si plontos dengan suaranya yang parau.

Tanpa menyahut, Dom berbalik dengan koper barunya, kembali ke tempat motornya diparkir dan buru-buru memasukkannya dalam tas punggung. Segera setelah mengenakan helmnya kembali, ia menyalakan motornya dan memutar balik. Dengan tergesa ia meninggalkan tempat itu, sebelum kliennya sadar, barang yang sesungguhnya mereka inginkan tak ada di sana.

*

Dom tak lagi menempati safe house sebelumnya. Saat kliennya tahu benda itu tak ada di sana, mereka pasti akan segera bergerak untuk memburunya. Ia hanya berharap, di safe house yang berlokasi di Twinheads ini, yang jaraknya tiga jam perjalanan dari Trinity, seseorang tak akan menemukannya. Namun tak urung ia menyiapkan pistol di tempat yang mudah dijangkau. Hanya untuk berjaga-jaga.

Setelah memeriksa situasi di luar rumah, mengunci pintu depan yang terbuat dari besi dengan tiga kunci, mengunci jendela, dan menurunkan kerainya, laki-laki itu menghempaskan tubuhnya di sofa dengan embusan napas lega. Sementara pistolnya bersarang tak jauh dari jari-jarinya.

Namun ketegangan yang dirasa seperti tak mengizinkannya tidur hingga ia memutuskan untuk menonton TV. Bahkan setelah TV menyala pun ia tak langsung menikmatinya. Beberapa saat ia habiskan untuk memijit tombol saluran di remote control untuk menonton siaran yang diinginkan. Hingga ia tiba di saluran berita.

Seorang perempuan muda berambut pirang bergelombang yang digiring masuk ke kantor polisi tampak di layar TV Dom. Di bawahnya tertulis, 'Penulis Diduga Berkomplot dengan Pencuri Liberty'. Dan saat perempuan itu mendekat ke kamera, Dom mengakui, ia mengenalnya.

Hayley.

Perlahan, sudut bibir lelaki itu terangkat, membentuk senyum miring.

Rencananya berjalan mulus.

✔The Ghost (A Story Behind Conspiracy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang