Karyud tertidur disana, setelah menjalani operasi yang panjang. Raka hanya bisa menatapnya sambil menggenggam erat tangan Karyud. Pemikiran Raka sedang dipenuhi banyak hal. Kalau saja Raka menerima tumpangan dari Karyud, semua ini tidak akan terjadi. Karyud tidak akan membuntutinya dan terkena luka dari pisau preman itu. Raka sibuk menyalahkan dirinya sekarang. Setelah mendengar kabar Karyud dioperasi, orang tua Karyud bergegas menuju rumah sakit dan sedang dalam perjalanan.
"Hei, bangun.. Mau sampai kapan lu tidur kaya gini?"
Karyud masih menutup matanya.
"Lu nggak kasihan ama gua yang kelimpungan sekarang?"
Karyud masih diam.
"Kenapa lu harus menderita gara-gara gua? Apa emang gua pembawa sial?"
Karyud belum bangun.
"Mulai sekarang, lu bebas mencintai gua. Gua milik lu sekarang. Tapi gua cuma minta satu dari elu, jangan pernah terluka lagi kaya gini"
Karyud belum kunjung sadar.
"Inget gak pas pertama kali kita ketemu? Lu nggak sengaja nabrak gua, dan itu pertama kalinya gua kenal sama seseorang dan langsung jadi musuh gua. Tapi sekarang? Takdir malah berkata lain dan kita malah sedekat ini"
Raka sudah tak kuasa membendung air matanya.
"Pas pertama kali lu cium gua. Itu ciuman pertama gua dan gua kesal banget sama elu udah ngerampas ciuman pertama gua. Dan sekarang gua malah bersyukur kalau orang yang cium gua waktu itu elu"
Raka mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Karyud.
"Pas elu menghilang setelah gua usir. Gatau kenapa gua ngerasa bersalah banget seumur hidup gua. Dada gua sesak pas elu menjauh begitu aja. Akhirnya gua cari elu, dan gua bersyukur bisa ngelihat elu lagi disana"
Satu air mata lolos dari mata Raka.
"Oh iya, gua belum ngasih jawaban dari pertanyaan elu sebelumnya. Jawaban gua iya.. Gua mau jadi pacar lu Yud"
Karyud masih terpejam.
"Kenapa lu masih gamau bangun? Lu seneng ya nyiksa gua"
Raka merebahkan kepalanya diatas tangan Karyud. Dia menangis dalam diamnya, berharap Karyud membuka matanya kembali. Tanpa disadari sang pemilik tangan yang daritadi terpejam tersenyum dan menatap Raka yang merebahkan kepalanya. Rupanya Karyud berhasil mengerjai Raka dan menang telak.
Bahkan menjadi pemenang hatinya.
"Jadi kapan mau kencan?"
Raka tersontak dan menatap anak yang terbaring di kasur didepannya itu.
"Lu ngerjain gua?" Wajah kusutnya berubah menjadi kesal seketika.
"Kalo gua nggak pura-pura gini emangnya lu mau jujur ke gua?" Karyud hanya tersenyum licik karena berhasil mengerjai Raka.
"Jahat" Hanya kata itu yang keluar dari mulut Raka. Dia bertingkah mirip anak kecil sekarang.
Karyud mengusap sisa air mata yang ada di sekitar wajah Raka. Kemudian mengacak rambut pemilik wajah itu.
"Gua pernah bilang ga kalo lu gemesin kalo lagi marah?"
"Pernah! Dulu"
"Haha iyakah? Gua lupa"
"Ooh gitu ya? Abis gombalin orang trus dilupakan begitu aja?"
"Eh.. Bukan gitu.. Maksudnya.."
CUPP!!
Bibir mereka berdua kembali bersentuhan. Namun kali ini Raka yang meluncurkan serangan terlebih dahulu. Pemilik bibir satunya hanya melongo tak percaya. Setelah Raka melepaskan ciumannya, Karyud tak terima dan menarik tengkuk Raka dan kembali menciumnya. Bukan hanya menciumnya, kali ini dia melumatnya. Raka hanya mengikuti permainan lidah Karyud sebentar, kemudian dia mendorong tubuh Karyud hingga ciuman itu terpaksa terhenti.
"Lu belum sembuh, jangan main cium seenaknya" Raka bersuara. Sebenarnya Raka juga tak rela melepaskan ciuman itu. Tapi kesehatan Karyud lebih penting.
"Lah elu duluan yang nyerang gua. Ya gua terpancing" Karyud membela dirinya kali ini.
Pintu kamar ruangan terbuka, terlihat sepasang suami istri memasuki ruangan dengan setelan jas yang rapi. Wajah wanita itu terlihat kusut dan dia langsung berlari menuju Karyud dan memeluknya. Suaminya hanya menghela nafas sejenak lalu tersenyum
"Syukurlah nak kamu nggak apa-apa. Mama khawatir banget Yudha kenapa-napa"
Tunggu, Mama? Berarti pria dibelakangnya itu Papa Karyud?
"Yudha nggak papa mah. Raka yang bawa Yudha kesini"
"Lhoo ini toh yang namanya Raka?" Mama Karyud terlihat sangat bahagia.
"Iya tante saya Raka. Temannya..."
"Pacar aku!" Karyud memotong pembicaraan Raka. Raka merinding ketika Karyud terang-terangan berkata seperti itu didepan keluarganya. Apa-apaan Karyud ini.
"Loh sudah jadian? Cepet banget"
Tunggu dulu.. Kenapa respon Mamanya seperti itu? Bukannya kaget dan menganggap hanya candaan. Dia malah menunjukkan ekspresi bahagia.
"Mm.. Maksud tante?"
"Nggak usah pura-pura sayang, Tante sudah tahu kok. Yudha sering bercerita tentang kamu"
Raka merasa sangat malu sekarang.
"Tante nggak jijik?"
Orang yang diajak berbicara tersebut malah terbahak lalu memeluk Raka.
"Kenapa harus jijik sayang. Kalau dengan Yudha bersama dengan kamu membuat kalian berdua bahagia, kenapa nggak?"
Raka sangat ingin menangis kali ini. Keluarga Karyud sangat baik. Raka membalas pelukan Mama Karyud.
"Makasih tante, Raka janji bakal jaga anak tante"
Papa Karyud kini mendekat pada Raka dan mengelus kepalanya.
"Loh harusnya kan Yudha yang jaga kamu. Kamu terlalu manis jadinya Yudha yang harus jaga kamu" Papa Karyud ikut bersuara. Pipi Raka bersemu kali ini.
"Oh sekarang Papa sama Mama lebih milih anak orang daripada anak sendiri ya?" Karyud mengeluh tidak terima.
"Kan anak orang ini sudah jadi pacarmu sayang"
Mereka semua tertawa bahagia di Rumah Sakit itu. Rumah Sakit yang menjadi saksi bisu dimana kedua insan menjalin hubungan dan berjanji untuk menjaga satu sama lain. Keluarga Karyud kini bertambah satu orang. Sampai sekarang mereka hidup bahagia den terus menatap kedepan untuk masa depan yang lebih baik.
END
Surabaya, 8 April 2018
See u di cerita selanjutnya gaes :3
![](https://img.wattpad.com/cover/172013553-288-k482206.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Meet HIM
Lãng mạnKaryud? Maksudnya anak paling usil satu sekolah? Siapa yang tidak kenal dengan anak ini. Tanpa keusilannya disekolah pun anak ini sudah bisa terkenal dengan wajah tampannya yang bisa meluluhkan hati wanita sekali kedip. Tapi hidup Karyud seolah berp...