Aku mengenalnya sejak pertama kali masuk sekolah. Bukan pertemuan yang menyenangkan memang, tapi cukup berkesan untuk diingat. Kala itu rambutku masih hitam, kulit bersih seperti anak 5 tahun pada umumnya, menggendong tas sambil menggenggam erat tangan Appa yang mengantarku masuk ke gedung besar bertuliskan ‘SM Kindergaten’.
----
Jadi ini yang namanya sekolah. Appa hanya menganturkan sampai gerbang, bicara sebentar dengan wanita yang berjaga di gerbang, lalu masuk kembali ke dalam mobilnya seraya melambaikan tangan padaku. Aku hanya tersenyum dan mengangguk, kemudian beralih pandangan ke wanita yang Appa panggil sonsaengnim tadi.
“ah, siapa namamu? Kamu sangat dewasa, tidak menangis saat ditingal appa” ucap wanita itu sambil berjongkok, menyamakan tingginya denganku. “Annyeonghaseyo, Lee Sungmin imnida” balasku sambil menunduk, “aku sudah janji pada eomma agar tidak menangis hari ini”.
Reaksi yang cukup heboh keluar dari mulut wanita itu, ia bahkan bertepuk tangan dan hampir menyentuh kepalaku untuk memuji, tapi segera aku hindari, “maaf seonsaengnim, ini hari pertamaku. Aku tidak mau terlihat berantakan”. Lagi lagi aku membungkuk, padahal itu hanyalah alasan sebab aku memang sangat tidak suka disentuh oleh orang asing. Seonsaengnim hanya mengangguk sambil tertawa, ia lalu berdiri dan merapihkan pakaiannya dari debu, “namaku Sunny. Panggil aku Sunny seonsaengnim, arachi?”. Untuk kesekian kalinya, aku mengangguk. Ah, aku ingin pulang, eomma...
“cha, Sungminnie, masuklah. Letakkan tasmu di dalam, lalu bermain bersama yang lain. Oh, itu pasti keluarga Cho. Kau masuk sendiri ya, Sungminnie. Seonsaengnim harus berurusan dengan anak itu dan pasti lama. Bye bye” seosaengnim langsung pergi, tanpa melihatku terlebih dahulu apakah aku benar-benar masuk atau tidak. Bagaimana kalau aku malah kabur? Dasar guru tidak bertanggung jawab. Akhirnya aku berbalik dan melangkah menuju pintu gedung. Baru 2 langkah aku berjalan, suara berisik dari arah gerbang kembali menarik perhatianku.
“SHIREO EOMMA! AKU TIDAK MAU BERSEKOLAH! KEMBALIKAN MAINANKU!”
“YA! CHO KYUHYUN! BERHENTI MERAJUK! KAU HANYA BERADA DISINI 3 JAM!”
“Kyuhyunie, ayo kita masuk saja, seonsaengnim akan mengajarkan banyak permainan yang lebih menyenangkan daripada gadget itu lho”
“AISH, SHIREO! KAU ITU BODOH, KAU BAHKAN TIDAK BISA MENULIS NAMAKU DENGAN BENAR SAAT TERAKHIR AKU KESINI UNTUK MENDAFTAR!”
“KYUHYUN! PERHATIKAN UCAPANMU DAN JANGAN BERTERIAK!”
Seonsaengnim membelalak, wajahnya langsung memerah mungkin karena malu. Seluruh anak anak yang tadinya bermain beralih melihat perten gkaran yang juga aku saksikan. Ya, 2 orang dewasa tidak dapat membujuk anak seumuranku, dan anak seumuranku yang berbicara layaknya seorang dewasa. Aku sungguh tidak mengerti.
Aku adalah namja yang sangat mencintai kedamaian, tidak pernah sekalipun hidup dalam kericuhan seperti ini dan suara anak yang bernama Kyuhyun dan eommanya sangatlah mengganggu. Tapi juga penasaran, akhirnya aku kembali ke gerbang tadi dan menyaksikan lebih dekat, melihat putra Cho itu lebih dekat tanpa kehalangan tubuh seonsaengnim. Dia agak lebih tinggi dariku, memakai seragam yang sama, dengan rambut coklat gelap miliknya dan mata coklat senada yang sekarang sedang menghadap gadget di tangan sang eomma. Ah, aku tau apa yang ia pikirkan. Pasti Kyuhyun sedang merutuki nasibnya yang tidak setinggi orang dewasa. Ia bahkan tidak sanggup meraih gadget miliknya. Sungguh kekanakkan.
“YA, EOMMAAAA!-“
Ah, ini tidak akan ada habisnya.. aku ingin mengakhiri kebrisikan yang mereka buat, terpaksa aku menghampiri bocah Cho itu. Berhenti disampingnya, lalu aku tarik ujung seragam kemejanya. Berhasil, ia menoleh padaku, masih dengan raut wajah marahnya. Ah tidak, tidak hanya dia yang menoleh, tapi eomma nya, seosaengnim, dan seluruh penonton.
“kau, kenapa tidak mau sekolah?”
Yap. Ini yang daritadi aku bingungkan. Putra Cho ini sangat bersikeras tidak mau bersekolah, bahkan setelah mainannya diambil. Padahal, sekolah kan tidak akan lama.
“siapa kau? Kenapa ikut campur? Itu kehendakku kan aku mau sekolah atau tidak!”
Ah, kasar sekali.
“Cho Kyuhyun kan? Maaf daritadi aku mendengarkan. Tapi, tenang saja. Kau akan punya teman kok di sekolah ini. aku akan main bersamamu. Kau takut tidak ada yang mau main denganmu kan makanya kau bersikeras menginginkan gadget itu?”
Reaksi yang tidak terduga, Kyuhyun berjengit dan wajahnya memerah sampai ke telinga, sang eomma shock sampai membelalakkan matanya.
Tanpa berkata apa apa, Cho Kyuhyun hanya berjalan melewatiku sambi memungut tasnya yang daritadi tergeletak dibawah. Ia berjalan lurus ke arah gedung sekolah, masih bisa terlihat telinganya yang memerah dari belakang tempatku berdiri. Aku tersenyum puas, merasa bagaikan pahlawan yang telah menyelamatkan seluruh isi sekolah ini dari pertarungan Autobot dan Decepticon. Sadar anaknya telah memasuki pintu sekolah, eomma Kyuhyun langsung memeluk erat tubuh kecilku dan mengucapkan terimakasih bertubi tubi, “tolong jaga anakku ya, ajak main dia. Oh kau sungguh hebat aku ingin sekali kau yang menjadi anakku, bukan makhluk tadi ohmygod siapa namamu, dimana kau tinggal, astaga aku ingin sekali punya anak seperti dirimu oh tuhaaaan lihat wajah ini menggemaskan sekaliii, aku-“
“nyonya, maaf-“ aku sedikit menjauh setelah disentuh, dipeluk, dicium berkali kali olehnya. Yatuhan ini sangat menyebalkan, okay tahan, eomma bilang tidak boleh menunjukkan rasa marahmu di tempat umum. Eomma Kyuhyun langsung menatapku, aku menunduk dalam dan menatapnya lagi dengan senyum andalanku, kuucapkan kata kata tersopan yang eomma ajarkan “aku harus pergi. Maaf tidak bisa berlama-lama. Aku akan bermain dengan Kyuhyunie setiap hari. Jadi jangan khawatir. Kalau begitu, sampai jumpa. Aku harus kedalam” lagi lagi aku menunduk, lalu pergi meninggalkan eomma Kyuhyun yang histeris bersama dengan seonsaengnim. Sayup sayup aku mendengar jeritan mereka secara bersamaan ‘kiyowoooo’ seperti itu. Entahlah.
-----
Dan benar saja. Cho Kyuhyun ini selalu mengikutiku, duduk di sampingku, berjalan dibelakangku, bahkan rak tas dan sepatunya bersebelahan denganku. Hari pertama yang menakjubakan diikuti terus menerus TANPA sepatah katapun. Mungkin Kyuhyun menungguku untuk bicara duluan, tapi aku terlalu malas bicara dengannya mengingat omongan kasar dan nada bicaranya yang sama sekali tidak bisa dihormati. 30 menit lagi kelas akan berakhir, kami akan pulang, dan untuk menunggu bel pulang seonsaengnim memberi kita alat-alat menggambar. Okay, aku suka sekali! Tak perlu waktu lama aku langsung mencorat coret kertas pemberian seonsaengnim. Aku menggambar sekolah baruku lengkap dengan mainan yang ada di halamannya. Kulirik meja sebelahku, dimana Cho Kyuhyun juga tenggelam dalam kegiatannya. Wajahnya sangat serius, matanya bahkan hampir tidak berkedip. Melihatnya seperti ini aku merasa ia bukanlah Kyuhyun yang kekanakkan. Ia bisa serius, berarti dia pintar. Ah, wajahnya juga sangat tampan sepertiku.
“Ne, nama?”
Huh? Apakah Kyuhyun baru saja mengeluarkan suara? Kepadaku?
“siapa namamu? Bukan begitu, seharusnya?” aku mencoba mengoreksi agar terdengar lebih sopan.
Ia nampak berkedip, memandangku, lalu bekerja lagi, “molla. Sama saja.” Jawabnya.
“Lee Sungmin imnida” setelah kujawab, ia hanya mengangguk. Matanya masih fokus menggambar, tapi sambil mencoba mencari topik pembicaraan denganku. Sepertinya dia buruk dalam hal ini. aku melirik kertas gambarnya, tidak terlalu kelihatan, tapi di bagian yang seharusnya diisi nama, malah ia gambar dengan garis-garis aneh. Ah, ini bisa jadi topik pembicaraan, “Ini harus kau isi dengan nama, bukan dengan gambar garis” ucapku sambil menunjuk bagian yang aku maksud.
“ara. Dan itu namaku. Kau tidak bisa baca?” okay, kasar lagi. Tapi raut wajahnya bukan menunjukkan remehan, melainkan kebingungan. Dia benar-benar bertanya, bukan mengejek.
“tapi namamu Cho Kyuhyun, bukankah harus ditulis begini..”aku mencontohkan penulisan namanya dalam huruf hangul, dia nampak terkejut dan langsung berhenti menggambar, beralih menatapku.
“apakah itu benar-benar dibaca Cho Kyuhyun?”
“ya, tentu saja. Dan ini namaku” sekarang aku menunjukkan penulisan namaku dalam huruf hangul juga.
“oh begitu caranya. Ngomong-ngomong Sungmin, ini bukan gambar, ini benar-benar penulisan namaku, tapi dalam huruf china.” Ucapnya sambil menunjuk coretan yang dimaksud. Aku terdiam sambil berpikir, bukankah ini Korea? Kenapa dia menulis China?
Seakan bisa membaca pikiranku, Kyuhyun langsung melanjutkan penjelasannya, “Aish, Appaku orang China. Eommaku orang Korea. Aku tinggal di China selama 2 tahun kemarin, makanya aku hanya belajar tulisan china”.
“tunggu. Berarti tadi maksudmu bahkan seonsaengnim bodoh karena tidak bisa menulis namamu dengan benar, jangan jangan seonsaengnim menulis dengan huruf hangul dan kau bilang itu tidak benar?!”
Kyuhyun memalingkan wajah, menyembunyikan semburat merahnya, “ya aku kan tidak tahu”.
Sungmin tertawa terbahak bahak, bahkan sampai wajahnya memerah. Kyuhyun yang mendengar gelak tawa sungmin langsung menghadapnya hendak berucap kasar, namun tertahan dan malah menatap tanpa kedip wajah Sungmin yang tertawa. Sangat menggemaskan, membuat putra Cho ini melipatkan tangan diatas meja dan menyembunyikan wajahnya yang sangat merah.
“okey, itu tadi sangat lucu Kyuhyun, kau sangat lucu,” Sungmin melipatkan tangannya di atas meja juga, kepalanya menghadap Kyuhyun yang masih bersembunyi. “sekarang kau tinggal dimana? Apakah di cina?
Kyuhyun menggeleng.
“apaaaa di Seoul?”
Kyuhyun mengangguk.
“apaaa dekat dengan sekolah?”
Kyuhyun mengangguk lagi.
“aku juga! Rumahku dekat dari sini. Di Perumahan SJ, nomer 11!”
Kali ini Kyuhyun tersentak, membalikkan wajahnya dan berteriak, “YA! RUMAHKU NOMER 13! Kita-” Kyuhyun tidak bisa melanjutkan kalimatnya. Wajah Sungmin sangat dekat, apalagi wajah terkejut itu yang membuat matanya melebar bulat, dan tumpukan pipi yang disandarkan dilipatan tangannya...BAM! Wajah Kyuhyun kembali merah, sangat merah dan ia harus kembali bersembunyi lagi.
“Kita tetangga, yakan Cho Kyuhyun?” Sungmin menyambung kalimatnya dengan senyuman lebar, gigi kelincinya sangat menggemaskan dan mata bulatnya seperti ikutan tersenyum kepada Kyuhyun. Sembunyi, Cho Kyuhyun, wajahmu panas!
“Kyuhyunie, telingamu sangat merah..”
“AH! SUNGMINIE MENIKAHLAH DENGANKU!”
-Tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
One Hell Of A Neighbour [KyuMin] BxB
FanficLee Sungmin adalah teman masa kecil Cho Kyuhyun. Keduanya telah bersama sejak mereka berumur 5 tahun. Hidup bertetangga dengan sahabat sendiri adalah hal yang menyenangkan. Apalagi kalau saling mencintai.