Naura dan kedua orang tuanya sedang menikmati makan malam bersama. Mulai malam ini Naura kembali tinggal bersama orang tuanya. Tinggalah Mike sendiri di apartemennya, meratapi nasib diri. Akan jodoh, yang sampai saat ini belum jua menghampirinya
Gaya makan Naura yang terkesan tak elegant, menarik perhatian Josh. Putri semata wayangnya itu sudah seperti orang yang sudah tidak makan selama berbulan-bulan, rakus sekali.
"Kaya kucing aja, makan ikan sampai tulang-tulangnya juga dilahap." Cibir Josh, Naura mendelik sinis.
"Jahat banget Daddy, anak sendiri dibilang kaya kucing. Orang Naura cantiknya kebangetan kaya bidadari disamain, sama meong."
"Lebih cantikan meong ketimbang kamu." Muka Naura terlihat merah, begini nasib dirinya punya orang tua yang masih labil. Hampir setiap hari ia jadi bahan olok-olokan Daddynya, maklum saja dari cerita yang Naura dengar. Daddynya itu dulu suka ngebully orang.
"Daddy awas yah! Kalau Daddy nanti udah jadi Kakek peot, Naura enggak sudi ngurusin Daddy! Naura bakalan tendang Daddy sampai benua Afrika." Ucap Naura penuh penekanan, matanya melotot seolah ingin meloncat keluar dari tempatnya.
Josh sedikit bergidik ngeri, membayangkan masa tuanya akan berakhir mengenaskan jika Naura sampai melakukan itu.
"Kamu mau jadi anak durhaka," ucap Josh, ia melirik istrinya yang masih tenang menyantap makan malamnya. Wanita itu seperti tidak terpengaruh sama sekali dengan keributan yang dibuat suami dan anaknya. Istrinya itu memang cuek bebek. Tapi itulah yang menyebabkan Josh tergila-gila pada Kate, sampai Mike sahabatnya sendiri ia tikung.
"Habisnya Daddy yang durhaka duluan sama anak, jadi jangan salahin Naura." Cewek itu tidak terima dirinya disalahkan begitu saja. Josh nampak tersenyum masam.
Ia lalu meringsek mendekati istrinya, "sayang lihat tuh anak kamu, katanya kalau aku sudah tua nanti dia mau nendang aku sampai benua Afrika." Rengek Josh, layaknya anak kecil yang sedang mengadu pada Ibunya.
"Lah kenapa mengadu ke aku. Naura kan anak kamu. Aku cuma mengandung sama lahirin dia," ujar Kate, wanita itu masih dalam mode cuek.
Kate memang tidak akan menanggapi seseorang yang bicara dengannya, jika ia sedang makan. Naura tertawa cekikikan, melihat Josh dikacangi. Anak itu menjulurkan lidahnya, kemudian mengucapkan. Rasain loh, tanpa suara.
*****
Mike yang sedang sendirian di apartemennya tiba-tiba jadi teringat Naura. Kira-kira sedang apa sekarang gadis itu. Mike nampak menghela nafas, barang-barang Naura masih banyak yang tertinggal di apartenennya.
Kenapa aku sekarang memikirkan bocah itu, apa aku kangen dengannya. Batin Mike, siapa sih yang enggak kangen sama Naura, orang dia sifatnya lucu gitu. Mike mengambil ponselnya, ia ingin menelepon Naura. Lagi pula statusnya dengan Naura kan pacaran, meski pun hanya pacar pura-pura.
"Hallo Naura." Sapa Mike, diseberang sana Naura terheran-heran untuk apa si Mike menghubunginya.
"Ada apa om? Tumben lo nelpon gue. Kangen yah?" tanya Naura dengan suara kecentilan. Cap sebagai gadis cabe-cabean memang pantas disematkan untuknya.
"Naura kapan-kapan kita jalan-jalan yuk, nanti gue yang teraktir. Oh iya, biasanya kalo orang pacaran. Si cowok selalu ngasih boneka ke si cewek, Naura mau boneka apa?" Eh tumben nih si om pakai nawarin boneka segala, kesambet apa yak. Batin Naura.
Cewek itu kini tengah cecengesan, sebenarnya ia tidak ingin boneka. Bonekanya sudah banyak, Naura ingin sesuatu yang lain dari Mike.
"Gue enggak mau boneka om, boneka gue udah banyak. Kalau gue minta yang lain boleh enggak?" Naura memilin-milin rambutnya menggunakan jari, seolah Mike kini melihat apa yang tengah ia lakukan.
"Tergantung seperti apa permintaanmu, kalau kamu ingin barang yang murah meriah dan gampang dicari. Pasti gue kasih." Issh, mulai deh si om pelitnya. Lagaknya mau ngasih pacar ini itu, tapi percuma kalau tetap perhitungan. Batin Naura menggerutu sebal.
"Aduh om lo pelit banget, jadi orang jangan perhitungan dong. Lo kan tajir, pastinya lo bisa beliin apa yang gue mau. Jadi orang jangan pelit-pelit om, nanti susah dapet jodoh. Lagian nih Naura kasih tau ya om, seganteng dan setajir apa pun cowok. Cewek enggak bakalan mau sama dia kalau pelit."
Mike memutar bola matanya, ucapan Naura begitu mengena. Selama ini dia memang pelit alias perhitungan, tapi wajar yang cari duit itukan dirinya. Masa dikasih sama orang lain gitu aja, batin Mike membela diri.
"Iya deh, memang Naura mau apa?" tanya Mike, ia menunggu jawaban aneh dari Naura yang berada diujung telepon.
"Gue sih mintanya enggak yang macem-macem, cukup lo beliin gue kalung berlian gue udah senang kok." Sahut Naura enteng, meski Mike punya banyak uang untuk membelinya. Tapi tetap saja dia tidak mau untuk membeli perhiasan mahal itu untuk Naura, sayang duitnya.
"Aduh, Naura itu mahal. Minta yang lain saja, misalnya minta kalung perak kek, yuping, atau kalung imitasi gitu." Mendengar sahutan Mike, Naura rasanya ingin membanting handphonenya.
"Gue maunya perhiasan berlian om, kalau lo enggak mau ya udah kita putus." Mike langsung gelagapan mendengar kata putus dari Naura.
"Jangan putus dong Naura, iya deh. Nanti gue beliin kalung berliannya."
"Nah gitu dong om, makin sayang gue sama loh. Eummchhh....!" Ujar Naura, ia tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya rencana pertama untuk memoroti si Mike berhasil juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naura dan Mike
Любовные романыJodoh memang tidak ada yang tahu, begitu pun dengan Mike yang tak menyangka kalau dia akan berjodoh dengan anak sahabatnya. "Nikah sama daun muda? Anak sahabat yang dulu pernah nikung gue. Mantan pacar jadi mertua, ini hidup gue drama banget." Mike...