Entah harus dari mana ku hendak membaca.
Aksara mu mengandung banyak makna.
Telah ku tafsir berkali-kali
Tafsirannya hanya menjadi luka.
Mungkin benar aku tak pandai membaca.
Sudahlah aku muak sudah jengkel, hilang lah semangat api dalam diri.
Tak ingin lagi membaca, membaca aksaramu tak berguna bagiku, untuk ku hanya berupa paksaan yang memaksaku bersembunyi dalam bayang figur idealmu.
Aksaramu terlalu rumit untuk dibaca olehku yang dangkal dan kosong.
Kebenaranya adalah aku tak pernah layak membacamu sia-sia mempelajarimu sebab hasilnya adalah aku harus pandai menjadi aktor.
Aktor multi talekang yang mengorbankan dirinya sendiri untuk menghibur penonton.
Bodohnya aku sudah lama sadar namun tetap berusaha untuk hanyut oleh alurnya.
Sudah ketetapan aku muak dan tak lagi ingin untuk membaca aksarmu.
Sebab aksaraku menjadi tak bermakna dan mati dalam tumpukan buku-buku mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buah Kasih Dalam Renungan Senja
PoetrySetiap jejak langkah adalah pelajaran, semua kenangan(baik-buruk) akan berguna pada waktunya, untuk itu abadikan-lah dan simpan baik-baik agar mudah ditemukan saat dibutuhkan.