"Kau yakin??" Satu pertanyaan yang keluar dari mulut sajang-nim, Taehyung mengangguk antusias sekali."Bukankah cara ini lebih bagus, Sajang-nim? Aku bisa lebih dekat dengannya. Dan mengetahuinya secara tepat. Sajang-nim tentu tahu kan, musuh dalam selimut???"
Sajang-nim tersenyum puas, "Bagus. Kalau begitu aku akan memberimu cuti sampai tiga bulan ke depan." Ucap Sajang-nim, membuat Taehyung tersenyum lebar dan mengucapkan beribu terimakasih.
"Ah, setelah ini panggilkan Seokjin untukku." Lanjut Sajang-nim sebelum Taehyung melenggang keluar ruangannya.
—
—
—
Taehyung termangu di mejanya, hari ini terakhirnya dia kerja sebelum cuti dan melepas statusnya sebagai karyawan dispatch.
"Haaaah~"
Seokjin yang kebetulan baru saja kembali dari ruangan Sajang-nim, mengernyit bingung lalu menghampiri Taehyung di mejanya.
"Kenapa dengan wajah kusutmu itu?" Tanya Seokjin, Taehyung mendengus sebelum merapikan kembali meja kerjanya.
"Hyung..." Taehyung terhenti kembali pada aktifitasnya mengemasi barang. Seokjin masih setia menunggu apa yang ingin Taehyung utarakan.
"Ada apa? Kenapa setelah dapat cuti, kau malah seperti ini? Menyedihkan sekali." Cibir Seokjin sembari bersidekap tangan di dada.
"Aku, bingung." Ungkap Taehyung.
"Huh? Bingung?"
Taehyung mengangguk, terduduk lesu di meja kerjanya sambil menopang dagu. "Aku bingung harus memulainya dari mana. Bagaimana caraku untuk lebih dekat dengan Yoongi."
"Astaga! Aku pikir kau sudah mendapat idenya sebelum dengan sumringah masuk ke ruangan Sajang-nim." Ucap Seokjin gemas.
"Hehehe belum." Ucap Taehyung sembari tersenyum kotak. Rasa-rasanya Seokjin ingin menjedukkan kepala Taehyung ke meja, agar normal sedikit otaknya.
—
—
—
Keesokannya Taehyung sudah berdiri di depan kantor agensi milik Yoongi. Tapi ternyata kondisi di kantor agensi saat ini tengah ramai. Taehyung jadi bertanya-tanya, kenapa banyak sekali para pelamar kerja disini.
"Permisi. Apa ada yang sempat aku lewatkan??" Taehyung bertanya pada salah satu gadis yang kebetulan lewat.
"Eoh? Iya. Ada audisi untuk trainee. Jadi untuk itulah kami semua kemari." Jelas gadis itu sebelum akhirnya pergi. Taehyung jelas tidak ingin membuang-buang waktu untuk ikut audisi itu. Bukan karena apa-apa, jatah cutinya hanya tiga bulan. Ingat?
Sementara di dalam, seseorang tengah mendengus kesal pada sosok berkulit pucat di depannya. Yang dengan santainya memainkan ponsel, tanpa menggubris apapun.
"Ini sudah keberapa kalinya Yoongi? Kau membuat semua asisten pribadimu kabur. Kau pecat hanya karena tak sengaja menumpahkan kopi di sepatumu. Dan hari ini, kau membuat asisten yang baru bekerja seminggu, menangis dan memohon padaku agar dipindah ke artis lain."
"Salah dia sendiri. Tidak becus. Aku ingin asisten yang profesional, Namjoon-ah." Kim Namjoon, manager artis yang kemana-mana mengikuti segala aktifitas Yoongi itu kembali berdecak.
"Sore ini kau ada pemotretan. Bagaimana aku mencari asisten pengganti, Huh? Aku tidak ingin menjadi lebih repot lagi, dengan menuruti segala keinginanmu yang merepotkan!" Protes Namjoon sebelum menghela nafas kasar.
"Wendy-ah..."
"Ada apa Namjoon??" Tanya Wendy, coordi noona yang mengurusi segala keperluan Yoongi saat manggung atau pun photoshoot.
"Bukankah di depan ada audisi?" Wendy mengangguk mengiyakan, "Coba kau cari salah satu di antara mereka."
"Baik, Namjoon-ssi."
"Tunggu!" Namjoon menginterupsi sebelum Wendy menghilang dari balik pintu
"Cari kan seseorang yang bertolak belakang dengan Yoongi. Yang cerewet,ceria, dan hiperaktif. Aku ingin lihat, Yoongi yang kesal karena calon asistennya yang tak bisa diam." Wendy terkekeh kecil sebelum mengangguk dan pamit pergi. Sedangkan dari ujung ruangan, Yoongi memicing curiga pada Namjoon yang bicara dengan berbisik.
"Kau merencanakan sesuatu, Namjoon?" Tanya Yoongi curiga. Namjoon menggeleng dengan wajah tanpa dosa.
"Tidak. Aku hanya menyuruh Wendy mencari asisten yang tepat denganmu." Jawab Namjoon enteng.
—
—
—
Taehyung berjalan masuk ke dalam, berniat pergi mencari toilet. Karena saat ini ia sudah tidak tahan lagi untuk segera buang air kecil.
"Duh! Dimana sih toiletnya." Taehyung bergerak gelisah, mencari-cari lokasi toilet yang dekat dengan lobby agensi.
Wendy yang kebetulan melihat gelagat aneh dari Taehyung menghampiri pemuda itu.
"Permisi, apa ada yang bisa aku bantu?" Tanya Wendy halus.
"Aku mencari toilet. Aduh! Duh! Dimana? Dimana toiletnya? Aku sudah tidak tahan!!!?!" Seru Taehyung dan Wendy menunjuk ke arah samping kirinya. Taehyung segera melesat setelah sebelumnya tersenyum kotak dan mengucap terimakasih.
"Aku menemukannya." Seru Wendy lalu mengikuti kemana Taehyung tadi pergi ke toilet.
Taehyung terkejut begitu keluar dari toilet Wendy sudah ada di depannya.
"Noona-ssi... kau,kau mengintipku ya??!" Teriak Taehyung histeris.
"Tidak! Hei! Aduh... mana mungkin juga aku mengintip. Toilet ini kan tertutup, aku perlu denganmu. Kau bisa ikut aku tidak?"
"Huh? Aku?"
"Ikut saja. Ayo~" Wendy segera menarik Taehyung keluar dari toilet, dan membawanya ke ruangan yang Taehyung belum tahu itu ruangan apa.
"Manajer Kim!!!" Wendy berteriak begitu membuka pintu ruangan, Namjoon menoleh dan mendapati Wendy menggandeng seseorang disampingnya.
"Wendy dia..."
"Dia yang akan jadi asisten Min Yoongi!!" Pekik Wendy senang. Dan Taehyung yang tadinya tertunduk, membola terkejut.
Dia tidak salah dengar kan? Asisten Min Yoongi???
-2-
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Dispatch [YOONTAE]
Fanfiction[Done] Dua tahun bukan waktu yang sebentar, untuk seorang Kim Taehyung mengikuti kemana pun Min Yoongi pergi. Keinginannya hanya satu, mendapat satu jepretan foto eksklusif tentang Min Yoongi yang tengah berkencan. "Don't lose your focus, Tae! Siapa...