IV.
Siapa yang nyangka ternyata malam konferensi pers di mana nama-nama para nominasi diumumkan, adalah sebuah pesta mewah yang padat dengan wajah-wajah pengisi sampul tabloid dan majalah entertainment.
Sebagai cewek yang biasa bergaul sama benda mati di studio atau karakter anime, ini adalah malam yang bisa bikin Hinata linglung. Mau minum, mereka cuma nyediain champagne. Mau makan, kalo nggak menu Eropa, makanannya mentah dan porsinya dikit, gimana mau kenyang? Paling parah, waktu Hinata nyoba nyari temen ngobrol, bapak-bapak banyakan ngerokok, ibu-ibu pada ngegosip sambil ketawa-ketiwi nggak jelas. Tamu yang seumuran, melotot waktu nemu Hinata; cewek yang lagi anget-angetnya jadi bahan gosip karena berhasil bikin Uchiha Sasuke naksir dia.
Ngomongin Uchiha yang satu itu, Hinata jadi inget gimana kelakuan Sasuke yang tiba-tiba berubah. Diajak ngomong, dia diem. Ditanya, cuek. Pas nyampe, Sasuke asik jalan duluan di atas karpet merah sementara Hinata harus rela digandeng Kakashi yang nyantai aja nerima cahaya terang para wartawan yang gila info.
My God, tau gini mah, Hinata milih tidur di rumah.
"Hyuuga Hinata."
Hinata berbalik. Err... nggak ding, di sini aja deh. Abis, mas-mas keren yang pernah Hinata liat di lift baru aja nyebut namanya.
"Itu namamu, kan?" lanjut si Uchiha tampan. Pakaian resmi berwana hitam berkombinasi dengan kemeja polos. Rambutnya seperti biasa ditata simple. Mata gelapnya siap menyihir dengan pesona devil yang juga angelic.
Ruangan dengan langit-langit benderang bercahayakan lampu mewah, nggak berarti apa-apa kalo udah ngeliat Itachi yang nyantai berdiri sambil memegang gelas langsing berisi champagne. Uchiha Itachi, hanya dengan menjadi dirinya sendiri udah segitu kerennya, gimana kalo dia sengaja dandan kayak Sasuke?
"W-weasel-san?"
Kakashi yang masih setia nemenin Hinata karena Sasuke ngilang, ketawa ngakak. Suara ketawanya ketutup lapisan masker hitam. "Weasel? Itachi, kau dengar itu?"
Itachi cuma ngangkat alis kiri, nunjukin kalo dia nggak suka lelucon, apalagi cowok jomblo macem Hatake ngetawain namanya. "Kau di sini, orang-orangan sawah?"
Suara tawa Kakashi langsung mute. Itachi sering manggil dengan julukan 'scarecrow' buat Hatake yang dinamain Kakashi ama bokapnya.
"Kita bukan anak SD, kan?" Kakashi asal nanya.
"Maksudmu?" Itachi mendekatkan tepi gelas champagne-nya ke bibir. Hinata berani sumpah, mata hitam Itachi sempat ngelirik ke arahnya. Cairan berwarna madu itu meluncur di tenggorokan Itachi yang suka memainkan jarinya di gagang langsing gelas saat menikmati alkohol.
"Tidak perlu membuat lelucon kosong seperti tadi," lanjut Kakashi. Kayaknya ada yang kesinggung nih. Itachi langsung sadar maksud kalimat Hatake yang jadi saingannya di bisnis. Kalo Kakashi berprofesi sebagai agen yang mencari bakat juga manajer yang membantu mengembangkan sayap seorang idola di dunia perfilman, Itachi punya tugas hampir sama, hanya saja bidangnya lebih ke musik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Madonna
FanfikceLemot, cupu, nggak populer, itulah Hyuuga Hinata, si seiyuu miskin yang nggak pernah memimpikan nama besar dan hanya bercita-cita hidup mandiri, Tapi, dia malah jadian sama Uchiha Sasuke, si bintang dorama populer yang katanya playboy itu. Ditambah...