Katanya kalau udah jadi mahasiswa udah gak upacara lagi. Memang benar, tapi tidak seperti itu juga ferguso. Mahasiswa tetap akan upacara tetapi tidak seperti waktu mengenyam pendidikan sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas maupun sekolah menengah kejuruan yang setiap hari senin wajib mengikuti upacara.
Mahasiswa tetap akan upacara tetapi hanya pada hari nasional, seperti 17 Agustus. Dan saat ini Rere akan upacara 17 Agustus untuk memperingati kemerdekaan bangsa Indonesia sekaligus upacara penerimaan mahasiswa baru setelah selesai mengikuti PKKMB Universitas maupun Fakultas.
Tentu saja ini suasana baru. Bagaimana tidak, hari ini tepat Rere sudah resmi menjadi mahasiswa, almamater berwarna biru sudah ia kenakan dan tampaknya lapangan Untad sudah ramai. Tak hanya mahasiswa yang memenuhi area lapangan, para penjual pun memenuhi, baik penjual siomay, makanan, dan minuman.
"gue udah bosen nih Re, makan siomay yuk?" ajak teman Rere bernama Mita yang mulai bosan. Yang namanya juga upacara pasti cepat bosan sama capek. Apalagi upacaranya lama kebayang gak, gimana capek sama bosannya?
Rere yang mendengar itu hanya memutar matanya malas. Bagaimana tidak, mereka baru saja sampe dan baru juga berdiri dan Mita sudah bosan.
What the hell...
"lo aja yang makan, gue gak. Gue lagi asik nih"
Mendengar jawaban Rere membuat Mita menatapnya dengan tatapan mengimintidasi sambil berkata, "maksud lo lagi asik apa? "
Bukannya takut dengan tatapan Mita, Rere hanya terkekeh dan itu membuat Mita geram.
"Rere, serius ih. Gue gak ngerti, asli. Jangan main kode kodean dong"
Tawa Rere langsung pecah. Setelah puas tertawa Rere langsung menjawabnya, "maksud gue, gue lagi asik liatin cogan, Tuh liat. Yawlaah tamvan banget tau gak" ucap Rere selebay mungkin.
Mendengar itu, Mita menjadi penasaran dan dia melihat arah telunjuk Rere yang diarahkan ke orang tersebut. Setelah menemukannya, Mita langsung melebarkan kedua bola matanya.
Gila, gans banget. Ini mah di atasnya kata cogan, inginku teriak
"Re, kayanya kita batal makan siomay deh. Gimana kita kesana aja? Pura pura lewat gitu. Sekalian ntar gue pura pura nelpon orang biar ke pap tuh cogan, ya, Re?"
Cukup lama Rere menimbang-nimbang keinginan Mita akhirnya ia menyetujuinya. Toh tidak ada salahnya juga dan tidak ada ruginya juga. Malahan untung, bisa liat cogan secara live dengan dekat plus dapet papnya kan lumayan bisa di jadiin wallpaper atau bahkan di jadiin ava di WA.
"Re, lo tunggu sini ya. Gue mau lewat di dapannya biar mukanya ke pap dengan jelas. Okey!"
Setelah mengatakan itu, Mita langsung menginggalkan Rere sendirian di barisan mahasiswa angkatan 16. Sebenarnya Rere paling bosan menunggu, tapi jika menunggu jodoh Rere tidak akan pernah bosan, loh eh!?
Dari pada Rere terlihat seperti seorang anak yang kehilangan induknya lebih baik dia memainkan ponselnya. Tapi kalau boleh jujur, kuota Rere sudah habis dan di ponsel Rere tidak ada game satu pun jadi percuma juga dia memainkan ponselnya.
Tapi bukan Rere namanya jika tidak merasa pura-pura sibuk dengan ponsel pintarnya, padahal yang Rere lakukan hanya membuka pesan lama dari teman-temannya dan membuka galery, begitu terus.
****
Upacara telah selesai namun Rere terlihat kesal. Bagaimana tidak, semua foto hasil pap Mita blur dan tak ada satu pun yang bagus. Ntah apa yang terjadi.
Menyebalkan!
"Re, maafin gue ya. Tadi itu sebenernya udah pas, cuma ada accident gitu, tiba-tiba gue di tubruk sama kakak senior soalnya dia kejengkang"
Tak henti-hentinya Mita meminta maaf tapi Rere hanya menjawab, "ah elo mah gitu, gue udah capek-capek nungguin lo, eh taunya semua papnya nge-blur. Kalau gak bisa, ngomong dong. Ah elo mah, ngeselin" setelah mengatakan itu, Rere langsung meninggalkan Mita.
Bukannya mengikuti langkah Rere, Mita hanya berdiam di tempat dan itu hanya menambah kekesalan Rere.
"lo mau pulang gak sih? Buruan, udah panas nih" teriak Rere dengan lantang.
Rere bisa saja meninggalkan Mita tapi hari ini dia kan nebeng sama Mita ya kali dia pulang jalan kaki. Lagian kalau mesen grab dari Untad ke rumahnya mehol banget. Huft!
Mendengar teriakan Rere, Mita langsung terkesiap dan berlari. Padahal tubuhnya belum siap ditambah lagi dia sedang mengenakan rok span. Alhasil...
Bruk
"Re," ucap Mita lirih "tolongin gue"
Mendengar suara Mita yang tak biasanya Rere langsung membalikkan badan dan...
"bahahahahahaha" bukannya menolong, Rere spontan tertawa dengan keras dan beruntung lapangan tidak seramai tadi. Kalau tidak, Mita bisa malu.
Sakitnya tuh gak seberapa tapi malunya itu loh
"Rere ih, bukannya nolongin malah ngetawain. Tolongin gue Re" jerit Mita sambil tangannya mengambai-ambai bertanda minta di tarik
"iya bawel, ini mah lo Kualat sama gue" sindir Rere meski begitu, Rere tetap menarik Mita. Setelah Mita sudah berdiri, Rere langsung membantu membersihkan rok Mita dengan cara di menepuk-nepuk roknya yang kotor karna debu.
Semarah-marahnya Rere atau sekesal-kesalnya Rere, Rere tetap teman yang baik bagi Mita dan begitu sebaliknya. Semenyebalkan bagaimana pun Mita, bagi Rere, Mita adalah teman Ter. Tergila, tergokil, terambigu, dan ter, terlainnya!
****
09 januari 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI
RandomMereka bilang, berjuang sendirian itu sia-sia. Mereka bilang, mempertahankan sendirian itu percuma. Dan mereka bilang, jika dia sudah pergi meninggalkanmu, kamu juga harus pergi. Tapi yang ku tahu, tidak ada perjuangan yang tidak membuahkan hasi...