Officially SasuHina

8.3K 345 13
                                    

XIV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


XIV.

Sasuke berlutut. Ruangan tempatnya berada sekarang, hampir gelap. Lantai dingin yang menahan beban tubuhnya, hitam. Hinata berdiri di hadapannya, pandangannya yang terharu, menyimpan tanya saat Sasuke mengulurkan tangan kanan dengan kotak mungil berlapis beludru merah.

Lampu sorot kemudian menyirami Hinata dengan sinar putihnya yang begitu kuat. Sang Hyuuga menjadi satu titik terang di antara segala kegelapan.

"Hinata..." Sasuke memulai. Senyum indah Hinata yang malu-malu, menyambut suara Sasuke yang terdengar begitu lembut. "Maukah kau menikah denganku?"

Kemudian cahaya terang mengusir semua warna gelap. Kini Sasuke bisa melihat lantai berkarpet merah yang menjadi pijakannya. Ekspresi Hinata berubah dalam sekejap.

Bukan lagi haru, juga bukan bingung atau terkejut. Ekspresinya... jijik.

Hyuuga itu tak lagi tersenyum, dia mencibir pada sosok Uchiha yang masih berlutut, memohon sambutan untuk uluran tangannya.

"Gimana ya... Sasuke-kun," suara indahnya hilang, berganti suara cempreng yang bikin Sasuke bergidik. "Kamu kere, sih."

Ha?

Bingung, Sasuke memperhatikan mata Hinata yang memandang dirinya dari kepala sampai ujung kaki. Berusaha mencari jawaban, Sasuke pun ikut melihat penampilannya. Bukan tuksedo atau jas mahal berbahan sutra terbaik, tapi baju compang-camping bermerek 'Gembel is the Best'.

"Sorry, Sasuke-kun. Kamu bukan tipeku." Selesai dengan kalimatnya, Hinata perlahan pergi. Langkah kakinya yang pelan, menjauh dari Sasuke yang terpaku di tanah dan tak mampu bergerak. Nggak lama setelah itu, muncul Itachi yang datang dengan mobil mewah. Disusul Kakashi yang nyamperin Hinata dengan menyodorkan karangan bunga. Lalu Kiba, Naruto, dan masih banyak cowok yang teriak-teriak minta tanda tangan dari Hinata.

Sasuke nggak lagi tahu apa yang dia rasain. Gampangnya, dia nggak suka dengan apa yang terjadi. Apalagi, Hinata yang cuek dan nggak peduliin dia lagi.

"HINATA! Jangan tinggalin aku dong...!" Hinata malah masuk mobil bareng Itachi. "H-Hi..." Sasuke berusaha untuk terus teriak, tapi dadanya terasa sesak, seolah ratusan batu menghambat kerja paru-parunya. "Hi... HINATA!" Panik, takut, dan nggak lagi bisa mengendalikan emosinya, Sasuke semakin memperjuangkan eksistensinya.

Masih belum berhasil, Sasuke tiba-tiba merasakan tanah berubah lembek. Dengan mudah, Sasuke kehilangan keseimbangan.

Gue pasti mati. Pasti mati, batin Sasuke.

Yang dia lihat berikutnya adalah kegelapan dan suara dengung panjang.

"HINATA!" teriaknya, untuk yang terakhir kali.

Sekarang, pemandangan berganti total, dari gelap jadi langit-langit kamarnya yang terang. Nafasnya masih sesak, Sasuke sadar, dia nggak punya asma. Jadi, apa yang menjadi penyebab napasnya yang sesak?

My MadonnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang