Part 12: Tragedi

3.6K 274 5
                                    

Raka masih melongo ditempatnya. Karyud mengucapkan kalimat sakral yang digunakan untuk mengikat hubungan antar dua orang itu. Raka tahu Karyud sedang tidak main-main. Tetapi Raka hanya ingin memastikannya.

"Lu nggak serius kan? Lu lagi becanda kan?"

"Enggak, gua serius sama perkataan gua"

"Apa yang elu harapkan dari gua? Gua bukan siapa-siapanya elu. Dari sekian banyaknya orang, kenapa gua?"

"Gua mau elu terus ada disamping gua. Bukan sebagai teman, bukan sebagai sahabat. Tapi sebagai pacar gua" dan Karyud memberikan jawaban yang mutlak.

Raka bingung harus menjawab apa. Dia tidak ingin merusak masa depan Karyud yang masih panjang. Dia masih ingin Karyud bahagia dengan seorang wanita meskipun tanpanya.

Meskipun Raka juga menginginkan untuk terus bersama Karyud.

"Gua butuh waktu" dan Raka masih bimbang dengan keputusannya.

"Untuk apa?" Karyud mencegah Raka yang ingin pergi.

"Buat mikirin ini Yud"

"Apa lagi yang harus dipikirkan? Gua sayang elu, elu juga sayang kan sama gua? Trus apa lagi yang harus dipikirkan?"

"Nggak segampang itu Yud, lu pikir hubungan ini bakal berjalan mulus? Gimana orang-orang bakal ngelihat kita nanti? Apa kata orang tua elu nanti? Iya gua sayang elu Yud, tapi gua gamau ngerusak masa depan lu. Gua gamau elu ngejalanin hubungan yang tabu kayak gini Yud" Raka sudah mencapai batasnya. Ada rasa sakit di hatinya saat dia mengutarakan semuanya. Tanpa dia sadari dia menangis.

Karyud mencoba merengkuh badan Raka, namun Raka menolak dan mundur. "Kasih gua waktu" Hanya itu yang Raka ucapkan kali ini.

Sebenarnya Karyud sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Tapi melihat ekspresi Raka yang sedang kacau, akhirnya.. "Gua bakal nunggu" Karyud akan lebih bersabar sekarang. Raka hanya menganggukkan kepalanya sembari mengusap sisa air matanya.

***********

Raka berjalan pulang menuju kosnya. Dia sedang tidak ingin menggunakan bis kali ini. Bahkan dia menolak tumpangan dari Karyud. Banyak hal yang sedang dipikirkan olehnya. Bahkan sesekali dia tersandung oleh batu karena tidak fokus berjalan. Hingga saat Raka memasuki gang sempit, dia dihadang oleh 3 pria dengan tato di lengan mereka. Mereka preman.

"Haloo adek.. Baru pulang ya?" Salah satu dari mereka bersuara.

Raka hanya diam.

"Kok diem? Gabisa ngomong ya?" Preman lain juga ikut berbicara kali ini.

"Bisa minggir ga?" Raka memutuskan untuk melawan kali ini. Ini satu-satunya jalan tercepat untuk pulang dengan berjalan kaki. Dia tidak akan mundur kali ini. Kalaupun berkelahi dengan 3 orang dia tidak akan kalah meskipun harus kembali dengan luka. Dia sudah belajar untuk membela diri sejak SMP.

"Loh dia nantang bos, wah belom kenal sama kita ini bocah"

"Eh bocah! Lu gausah macem-macem sama kita. Kalo lu mau pulang dengan selamat, sekarang lu kasih semua barang berharga lu ke kita" Preman di tengah mengancam.

Raka sudah mengambil kuda-kuda apabila mereka akan menyerang terlebih dahulu. "Maju satu-satu kalo berani kalian. Masa preman ngelawan bocah aja pake keroyokan"

Preman itu merasa geram dan bersiap maju. Tapi bos mereka menahan mereka.

"Berani juga lu bocah! Lu mangsa gua sekarang" Preman itu mengeluarkan pisau dari saku celananya dan bersiap menyerang. Kalau hanya pisau, Raka bisa menangkisnya dan menyerang balik. Raka sudah menyiapkan rencana serangan baliknya dan melihat banyak celah untuk menang.

"Masih mau ngelawan gua lu? Ga takut mati lu?" Preman itu kembali menggertak Raka.

"Bacod lu! Sini maju kalo berani"

Preman itu benar-benar kehilangan akal sehatnya dan berlari menodongkan pisaunya kearah Raka. Saat Raka bersiap untuk menangkisnya, seseorang dari belakangnya mendorong Raka kesamping hingga Raka terjungkal. Raka mencoba menganalisis apa yang terjadi. Saat dia mendongak keatas, orang yang telah mendorongnya tertusuk pisau yang tadinya diarahkan kepadanya. Pisau itu menancap pas di perut orang itu.

"K.. Karyud!??" Raka tersentak dengan pemandangan preman yang menusuk perut Karyud. Demi apapun Raka masih bisa menangkis pisau itu dan melawan balik. Tetapi sekarang dia disuguhi pemandangan yang menyakiti hatinya.

"Bos! Lu beneran mau nusuk dia!? Lu gila ya??" Anak buah preman itu berteriak tak percaya.

"C.. Cabut.. Cabut sebelum ada orang yang liat!" Bos preman itu lari bersama anak buahnya meninggalkan pisau yang masih menancap di perut Karyud. Karyud terhuyung kebelakang lemas, dan Raka berlari menangkap Karyud sebelum ambruk kebelakang.

"Yud.. Yud.. Karyud! Kenapa lu ada disini?!"

"Lu.. Lu nggak papa kan?" Karyud bersuara dengan lemas. Pandangan Karyud mulai menggelap dan dia menutup matanya.

"Yud bangun Yud! Jangan pergi dulu Yud!" Raka menggoyangkan badan Karyud dengan air matanya yang tak lagi bisa dibendung itu. Raka hanya bisa merengkuh tubuh Karyud.

Orang-orang disekitar gang itu berkumpul karena mendengar suara teriakan disana. Mereka bergerombol mengelilingi Raka. Beberapa orang mencoba menghubungi Ambulan dan yang lain berusaha menenangkan Raka.

"PANGGIL AMBULAN SEKARANG!!"

Bersambung

When I Meet HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang