Love is Pain

3.5K 292 23
                                    

X

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

X.

"Apa? Kissing scene?"

Hinata merasa ada besi berkarat yang tiba-tiba menancap jantungnya. Fatal banget efeknya waktu dia dengar suara Sasuke yang ngomong 'kissing scene'. Hinata sih nggak bego-bego amat untuk ngerti bahwa yang namanya aktor profesional tuh umum banget mendapat adegan kissing. Yang nggak dia ngerti itu cuma satu, rasa sakit yang kayaknya pas banget nusuk ke hatinya. Dari mana datangnya rasa nyeri yang dia rasakan? Nggak dari mata jatuh ke hati, kan?

"Ne, ne, Hinata-chan."

Perhatian Hinata agak buyar waktu Naruto datang dan dengan polosnya nanya banyak hal tentang benda-benda berat yang dia lihat di studio. Hinata yang nggak tau apa-apa cuma bisa nyengir garing plus renyah dan jawab sebisanya. "Gomen, Naruto-kun, aku juga tidak paham."

Kecewa karena rasa ingin tahunya nggak terpuaskan, Naruto segera mengalihkan perhatian. Naruto yang hari itu milih untuk baik hati, nggak mau teman baiknya ngerasa bersalah cuma karena nggak bisa jawab. Lagian, ini juga bukan kuis. "Kayaknya seru ya kerja di dunia perfilman. Mungkin aku bisa punya karir yang bagus di sini."

"Iya."

"Mungkin nggak ya, aku bisa jadi bintang film tenar?" Naruto nyengir bentar sebelum "Ah! Aku mau peran sebagai Ninja yang ceria dan doyan makan ramen!"

"Ano..."

Naruto nengok ke arah Hinata, "Ha? Kau bilang sesuatu, Hinata-chan?"

"Sepertinya sekarang jarang ada orang yang membuat cerita tentang Ninja."

"Iya juga, ya. Pasti nggak laku deh."

Hinata dengan pribadinya yang nggak tegaan cuma bisa ngeles dengan, "Tapi, aku pasti nonton film Ninja jika Naruto-kun yang jadi bintangnya."

"Bener, ya?" Naruto rada ngancem.

"Pasti."

Siapa juga yang nawarin dia main film?

At least, Hinata yang tadinya rada nggak PD karena mikirin adegan kissing pacarnya, bisa sedikit lega karena masih ada Naruto yang ngasih sedikit pencerahan mirip seorang pemuka agama.

"Itu siapa?" tanya Naruto lagi, dengan cueknya dia nunjuk ke arah cewek berambut pirang panjang dengan body semampai. "Cakep banget!"

Beuh! Baru balik PD-nya, sekarang, orang yang tadi ngasih pencerahan malah nurunin lagi level PD-nya Hinata. Konsisten dong, Naruto!

"I-itu... Yamanaka-san." Sama dengan: cewek yang bakalan ngelakuin adegan kissing sama Sasuke.

"Mau kenalan, ah." Naruto nggak lagi nunggu, langkah kakinya yang lebar langsung nyamperin Ino yang lagi diskusi sama Pak Sutradara yang serius ngasih pengarahan.

Dari tempatnya berdiri, Hinata bisa lihat sepasang mata biru Ino yang cantik. Agak sedikit beda dengan mata biru Naruto yang selalu cerah, mata Ino lebih anggun. Seandainya... Hinata juga punya warna di matanya. Hitam kek, cokelat, atau biru yang cantik seperti mata Ino.

My MadonnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang