Sepuluh

5.9K 460 24
                                    

Malam minggu waktunya ketemuan sama doi. Mike mampir ke rumah Naura. Mike ingin mengajak Naura jalan-jalan, perayaan anniversary mereka yang ke satu bulan.

"Ciusss, nih om emang lo mau ngajak gue kemana?"

"Ke restoran ternama, yang pastinya banyak menyediakan makanan yang enak-enak," kata Mike, sungguh tawaran yang begitu menggiurkan untuk si rakus Naura. Tapi ketika teringat betapa pelitnya Mike, wajah Naura langsung berubah masam.

"Heleh, gue malah curiga sama lo om. Lo kan pelit, jangan-jangan lo cuma mau ngajak gue makan malam di warteg." Belum apa-apa Naura sudah negatif thinking duluan. Mike tersenyum kecut. Walau pun ia pelit, tapi selama ia ini ia tidak pernah ngajak Naura makan di warteg.

"Om kalung berlian yang gue mau kemarin mana?" Tatapan Naura pada Mike kini seperti seorang rentenir yang ingin menagih hutang. Mike kini cengengesan.

"Sorry Naura. Kalungnya belum ada," kata Mike. Pria itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Gue tuh sebenarnya enggak suka sama orang yang banyak alasan. Contohnya kaya lo ini. Kesel gue sama lo om, gue jadi malas nih jalan-jalan sama lo." Naura membuang muka, sok jual mahal.

"Jangan gitu dong Naura, iya deh gue janji bakalan beliin kalung berliannya buat lo. Tapi malam ini kita jalan-jalan dulu, sekarang inikan lagi malam minggu. Emang kamu enggak bosan ngabisin malam minggu di rumah doang." Mike merayu. Pria mesum itu kini memasang tanpang memelas sungguh tidak selaras dengan penampilannya yang terlihat macho.

"Iya deh, tapi lo janji setelah ini harus beneran ngasih gue kalung berlian." Naura mengajak Mike untuk melakukan pinky promise.

Akhirnya setelah Naura berdandan dengan agak lama, sakin banyaknya dia memakai bedak. Wajahnya kini terlihat seperti ditaburi tepung, sementara pipinya terlihat merah seperti orang yang baru saja ditempeleng bencong sakin banyak mengoleskan blus on.

Sungguh hasil yang tidak memuaskan, Mike terpingkal melihat penampilan Naura. Lipstick gadis itu terlihat menor, sehingga bibirnya seperti orang habis dicium lebah.

"Ya ampun Naura ngapain lo dandan kaya gini, dari pada lo dandan enggak jelas kaya gini mending hapus tu make up."

"Biarin, gue emang sengaja dandan kaya gini. Biar teman-teman gue enggak ada yang kenal, lagian gue malu kalo ketahuan jalan sama om-om. Udah ah yuk kita pergi, sebelum gue ngambek." Ancam Naura, Mike memilih untuk menurut.

Ketika pergi mereka tidak perlu susah-susah untuk meminta izin pada orang tua Naura, karena Kate dan Josh sudah pergi duluan untuk malam mingguan.

*****

Mike benar-benar mengajak Naura untuk menikmati makan malam di restoran mewah. Naura kini tengah curhat dengan Mike mengenai perasaannya dengan cowok yang ia sukai di sekolah.

Cuma Naura yang berani curhat mengenai perasaannya pada cowok lain sama pacarnya, kalau orang lain enggak tahulah berani atau tidak mereka kaya Naura.

"Jadi setelah lo tiga tahun jadi pengagum rahasia dia, baru kemarin lo dapat kesempatan bisa saling bicara?" tanya Mike, Naura mengangguk dengan muka cemberut.

"Terus sekarang lo masih suka sama dia?"

"Iya om, babang Rama yang ganteng itu cinta pertama gue tau enggak," ucap Naura jujur. Mike tiba-tiba merasa panas mungkinkah ia kini tengah cemburu.

"Mulai sekarang sebaiknya lo lupain cowok itu, gini ya Naura. Ibarat kata, nepuk nyamuk aja kita mesti pakai dua tangan, masa cintamu bertepuk sebelah tangan." Wajah Naura berubah masam mendengar ucapan Mike, benar apa yang dikatakan sama si om.

"Tapi gue enggak bisa ngelupain dia."

"Tenang, ada gue yang bisa bantu lo buat ngelupain dia," kata Mike menawarkan diri. Pria itu mengusap rambutnya kebelakang supaya terlihat cool. Niatnya biar Naura kesengsem.

*****

"Naura ikut Daddy sama Mommy joging yuk." Ajak Josh, Naura menggeleng keras. Ia sudah kurus tidak perlu joging segala macam. Naura ingin bermalas-malasan saja di rumah sambil ngemil biar lemak di tubuhnya menumpuk.

"Ogah! Panas ini," kata Naura, sambil mengibas-ngibaskan tangannya seolah benar-benar kepanasan padahal sekarang masih pagi dan udaranya sejuk.

"Ini masih pagi Naura. Panas matahari pagi itu bagus ." Timpal Kate, soal yang namanya olahraga Naura memang super duper malas.

"Enggak mau nanti Naura hitam, lagian nih Naura tuh udah cape-cape tiap hari luluran pake abu gosok biar putih. Masa dibawa berjemur." Kate dan Josh menyerah untuk membujuk putrinya.

"Terserah kamulah. Mommy dan Daddy pergi dulu," ucap Kate, ia mengecup kening Naura begitu pun dengan Josh ia melakukan hal yang sama.

Naura hanya mengedikkan bahunya acuh, baguslah orang tuanya pergi. Ia sementara bisa bermalas-malasan, tanpa harus mendengar ocehan Kate yang menyakitkan telinga.






Naura dan Mike Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang