Kadang cinta itu seperti anak kecil.
Apa adanya, gak banyak mikir dan alasan.▪▪▪
Setelah jam istirahat, Reihan tidak kembali kekelas. Ia malah bolos dan pergi kewarung kopi yang biasa di jadikan tempat nongkrong ia dan teman-teman gengnya. Kini mereka sedang berunding menyiapkan siasat perang untuk tawuran nanti.
"Berapa orang yang ikut?" tanya Reihan seraya menyesap rokoknya.
"Gue udah hubungin Rafael, katanya semua ikut." Jawab Rangga. Rafael adalah salah satu anggota geng Rison yang beda sekolah.
"Isma sama temen-temennya itu licik, gimana kalau kita kalah?" tanya Arya menatap satu persatu orang di sekelilingnya.
Reihan menatap tajam Arya. Ia mematikan rokoknya sebelum akhirnya bersuara.
"Kalau takut mundur. Kita gak butuh pengecut." Ucap Reihan tajam.
"Udah, gue harap kalian hati-hati aja, jaga diri kalian masing-masing. Kalau ada temen kalian yang kepojok sebisa mungkin bantuin, jangan egois." Ucap Viko yang di balas anggukan kepala oleh mereka semua.
▪▪▪
Sekarang sudah waktunya pulang sekolah. Setelah istirahat, Ayana tidak lagi melihat Reihan. Bahkan pria itu bolos 3 jam pelajaran.
"Ciko." Panggil Ayana saat melihat Ciko keluar dari kelas sembari menenteng sebuah tas yang Ayana yakin kalau itu adalah tas milik Reihan.
"Itu tas Reihan kan?" tunjuk Ayana pada sebuah tas hitam tersebut.
"Hmm."
"Reihannya mana?" tanya Ayana.
"Bolos." Jawab Ciko yang langsung berjalan melewati Ayana begitu saja.
"Reihan suka bolos?" tanya Ayana yang berjalan mengekori Ciko.
Ciko menghentikan langkahnya. Ia berbalik lalu menatap Ayana.
"Reihan bukan cowok baik kayak yang ada di pikiran lo." Ucap Ciko.
"Maksud lo?"
"Gue mau ketemu Reihan, lo mau ikut?" ajak Ciko.
"Emang boleh?" tanya Ayana sedikit ragu.
"Terserah." Setelah itu Ciko kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran.
"Ciko ikut, tungguin!" teriak Ayana yang langsung berlari menyusul Ciko keparkiran sekolah.
▪▪▪
Kini Ayana dan Ciko sudah sampai di sebuah warung kopi yang tidak jauh dari sekolah. Ayana bisa melihat banyaknya motor yang terparkir di halaman depan warung tersebut yang memang cukup luas.
"Ngapain kesini? lo mau ngopi?" tanya Ayana setelah turun dari atas motor Ciko.
"Tunggu di sini, gue panggil Reihan." Ucap Ciko yang langsung berjalan masuk kedalam warung tersebut.
Ciko melempar tas Reihan tepat di pangkuannya. Reihan yang terkejut itu pun langsung menatap tajam kearah Ciko.
"Di luar ada Ayana." Ucap Ciko yang langsung duduk di samping Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Him [HIATUS]
Teen Fiction[REVISI] Di saat sebuah perasaan harus di korbankan demi keluarga. Ayana harus rela melepaskan orang yang ia sayangi demi membantu perusahaan Papanya yang hampir bangkrut. Gadis itu terpaksa bertunangan dengan Arjuna, pria yang sama sekali tidak ia...