Part 11: Menjauhlah

3.4K 289 4
                                    

Kesabaran Raka diuji kali ini. Karyud kerap membuntutinya kemanapun dia pergi. Semakin Raka menghindar, Karyud akan semakin menempelinya. Raka tidak suka Karyud menjadi seperti itu. Pertama, Raka masih kesal pada Karyud. Kedua, karena tingkah Karyud yang seperti ini mereka berdua menjadi pusat perhatian seisi sekolah. Hingga akhirnya mereka berdua terdampar di kantin sekolah.

"Lu bisa nggak berhenti ngikutin gua?" Raka kembali pada mode judesnya.

"Kalo gua berhenti ngikutin lu, lu mau maafin gua?"

"Setelah gua maafin elu, lu kudu menjauh dari hidup gua"

"Mana bisa kaya gitu"

"Sebutin alasan kenapa lu harus nempel ke gua"

"Gua sayang el.. Hmmpff.."

Raka bergegas menutup mulut Karyud dengan tangannya. Raka tidak percaya anak ini hampir mengatakan hal yang tidak wajar apabila dilontarkan pada sesama jenis didepan umum. Karyud benar-benar gila.

"Lu punya otak kaga sih? Jangan ngomong kaya gitu disekolah. Kalo sampe gosip kaya gini nyebar gimana? Mau lu dibully seumur hidup?" Raka mengecilkan suaranya namun tetap dengan nada emosi.

"Gua ga peduli, asalkan gua bisa bareng elu. Itu aja udah cukup buat gua"

"Trus setelah bisa bareng gua, lu bakal balik lagi godain cewek-cewek lain kan?"

"Gua cuma butuh elu"

"Trus kemaren sama Saptia di kelas itu apa? Ngapain muka kalian sedekat itu?" Emosi Raka mulai meningkat.

"Kan gua udah bilang berkali-kali kalo lu cuma salah paham. Bentar.. Lu cemburu?"

SKAKMAT!

Emosi Raka berganti dengan bingung. Kenapa Raka harus marah pada hal itu? Kenapa Raka merasakan sakit ketika melihat pemandangan itu? Raka tidak memiliki hubungan apapun dengan Karyud. Dan dia juga tidak mungkin jatuh cinta pada Karyud. Lalu kenapa setiap bertemu Karyud pikirannya menjadi kacau. Kenapa Raka merasakan panas ketika Karyud bersama dengan orang lain? Kenapa dia menjadi egois dan ingin Karyud menjadi miliknya? Raka benar-benar menjadi manusia plin-plan sekarang ini.

Bel masuk berbunyi, Raka bergegas berlari menuju kelas. Dia masih tidak menjawab pertanyaan Karyud sebelumnya dan mencoba melupakan hal itu. Tentu saja Karyud masih mengikutinya dibelakangnya. Raka sudah lelah dibuntuti, dia menghentikan langkahnya dan menoleh kearah Karyud.

"Lu nggak capek ngikutin gua mulu?"

Karyud hanya menggelengkan kepalanya dengan wajah datar. Raka menghela nafasnya sejenak melihat tingkah Karyud.

"Gua nggak suka dibuntutin. Kalo emang lu mau ngikutin gua, jalan disamping gua"

Seketika wajah Karyud menjadi lebih ceria dan melompat kesamping Raka.

*************

Karyud berlari kearah Raka, sekolah dipulangkan lebih awal karena guru-guru sedang rapat.

"Rak.. Rak!"

Raka mengepalkan tangannya geram saat anak itu memanggilnya.

"Panggil nama gua yang bener. Gua bukan rak sepatu!"

Anak yang daritadi memanggilnya itu hanya cengengesan. Kemudian dia menarik Raka ke belakang sekolah. Raka hanya mengikuti langkah Karyud yang menariknya.

"Mau ngapain disini?"

"Gua mau ngomong sesuatu"

"Lah ngomong ditempat tadi kan juga bisa"

"Lu nggak suka kalo gua ngomong aneh-aneh ke elu didepan banyak orang kan. Makanya gua bawa lu ke tempat sepi"

"Mau ngomong apa?"

"Gua sayang sama elu"

Raka menghela nafasnya sejenak, kemudian kembali berbicara.

"Iya gua tau kok, lu udah sering bilang gitu ke gua"

"Ada satu lagi. Gua tau ini terlalu cepat, tapi gua udah membulatkan tekad gua. Dan gua gabakal mundur lagi. Meskipun dimata banyak orang nanti bakal banyak hinaan, gua bakal jalanin terus bareng elu"

"Maksudnya? Lu ngomong apa sih?" Raka semakin dibuat bingung dengan tingkah Karyud yang sulit ditebak.

"Lu mau nggak jadi pacar gua?"

"Hah!?"

Bersambung

When I Meet HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang