Yoongi POV—Setelah pulang dari photoshoot aku benar-benar merasa lelah. Namun, sudah hampir dua jam aku merebahkan diri di atas ranjang, mataku tetap tak merasa kantuk.
Ku lirik jam di atas nakas, pukul empat pagi. Dan aku belum merasakan kantuk? Hebat.
Merasa bosan, aku memilih keluar kamar. Dan sialnya lagi, perut ku lapar. Aku yakin sekali aku masih memiliki cup ramen dilemari dapur. Jadi aku putuskan untuk membuat ramen. Namun begitu aku membuka lemari, tidak ada satu pun cup ramen yang tersisa.
"Sial."
Jadi aku putuskan untuk keluar apartement, dan pergi ke minimarket seberang. Aku tidak ingin mati konyol karena kelaparan.
Benar kata orang, jika sedang lapar makanan apapun akan terasa enak. Bahkan aku menghabiskan tiga cup ramen. Namjoon akan memarahiku jika dia tahu, aku terlalu banyak mengkonsumsinya.
Selesai dengan ramen, aku memilih merokok didepan minimarket sebelum aku kembali. Tanpa terasa, pagi begitu cepat datang. Saat ku lirik jam di pergelangan tangan, ternyata sudah jam setengah enam pagi.
Dan aku mulai mengantuk saat ini. "Aku harus minta Namjoon hari libur. Aku butuh kencan seharian dengan kasurku."
Begitu aku sampai di lantai tiga, dimana letak kamar apartement berada. Aku melihat seseorang tengah berdiri didepan pintu. Dan aku merasa familiar dengannya, seorang pemuda dengan surai merah menyala terang.
Ah, aku ingat sekarang. Dia asisten baru yang Namjoon beri untukku. Tae...hyung? Aku rasa itu namanya, jika aku tidak salah.
Jadi, aku mulai berteriak memanggilnya. "Hoii bayi, apa yang kau lakukan???"
Yoongi POV end.
—
—
—
Taehyung bergerak gelisah duduk di meja makan, di seberang ada Yoongi yang juga terdiam memperhatikannya.
"Jadi..." Taehyung mendongak, menunggu apa yang akan Yoongi bicarakan dengannya saat ini.
"Aku benci orang yang merepotkan." Tutur Yoongi jujur,
"Aku tahu hyung. Seulgi noona sudah memberitahu." Yoongi terlihat mengangguk malas. Sebenarnya bukan gayanya untuk bicara bertele-tele dengan Taehyung.
Tapi, karena Taehyung itu lebih muda darinya. Yoongi tidak ingin membuat bocah ini takut atau merasa tidak enak hati. Saat Yoongi memberi pengertian.
"Dan aku benci orang yang ceroboh." Taehyung mendengus, mau sampai kapan acara talkshow dadakan ini berlangsung.
"Ya."
"Dan aku juga benci bocah," Taehyung mendelik ke arah Yoongi, "Sepertimu." Taehyung menggigit bibir bawahnya kesal.
"Aku. Tahu. Hyung." Ucap Taehyung penuh penekanan. Yoongi tersenyum sinis, entah kenapa hatinya merasa senang melihat Taehyung sekesal ini.
"Dan aku yakin, kau hanya akan betah seminggu jadi asistenku." Setelah bicara seperti itu, Yoongi beranjak dari meja makan menuju kamar.
Taehyung meremat-remat jarinya hingga bunyi 'krek' terdengar, "Baiklah. Kau akan lihat, seberapa gila Kim Taehyung ini. Dua tahun Yoongi... dua tahun aku bertahan mengejarmu. Dan kau dengan seenak retseleting mu yang turun itu, bicara mudah?? Huh. Aku tidak akan mensia-siakan kesempatan ini. Sampai kelubang hidung Hitman sajangnim pun akan aku susul." Gerutu Taehyung kesal.
"SATU JAM LAGI AKU ADA PEMOTRETAN!!! SIAPKAN SEMUANYA, BOCAH!!!" Yoongi berteriak dari dalam kamar, membuat Taehyung kembali menggeram kesal.
"Ndee, Yoongi-ssi. Keinginanmu adalah perintah bagiku." Jawab Taehyung lembut, berlagak seperti dayang jaman dinasti Joseon.
—
—
—
Semua staff di buat kesal karena sejak tadi Yoongi terus berteriak marah. Yang ini kurang pas lah, make-up nya terlalu tebal lah. Dan semua staff hanya sanggup menghela nafas lelah.
"DIMANA KOPI KU???" Yoongi kembali berteriak setelah lima menit tadi ia diam.
"Taehyung belum kembali. Dia yang membelinya untukmu." Wendy menyahut ditengah-tengah kesibukannya mengurus wardrobe.
Yoongi berdecak kesal, "SURUH BOCAH LELET ITU KEMARI!!!" Masih berteriak marah, Yoongi meminta Seulgi yang kini tengah memoles kembali wajahnya.
Seulgi mendengus, menepuk sedikit kasar saput bedak kewajah Seulgi. "Yak!!" Seulgi melotot marah.
"Apa?!?"
Yoongi memilih bungkam, membiarkan Seulgi merapikan kembali make-up nya.
...
Taehyung berlari dari kedai kopi menuju lokasi pemotretan Yoongi—taman kota. Di tangannya ada cangkir kopi yang masih hangat pesanan Yoongi.
"Astaga! Yoongi akan marah, dan kupingku akan panas mendengar ocehannya selama satu jam penuh." Gerutu Taehyung di sela-sela dirinya berlari.
Begitu sampai, Taehyung segera mencari keberadaan Yoongi.
"YAK!!!" Taehyung terhenyak, suara marah Yoongi terdengar keras sampai ditempatnya berdiri.
Yoongi tengah memarahi salah satu staff karena tidak sengaja menginjak kakinya. Taehyung menelan salivanya kasar, tiba-tiba dirinya jadi gugup.
Tidak mungkin kan kalau Taehyung takut dengan Yoongi. Taehyung merasa aura dominan Yoongi terlalu kuat. Hingga Yoongi mendapati Taehyung yang masih tegap berdiri di tempatnya.
"YAK BOCAH!! KEMARI KAU!!!"
—4–
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Dispatch [YOONTAE]
Fanfiction[Done] Dua tahun bukan waktu yang sebentar, untuk seorang Kim Taehyung mengikuti kemana pun Min Yoongi pergi. Keinginannya hanya satu, mendapat satu jepretan foto eksklusif tentang Min Yoongi yang tengah berkencan. "Don't lose your focus, Tae! Siapa...