Raka tak bisa menahan rasa kantuknya dikelas. Dua hari ini dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia masih terbayang dengan kejadian malam itu. Bagaimana bisa temannya sendiri melakukan itu padanya. Kalaupun ada orang yang mau melakukannya, harusnya yang Raka inginkan itu cewek, bukan cowok.
Raka berusaha memejamkan matanya. Namun bayangan kejadian malam itu membuatnya tersentak kembali. Jantungnya berdegup kencang, seperti saat Karyud memberinya sebuah stempel merah di lehernya. Sekarang Raka harus lebih meninggikan kerahnya agar tidak ada orang lain yang melihatnya. Raka kesal setengah mati karena bekas ini tak kunjung hilang. Raka kembali memejamkan matanya lagi. Namun bukan hanya bayangan Karyud yang ada saat memejamkan matanya, kali ini Raka mendengar suaranya. Samar namun Raka bisa mendengar ucapan Karyud.
"Maafin gua" Suara itu mengusik hati Raka untuk tidak membuka matanya.
"Yud??" Raka menoleh kebelakang, kearah bangku Karyud. Namun bangku itu kosong, tidak ada Karyud disana. Seisi kelas serentak menatap Raka. Kegiatan belajar masih sedang berlangsung. Namun kelas menjadi bertambah hening setelah seisi kelas melihat Raka.
"Ada apa Raka?" Bu Sekar yang sedang mengajar bersuara kali ini.
Raka melihat sekeliling, masih mencari Karyud. Namun dia ingat Karyud tidak masuk sekolah sejak kemarin. Atau mungkin semenjak kejadian itu.
"Nggak bu, nggak ada apa-apa" Raka kembali menatap buku tulisnya.
Bu Sekar tersenyum, lalu kembali melanjutkan kegiatan mengajarnya. Semua siswa pun kembali fokus pada materi yang disampaikan Bu Sekar. Kecuali satu anak, dia masih memperhatikan Raka. Dia merasakan ada sesuatu yang terjadi dengan Raka, dan sesuatu itu berhubungan dengan Karyud.
*******
Raka masih gelisah di bangkunya. Dia merasa bersalah karena telah mengusir Karyud saat itu. Mungkin jika Raka tidak mengusirnya Karyud akan masuk seperti biasanya. Tunggu dulu.. Harusnya Raka gembira saat ini. Tidak ada yang mengganggunya lagi. Dia harus menjalani hidup sampai Happy Ending. Tapi sekarang? Dia tidak merasakan senang sama sekali. Hidupnya menjadi terlalu hampa. Raka merasakan... Kesepian...
Entah mengapa tidak ada Karyud yang mengganggunya akan berdampak besar pada hidup Raka. Hatinya tidak baik-baik saja selama Karyud tidak hadir di kelas. Mungkin karena kejadian malam itu. Harusnya Raka yang marah, kenapa Karyud yang menjauh? Apa Karyud membuangnya? Setelah Karyud mendapatkan apa yang dia inginkan dia membuang Raka begitu saja? Membayangkan punggung Karyud yang menjauh saja membuat hati Raka sakit.
"Rak.. Raka.. Rak... Woi!" Suara itu membuyarkan lamunan Raka. Saptia!
"Hah? Eh.. Kenapa Sap?"
"Harusnya gua yang nanya gitu.. Elu kenapa nangis?"
Raka meraba ujung matanya. Basah.. Raka tak menyadari dia meneteskan air mata daritadi.
"Eh.. Nggak gaada apa-apa. Kangen rumah doang"
Nggak.. Dia kangen Karyud
"Kirain kenapa.. Rumah asli lu emangnya dimana?" Saptia masih bertanya.
"Di Solo"
"Wih lumayan jauh tuh"
"Iya lumayan sih"
Hening.. Mereka berdua terdiam. Hingga Raka memberanikan diri untuk bertanya sekarang.
"Karyud.. Gimana kabarnya?" Raka mencoba bersikap tenang. Dia tak mau terlalu mencurigakan saat bertanya.
"Eh, gua juga mau tanya elu padahal. Kirain elu tau"
"Maksudnya?"
"Ya kan elu deket banget ama Karyud. Meskipun elu murid baru tapi si Karyud nempelin elu mulu"
"Oh.. Itu.. Ya.. Karyud kan emang aneh" Bodohnya Raka menjadi tergagap.
"Iya juga sih.. Yaudah deh kalo gitu. Ntar gua tanya sepupunya aja"
"Tanya sekarang aja!" Kali ini Raka bersemangat.
"Eh?"
"Iya tanya sekarang aja.. Biar gua bisa jenguk sekalian"
"Iya deh gua telpon sepupunya entar. Kalo udah dikabarin ntar gua chat elu. Oh iya gua belom punya nomer Hp lu" Saptia menganggukkan kepalanya mantap.
"Awas kalo sampe lupa"
"Iyaaaaa duh gustii untung lu cakep. Kalo nggak udah gua banting elu Rak"
Bersambung
Maaf yaaa baru bisa post sekarang.. Banyak tugas UAS yang gabisa ditinggalkan :)
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet HIM
RomanceKaryud? Maksudnya anak paling usil satu sekolah? Siapa yang tidak kenal dengan anak ini. Tanpa keusilannya disekolah pun anak ini sudah bisa terkenal dengan wajah tampannya yang bisa meluluhkan hati wanita sekali kedip. Tapi hidup Karyud seolah berp...