Satu minggu yang lalu sebelum kekacauan terjadi...Hari itu Yoongi memiliki jadwal photoshoot di sebuah taman, hampir lima jam penuh berdiri dan bergaya dibawah sinar matahari. Sebuah kegiatan yang begitu Yoongi ingin hindari namun karena sebuah tanggungjawab ia harus menahan segala kekesalan.
"Yak, belikan aku minuman dingin." Teriak Yoongi yang baru saja selesai ambil bagian pemotretan, dan masih harus menjalani tiga sesi lagi. Namun karena cuaca sangat terik, sang fotografer memberi jeda istirahat setengah jam kedepan.
Taehyung berlari kecil ke arah Yoongi sembari membawa es amerikano favorit sang artis. "Ini hyung."
"Cuaca panas,aku butuh kipas!" lagi-lagi Taehyung memenuhi apapun yang Yoongi minta dan butuhkan. Benar-benar totalitas sekali, padahal dirinya kini tengah menyamar.
Namun kesabaran Taehyung juga ada batasannya, apalagi ketika Yoongi seenaknya meminta ini dan itu, tanpa henti. Membuat Taehyung jengkel dan kehabisan tenaga, jadi yang kini dia lakukan adalah mengistirahatkan kakinya sembari duduk dibawah pohon rindang.
"Taehyung!!" Yoongi berteriak untuk kesekian kalinya, namun Taehyung pura-pura tidak mendengar. Biarkan saja dulu, dirinya juga butuh istirahat.
"Yak, aku memanggilmu sejak tadi." Gerutu Yoongi yang menghampiri Taehyung di bawah pohon. "Kau tidak mendengar panggilanku?"
Taehyung mendengus, mengibas-ibas bajunya kegerahan. "Aku dengar."
"Kenapa tidak menyahut?"
"Malas."
"Kau minta aku pecat?!"
"Aku lelah hyung~" Taehyung merengek, sedang Yoongi menatapnya datar. "Hyung menyuruhku begini begitu. Minta ini itu, aku lelah. Kaki ku pegal dan aku juga lapar." Sungut Taehyung mencebik kesal.
"Itu sudah tugasmu, bocah."
"Haish.. aku malas. Kalau hyung bisa melakukannya sendiri, kenapa harus aku?" tanya Taehyung yang memegang teguh prinsip 'Jika orang lain bisa, kenapa harus dirinya'.
"Oh baiklah. Padahal aku ingin memintamu membeli steak dan juga minuman manis di restoran seberang—,"
Taehyung melonjak didepan Yoongi, "Oke. Dimana? Aku hanya tinggal mengambilnya kan?" lalu tersenyum lebar sembari menengadahkan tangan meminta uang. Yoongi berdecak lalu mengeluarkan kartu kredit dari dalam dompet.
"Oh, kalau begitu aku bisa pesan yang lain. Hehehe..." Setelahnya Taehyung kabur tanpa menunggu persetujuan Yoongi.
"Yak!!" Yoongi berdecak, menghela nafas kecil. "Kenapa dia selalu membuat kepalaku pening, astaga."
"Yoongi." Panggil Seulgi yang membawa beberapa potong pakaian ditangan, "Ada seseorang yang mencarimu."
"Siapa?"
"Tidak tahu. Dia tidak menyebutkan nama, dia bilang hanya ingin bertemu denganmu sebentar."
Yoongi diam, membuat Seulgi gemas bukan main. "Pergi dan hampiri saja. Aku rasa itu sesuatu yang penting mengingat dia membawa sebuah amplop coklat ditangan." Yoongi mengangguk sebelum akhirnya pamit untuk menemui seseorang yang Seulgi sebutkan.
Sementara Taehyung tengah mengantre untuk mengambil pesanan makanan. Bahkan dengan kartu yang Yoongi beri, Taehyung dengan kurang ajarnya memesan beberapa camilan ringan untuk dirinya sendiri.
"Hitung-hitung sebagai ganti rugi dia memperbudakku seharian ini." dengus Taehyung sebelum dengan senyuman lebar menyerahkan kartu tersebut ke kasir, setelah pesanannya selesai dihitung.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Dispatch [YOONTAE]
Fanfiction[Done] Dua tahun bukan waktu yang sebentar, untuk seorang Kim Taehyung mengikuti kemana pun Min Yoongi pergi. Keinginannya hanya satu, mendapat satu jepretan foto eksklusif tentang Min Yoongi yang tengah berkencan. "Don't lose your focus, Tae! Siapa...