Part 9

1.1K 206 46
                                    

"APA?" Sialan, Shinhye kembali merasakan keringat muncul di dahinya, menandakan jika ia sedang gugup dan cemas. Demi Tuhan, Shinhye tidak akan rela jika pria ini ingin mengajukan tes DNA. Bagaimana jika pria itu mengetahui jika Jungkook benar anaknya? Jangan sampai Yonghwa melakukannya. Ia tidak akan setuju.

Shinhye bersumpah tidak akan membiarkan itu terjadi. Namun untuk beberapa saat ia terdiam, kembali menatap Yonghwa dengan kerutan di dahinya. Kenapa Yonghwa bisa seyakin itu mengatakan jika Jungkook bisa saja anaknya? Apa  pria itu sudah mengetahui tentang Jungkook?

Tidak mungkin! Yonghwa tidak mungkin mengetahui jika Jungkook adalah putranya.

"Bagaimana Nona Park, apa anda setuju?"

"Tentu saja tidak, lagi pula mana mungkin dia anak anda, sedangkan appa Jungkook sudah meninggal saat Jungkook masih berada di dalam perutku."

Yonghwa terdiam saat Shinhye mengatakan jika ayah Jungkook sudah meninggal. Ia menatap ekspresi wajah Shinhye dengan seksama. Dan melihat jika wanita itu saat ini sedang gugup.

Mencoba berbohong rupanya. Yonghwa membatin, kembali mengeluarkan seringaian andalannya. Seringaian yang selalu di takuti oleh semua orang saat Yonghwa mengeluarkannya. Shinhye pun merasa jijik dengan seringaian itu.

"Oh, appa Jungkook sudah meninggal? Maafkan saya sebelumnya, Nona Park. Tadi saya hanya bercanda." Lagi pula aku akan melakukan sendiri tes DNA itu tanpa sepengetahuanmu. Yonghwa melanjutkannya dalam hati.

"Ah, anda datang, Tuan muda Jung? Dari mana anda tahu saya di sini?" Tiba-tiba Tuan Park menyela percakapan Shinhye dan Yonghwa. Tuan Park yang baru bangun dari tidurnya terkejut saat melihat dua pria yang ada di samping ranjangnya. Ia mengenal wajah dari salah satu pria itu. Pria yang saat ini berdiri di samping cucunya. Pria yang saat ini bekerja sama dengan perusahaan miliknya. Yonghwa, Tuan Park sudah kenal lama dengan pria itu saat dirinya mulai bekerja sama dengan ayah Yonghwa. Karena dulu Tuan Jung sering membawa Yonghwa ke kantor sehingga Yonghwa selalu bertemu Tuan Park setiap ia ke sana.

"Saya hanya ingin menjenguk anda, Tuan Park. Kemarin resepsionis dan sekretaris anda berkata jika anda sedang sakit, sehingga saya berinisiatif untuk datang melihat anda." Oh, Yonghwa kau pintar sekali berbohong. Maksudmu ke sini hanya ingin melihat wanita dan anak itu.

"Terima kasih, Tuan muda Jung."

Yonghwa hanya tersenyum, tangannya lagi-lagi mengelus rambut Jungkook. Ia kemudian melirik ke arah Minhyuk dan mengangguk pada pemuda bermata sipit itu.

"Eomma, aku harus membeli makan dulu di bawah ya? Kita belum makan dari tadi pagi. Sebentar saja." Shinhye menyela, ia hanya tidak ingin terlalu lama berada satu ruangan dengan Yonghwa. Shinhye hanya tidak ingin kembali mengingat kejadian 18 tahun yang lalu, yang bisa membuat ia mengamuk di ruangan ini nantinya. Karena itu ia lebih baik pergi saja.

"Pergilah, Shin. Dan beli juga makanan untuk Tuan Jung dan Minhyuk-ssi." Ujar Nyonya Park, yang membuat Yonghwa dan Minhyuk langsung menggeleng.

"Kami berdua sudah makan tadi, Nyonya Park. Tidak perlu repot-repot."

Aku juga tidak ingin membelinya untuk kalian. Shinhye membatin. Beranjak dari sofa tanpa melihat ke arah Yonghwa. Shinhye hanya tidak ingin melihat tampang pria itu saat ini. Wajah yang selalu memamerkan senyuman pada orang tua dan putranya. Kenapa bisa senyuman Yonghwa bisa semanis itu? Membuat Shinhye cukup terpana.

_______________

Shinhye bahkan tidak pergi ke kafetaria yang ia katakan di ruangan ayahnya tadi melainkan pergi ke taman yang berada di samping rumah sakit.

Forgive Me! (Sudah Terbit) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang