Part 1

2.4K 254 69
                                    

Seorang remaja berusia sekitar tujuh belas tahun-an itu keluar dari taksi dan berlari dengan cemas saat beberapa menit yang lalu bibinya menelpon, mengabarkan jika ibunya mengalami kecelakaan kecil saat tengah berkerja di cafe tempat ibunya berkerja. Dia terus berlari dan segera memasuki rumah sakit tempat ibunya di rawat. Pemuda itu menghela napas kasar saat membuka pintu ruang rawat ibunya dan melihat wanita yang selalu menemani dan memberi kasih padanya itu tengah bersandar di kepala ranjang rumah sakit dengan pergelangan tangan kanannya yang di perban.

"Jungkook-ah, apa yang kau lakukan di sini? Kau tidak sekolah?" Wanita yang bersandar di kepala ranjang rumah sakit itu terkejut saat melihat anak semata wajangnya itu berdiri di depan pintu ruangannya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Anak itu segera berlari ke arah ibunya dan dengan erat memeluk wanita yang sangat ia cintai di dunia ini. Wanita yang telah membuat dirinya bisa melihat dunia ini.

"Eomma, aku mencemaskanmu. Apa yang terjadi? Kenapa Eomma bisa masuk ke rumah sakit hum?" Pria muda yang bernama Park Jungkook itu duduk di kursi di samping ranjang ibunya dan dengan perlahan memegang tangan ibunya. Ia dengan perlahan menggosok tangan yang di balut perban tersebut.

"Aku tidak apa-apa Jungkook-ah. Aku hanya tidak sengaja menumpahkan kopi panas dan sedikit mengenai pergelangan tanganku."

"Tsk, Eomma pasti melamun lagi, 'kan? Apa masih melamunkan appa yang sudah berada di surga?" Jungkook menatap matanya ibunya dengan dalam, dan melihat kegelisahan yang di rasakan oleh ibunya itu. Jongkook tahu, jika ibunya mengalami kecelakaan kecil seperti ini pasti tengah melamunkan ayahnya yang sekarang sudah berada di surga -menurut ibunya- karena Jongkook juga tidak pernah melihat wajah ayahnya. Foto ayahnya pun tidak ada. Yang Jungkook tahu adalah, jika wajahnya sangat mirip dengan ayahnya, itu juga yang ibunya katakan setiap kali Jungkook bertanya tentang ayahnya.

Wanita yang sekarang masih bersandar di ranjang rumah sakit itu tersenyum getir, ia mengangkat tangan anaknya dan mengelusnya dengan sayang. "Aku hanya teringat sedikit tentang appa-mu." Ucap wanita itu jujur. Wanita itu sedikit berkaca-kaca saat teringat pria itu lagi. Kenapa ia sangat susah untuk melupakan pria itu? Dan menghilangkan pria itu selamanya dari pikirannya. Ia tidak ingin bayangan pria itu terus menghantuinya seperti ini. Ia ingin hidup bebas tanpa bayangan itu lagi.

"Apa Eomma sangat merindu--"

"Shinhye, kau tidak apa-apa?" Suara seorang pria yang baru muncul dari arah pintu menghentikan ucapan Jungkook. Pria itu menghela napas beberapa kali. Ia juga berlari seperti Jungkook tadi saat dirinya mendapat kabar jika Shinhye masuk rumah sakit.

Shinhye memutar matanya dengan jengkel. ini pasti ulah Semi. Temannya itu pasti yang menelepon Taecyeon untuk datang ke sini. Shinhye senang karena banyak yang menyayanginya, namun Shinhye tidak ingin menyusahkan Taecyeon seperti ini. Karena pria itu sibuk bekerja, dan dia adalah seorang CEO. Dia pasti sangat sibuk, tapi Semi dengan seenak jidatnya menelpon pria itu. Shinhye menjadi tidak enak, Taecyeon rela meninggalkan pekerjaannya demi dirinya.

"Aku tidak apa-apa, Oppa. Hanya luka kecil." Shinhye menunjukkan perban yang ada di tangannya pada pria bernama Ok Taecyeon itu. Pria yang salalu baik pada Shinhye. Yang selalu ada untuk Shinhye. Bahkan di saat Shinhye mengandung Jungkook dulu. Sebenarnya Taecyeon dan Shinhye sudah kenal lama, mereka adalah teman SMA dulu tapi saat Taecyeon pindah ke London, mereka terpisah dan tidak berkumunikasi lagi. Tapi saat Shinhye pindah ke London 18 tahun yang lalu, Shinhye kembali bertemu Taecyeon tanpa di sengaja dan mereka kembali dekat lagi.

"Oh, sukurlah. Aku benar-benar cemas, Shin. Kau selalu terluka." Taecyeon berjalan ke arah ranjang rawat Shinhye, dan menepuk bahu pemuda yang saat ini menatap ke arahnya. "Kau juga di sini, boy? Kau tidak sekolah?"

Forgive Me! (Sudah Terbit) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang