Tujuh Belas

5.3K 464 31
                                    

Naura dan si kembar rese menghabiskan sore dengan nongkrong di cafe langganan mereka. Dua minggu lagi mereka ujian. Naura galau tujuan setelah lulus mau ngapain.

"Eh, Naura si om Mike itu orangnya cuek banget. Masa gue setiap kali chat dia, selalu dikacangin," keluh Chika. Naura meminum jusnya buru-buru.

"Wah jual mahal tuh si om. Sama gue enggak kaya gitu."

"Hedeh. Sadar diri Chika mungkin om Mike enggak suka sama lo makanya lo dikacangin," ujar Chiko, Chika langsung menatapnya sinis.

"Cowok enggak usah ikut campur!" Ucap Chika, aura permusuhan menguar dari dalam tubuhnya. Ia memang ada masalah dengan adik kembarnya itu, dua hari yang lalu Chiko dibelikan handphone keluaran terbaru sementara dirinya tidak. Orang tua mereka beralasan handphone milik Chika masih bagus jadi tidak perlu diganti.

"Santai Chik, enggak usah pake urat," Chiko menanggapi kemarahan kembarannya dengan tenang, ia tahu kalau Chika iri dengannya.

"Udah enggak usah ribut. Masa gara-gara om Mike yang udah tua itu kalian berantem. Udahlah Chika kalo om Mike ngacangin lo, cari aja om-om yang lain." Naura belum tahu kalau dua saudara itu memiliki masalah lain. Chika sekejap melupakan masalahnya dengan Chiko.

Cewek itu kembali menatap Naura si pemeran utama cerita kacangan ini, Chika kembali membahas masalahnya dengan Mike.

"Gue udah terlanjur suka sama om Mike. Habis dia tamvan, cool, udah mapan juga. Idaman gue banget itu," ujar Chika, harga dirinya sebagai playgirl yang suka mematahkan hati para lelaki terluka saat dikacangi oleh Mike.

Naura terdiam sesaat, ia teringat dengan lamaran Mike waktu itu. Naura ada ide bagaimana kalau ia jodohkan saja Chika sama Mike jadi ia tidak perlu lagi setiap hari mendengar permintaan Daddynya. Mike juga pasti berhenti menagih-nagih jawaban darinya.

Tapi saat membayangkan kemesraan Chika dengan Mike nanti entah kenapa Naura merasa tidak rela. Bau-baunya sih ada api cemburu. Bagaimana pun Naura sudah kenal dengan Mike dari ia masih bayi. Mike pria tertampan nomor dua setelah Daddynya.

Naura jadi meralat lagi pikirannya yang ingin menjodohkan Chika dengan Mike. Naura berdehem, cewek itu menyisipkan rambut ke telinganya dengan gaya yang tidak ada elegantnya sama sekali.

"Gue dengar cerita dari Daddy gue, om Mike bentar lagi mau nikah," kata Naura, Chika menjerit, lalu kemudian menutup mulutnya dengan muka memerah menahan malu menyadari ia jadi pusat perhatian dari orang-orang di cafe.

"Apa mau nikah? Ee, kalau berurusan sama yang menikah gue mundur deh." Chika menyerah sambil mengangkat kedua tangannya. Naura tersenyum simpul, dalam hati mendesah lega Chika tidak lagi mengejar Mike om ganteng kesayangannya

"Yang penting sekarang itu kita fokus belajar sebentar lagikan mau ujian," ujar Naura sok menggurui.

"Yeii, gue mah udah belajar sejak lama. Maksudnya belajar pasrah saat tidak bisa menjawab soal ujian." Chiko menimpali, beginilah kalau punya teman-teman yang koplak diajak serius malah bercanda.

*****

Naura malam ini menginap di apartemen Mike, ia tidak berani pulang ke rumahnya sehabis menabrakan mobil Josh sampai depan mobilnya jadi penyok. Demi tuhan Naura tidak sengaja melakukannya, ia memang baru belajar nyetir. Iseng Naura mencoba mobil mewah milik Daddynya.

Tanpa disangka ia mengalami musibah mengerikan. Naura pun langsung kabur. Saat berada di apartemen Mike, Naura mengabaikan telepon dan pesan dari orang tuanya.

Ia juga memohon-mohon dengan Mike supaya mau menampungnya dan tidak mengatakan keberadaannya pada Josh dan Kate. Untungnya di apartemen Mike masih ada beberapa bajunya yang tertinggal, jadi ia tidak perlu pusing memikirkan pakai apa setelah mandi.

Mike sekarang sedang menyiapkan makan malam mereka, sementara Naura duduk santai di sofa. Mike melarangnya untuk ikut membatunya dengan alasan gadis itu hanya bisa mengacau.

Naura mengernyit melihat permen karet di atas meja, tanpa pikir panjang ia mengambilnya. "Tau aja kalo gue lagi mau permen." Naura bergumam, ia langsung melahap permen karet itu.

"Naura makan malamnya sudah siap!" Teriak Mike dari dapur. Naura yang perutnya sudah keroncongan langsung menghampiri Mike, ia akan makan sebanyak-banyaknya.

Tanpa malu Naura melahap makanan yang tersedia di depannya. Mike pun nampak acuh karena sudah biasa dengan kelakuan Naura yang seperti itu.

"Sumpah! Gue itu takut banget kalau ngeliat Daddy marah terus mukul gue om. Sakin takutnya gue pengen bunuh diri aja." Mike mendengus melihat tingkah Naura yang menurutnya hiperbol.

"Kalau kamu mati orang tuamu pasti gila."

"Justru kalo gue mati mereka pasti senang om. Secara enggak ada yang ganggu mereka kalo mau ena-ena tiap hari." Naura menyentuh dadanya, mengekspresikan kalau dirinya kini tengah sakit hati.

"Sudah jangan terlalu berlebihan. Bagaimana pun kamu itu anak mereka satu-satunya. Semarah apapun mereka pasti sedih juga kalau melihat kamu mati," ucap Mike sok bijak. Naura memutar bola matanya jengkel, Mike sama sekali tidak memberikan solusi untuknya.

Akhirnya ia memilih diam, dan makan sampai kenyang. Seusai makan Naura pergi menggosok gigi, ia ingin cepat pergi tidur sambil berharap semoga kejadian yang dialaminya kini hanya mimpi buruk.

Mike tidak langsung tidur, pria itu mengerjakam beberapa pekerjaan kantornya dulu. Mike kini hanya memakai celana pendek dan bertelanjang dada sehingga tubuhnya seksinya terlihat menggoda.

Naura yang bersiap untuk tidur merasa ada yang aneh pada tubuhnya, ia mengipas-ngipas tangannya ke dada.

"Om bisa tambahin volume ac nya? Panas banget nih," ujar Naura, Mike mengernyit heran.

"Panas dari mana, sekarang itu sedang hujan coba lihat ke jendela."

"Tapi beneran panas om." Naura mengeluh, sensasi aneh menjalari tubuhnya hingga membuatnya mendesah-desah seperti orang kepedasan. Mike yang curiga langsung menghampiri gadis itu.

Naura menatap Mike dengan binal, ia menarik pria itu hingga jatuh menimpanya. Naura pun melumat bibir seksi Mike dengan ganas. Mike gelagapan sekaligus senang sesaat sebelum ia menyadari apa yang kini terjadi pada Naura.

"Astaga Naura!" Pekik Mike, refleks menjauhi gadis itu. Naura pasti telah mengomsumsi obat perangsang berbentuk permen karet miliknya.

"Aduh om tolongin gue. Panas banget ini." Mike bimbang mau menolak rejeki nomplok ini atau diterima saja dengan lapang dada.

Naura masih belia, gadis ini pastinya masih segelan. Desahan yang keluar dari bibir Naura membuat birahi Mike naik juga. Mike berpikir keras, Naura akan jadi istrinya tidak masalah kalau ia icip sekarang.

lagi pula sekarang atau pun nanti ia juga yang akan melepas segelnya Naura. Kalau terjadi sesuatu pada gadis itu Mike siap bertanggung jawab. Akhirnya setelah beberapa saat berpikir Mike memilih untuk membantai Naura di tempat tidurnya tanpa berpikir lebih jauh mengenai resiko apa yang akan ditanggungnya kelak.





Naura dan Mike Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang