Part 2

1.3K 213 65
                                    

Pagi itu Shinhye tengah di sibukkan memasak makanan di dapur. Ia menoleh begitu mendengar suara derap langkah kaki menuju ke arahnya. Shinhye pun tersenyum saat melihat anak semata wayangnya itu berjalan dengan masih menggosok wajahnya, sepertinya Jungkook baru saja bangun tidur dan langsung pergi ke dapur.

"Pagi, Eomma!" Jungkook berjalan ke arah Shinhye, mencium pipi kanan dan kiri Shinhye sebelum duduk di kursi meja makan. Menunggu ibunya itu menyiapkan sarapan untuknya. Setelah itu ia baru akan mandi dan berangkat sekolah. Itu sudah menjadi kebiasaannya semenjak TK.

"Pagi juga sayang. Oh, apa tidurmu nyenyak tadi malam?" Tanya Shinhye saat meletakkan Pie and Mash kesukaan Jungkook di atas meja, membuat Jungkook berbinar menatap makanan itu. Itu memang makanan favoritnya.

"Sangat nyenyak. Terima kasih makanannya, Eomma." Shinhye tersenyum dan mengangguk. Ia juga duduk di kursi meja makan. Ikut makan bersama dengan Jungkook. Dalam suapannya, Shinhye memperhatikan Jungkook dengan seksama. Shinhye bertanya-tanya kenapa bisa anak itu sangat mirip dengan wajah ayahnya? Padahal Shinhye berpikir, semenjak Jungkook lahir dan bersama dirinya setiap saat wajahnya akan berubah mengikuti wajah Shinhye, tapi tidak, Jungkook dari lahir sampai saat ini wajahnya tetap menyamai wajah ayahnya.

Ya, walau Shinhye akui ia hanya satu kali bertemu dengan ayah Jungkook, itu pun di saat yang tidak tepat dan mengerikan tapi Shinhye masih sangat mengingat jelas wajah pria itu. Bahkan Shinhye masih ingat saat pria itu berbuat jahat padanya. Shinhye menggelengkan kepalanya cepat, tidak ingin mengingat kejadian mengerikan itu. Ia tidak ingin mengingat itu lagi sampai kapan pun, namun di setiap Shinhye ingin melupakannya, bayangan itu selalu muncul di kepalanya. Shinhye sudah mengingatkan dirinya bahwa setelah dirinya berada di kota London ini ia harus melupakan pria itu.

"Eomma!" Shinhye tersadar dari lamunannya saat Jungkook menyebut namanya dengan lantang.

"Ada apa, Jungkook-ah?" Shinhye menatap Jungkook dengan kerutan di dahinya.

"Apa Daddy akan mengantarku lagi ke sekolah?"

"Tentu saja." Bukan Shinhye yang menjawab, tapi pria yang baru saja masuk ke dalam flat Shinhye. Pria dengan setelan jas berwarna hitam dan celana dasar hitamnya itu berjalan ke arah Shinhye dan Jungkook, lalu mengambil tempat duduk di samping Jungkook.

"Dad, boleh aku naik bis saja ke sekolah hari ini?" Jungkook bertanya dengan puppy eyes-nya. Ia hanya ingin mencoba menaiki bis seperti teman-temannya yang lain hari ini. Jungkook ingin merasakan naik itu. Selama ini Shinhye dan Taecyeon tidak memperbolehkan pria muda itu menaiki bis, karena menurut mereka itu berbahaya untuk Jungkook. padahal itu tidaklah apa-apa karena anak itu sudah besar, tidak akan takut jika ada hal-hal jahat yang mungkin terjadi di bis.

Tapi memang dasarnya Shinhye yang terlalu overprotective pada putranya itu sehingga ia hanya ingin Jungkook di antar jemput oleh Taecyeon atau kalau saat Taecyeon sibuk di kantor, Jungkook harus menelpon dulu apa ia di perbolehkan naik taksi, jika ia di perbolehkan maka Jungkook akan naik taksi. Hanya kemarin-lah Jungkook tidak menelpon ibu atau daddy-nya saat ia ingin naik taksi, karena ia sudah terlalu cemas dengan keadaan ibunya di rumah sakit.

Anak itu sangat di manja oleh orang tuanya. Ya, walau Shinhye dan Taecyeon hanya terikat hubungan teman biasa atau bagi Shinhye, Taecyeon hanya sebagai kakak untuknya tapi bagi Jungkook kedua orang itu tetap kedua orang tuanya. Ia akan selalu memanggil Taecyeon dengan panggilan 'daddy'.

"Kau tidak akan berangkat sekolah, Jungkook-ah." Ucap Shinhye cepat yang membuat kedua pria di depannya menatap Shinhye dengan kerutan di dahi mereka.

"Kenapa Eomma?" Jungkook bertanya dengan bingung. Karena selama ini Shinhye tidak pernah mengijinkannya untuk bolos sekolah. Hanya saat Jungkook sakit saja Shinhye baru akan mengijinkan Jungkook tidak masuk sekolah.

Forgive Me! (Sudah Terbit) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang