Dispatch : 09

4.6K 716 107
                                    



"Dan karyawan terbaik tahun ini diberikan kepada...Kim Taehyung." Semua orang yang ada diacara penghargaan perusahaan itu bertepuk tangan riuh, memberi ucapan selamat bertubi-tubi kepada Taehyung.

"Cih, dia mendapatkannya berturut-turut selama tiga tahun ini."

Seseorang menepuk pundaknya, "hei, jangan bicara seperti itu. Taehyung pantas mendapatkannya, dia memang wartawan yang patut di acungi jempol." ucap seorang wanita sembari tersenyum menatap pria yang kini memandangnya datar.

"Memang tidak ada karyawan lain apa?" decihnya tak suka, wanita itu mengernyit bingung lalu terkekeh kecil.

"Kau cemburu karena bukan kau? Ayolah... Sebelum Taehyung bergabung disini, kau sudah mendapatkan penghargaan itu hampir setiap tahunnya."

"Ya memang. Sebelum Taehyung itu datang dan menghancurkan segalanya." Jawab lelaki itu sebelum berlalu meninggalkan, sementara wanita yang sejak tadi diajaknya bicara hanya mengangkat bahu acuh.

--

--

--

"Hei, mau kemana?" lelaki itu terhenti sesaat saat Seokjin menghentikannya tepat diujung belokkan.

"Ke ruang Sajang-nim. Aku ingin memberi laporan soal boygroup yang akan kita liput secara eksklusif." Seokjin mengangguk sebelum kembali masuk kedalam ruangan. Sementara lelaki tadi melanjutkan jalannya untuk menuju ruangan sang bos.

"Aku akan diam-diam menyamar sebagai karyawan di agensi Min Yoongi. Bagaimana menurut Sajang-nim?" tangan itu hampir saja membuka pintu lebar, jika suara Taehyung tidak menyapa pendengaran lebih dulu.

"Kau yakin?"

"Bukankah cara ini lebih bagus, Sajang-nim? Aku bisa lebih dekat dengannya, dan mengetahuinya secara tepat. Sajang-nim, kau tahu kan musuh dalam selimut?"

"Bagus. Kalau begitu aku akan memberimu cuti sampai tiga bulan ke depan..."

"Apa yang sedang kau lakukan, di sini?" lelaki itu terperanjat begitu salah satu teman kerjanya memergoki dirinya tengah menguping pembicaraan sang bos dan Taehyung.

"T-tidak ada. Ayo, kembali..." lelaki itu menarik pergelangan tangan teman wanitanya. "Hei, aku ingin bertemu Sajang-nim." Protes wanita itu, karena temannya ini menariknya tiba-tiba.

"Nanti saja."

--

--

--

"Eng, sepertinya aku pernah mengalami kejadian barusan?" gumam Hyojung. Begitu ia menoleh kembali ke belakang, Jimin sudah tidak terlihat oleh pandangannya, "ah,molla.." ucap gadis itu mengendikkan bahu acuh.

Jimin mengumpat didalam toilet, kenapa disaat mengalami kejadian yang penting selalu saja Hyojung memergokinya. "Sialan." Desisnya sebelum ia membilas wajah dengan air yang mengalir dari keran.

Taehyung menatap kosong layar tivi yang menyala, dimana masih banyak media yang memberitakan tentang dirinya. Seketika airmatanya kembali menetes, ia tidak merasa sehancur ini. Taehyung sendiri masih lah belum mengerti akan perasaannya sendiri, ia menangisi hal apa?

Toh dirinya menyadari, bahwa hal seperti ini akan terjadi cepat atau lambat. Tapi kenapa tetap saja Taehyung merasa terluka, apalagi mengingat Yoongi yang begitu marah padanya.

Ah benar, Min Yoongi. Laki-laki itu... apa mungkin karena Yoongi? Tapi kenapa? Jika boleh jujur, Taehyung tidak ada perasaan yang berbau hal-hal romantis jika itu dengan Min Yoongi. Tidak ada sekalipun dalam pikirannya ia menyukai lelaki lempeng dengan mulut pedas itu.

✔️Dispatch [YOONTAE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang