"Hari ini Mom and Dad dateng, yey!"
Cara berseru-seru pada Chanwoo yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambut. Ditariknya Chanwoo ke dalam pelukan erat, lalu menunjukkan layar handphone yang menampilkan chat Cara dengan ibunya.
Chanwoo membaca sekilas chat itu, "Nyampenya jam 6 sore ya... Kok nggak bilang dari kemarin? Biasanya kan kalo ke Korea selalu ngasih kabar."
Orangtua Cara tinggal di New York—Cara juga dulu lahir dan tinggal disana—dan hanya berkunjung ke Korea beberapa kali dalam setahun. Makanya Cara dekat dengan mertuanya, karena ia tidak punya orangtua disini.
"Nggak tahu. Ini juga mereka dadakan katanya, ada teman Dad yang anaknya nikah dan mereka pengen dateng ke resepsinya," kadang Chanwoo suka geli sendiri mendengar bagaimana Cara memanggil orangtuanya.
So Americans, but he likes it tho.
"By the way, emang badan gue seenak itukah untuk dipeluk sampai lu nggak mau lepasin gue?" ucapan Chanwoo menarik Cara ke kenyataan.
Oke, Cara lupa kalau suaminya itu baru saja selesai mandi. Dan seperti biasa, Chanwoo hanya mengenakan handuk di bagian pinggang sebagai pakaian. Ia lebih suka mengenakan pakaian di kamar dibanding di kamar mandi. Dengan seringai ia memperhatikan Cara yang langsung melepas pelukannya dengan wajah horror.
"Nggak usah masang ekspresi gitu juga kali, gue juga suka kok dipeluk sama lu," belum sempat Cara menghindar, Chanwoo mendudukkan diri di ujung tempat tidur dan menarik Cara ke pangkuannya. Wanita itu melotot.
"Chanwoo, gue mau kuliah jam sembilan," ucapnya, jaga-jaga kalau misalnya Chanwoo sedang merencanakan yang aneh-aneh. Selain itu Cara juga risih dengan posisi mereka. Well, dia belum pernah ngapa-ngapain kok sama Chanwoo!
Bukannya melepaskan Cara, Chanwoo malah semakin erat memeluk istrinya. "Gue juga nanti mau ke perusahaan bokap," paling juga interview kerja tempo hari hanya sekadar formalitas belaka. Semua juga tahu kalau Chanwoo bakal mewarisi perusahaan ayahnya.
"Yaudah makanya lepasin, laper nih mau makan!" Cara meronta-ronta. Ini kenapa terlihat seolah-olah ia tengah dipeluk oleh lelaki asing dan bukan suaminya sendiri?
Chanwoo menggeleng. Tangannya yang semula berada di pinggang Cara malah bertengger di paha istrinya. Cara langsung diam, terpaku.
"Chan..." damn that eyes, Cara yakin pipinya memerah karena tatapan Chanwoo.
"Well babe, since we got plenty of hours before our agendas, why don't we play for some minutes?" seketika Cara merasa lemah mendengar suara serak Chanwoo.
Meneguk ludah, ia bertanya, "What game?"
Chanwoo tidak segera menjawab. Tapi sedetik kemudian mulutnya membentuk seringai, kali ini seringai yang biasa ia tunjukkan ketika berhasil menjahili istrinya. Dan Cara kembali ke dunia nyata ketika Chanwoo berseru dengan suara melengking, "Dapet juga nih hapenya! Liat ah history istri gue!"
Cara terhenyak, terlebih setelah Chanwoo mengangkatnya dari pangkuan pria itu dan berlari ke ruang tengah masih dengan handuknya.
"JUNG CHANWOO!!"
.
.
.
Sore ini, sepulangnya Cara dari kuliah, Chanwoo langsung mengajak istrinya pergi ke mall.
"Ngapain, sih? Gue kan mesti masak buat makan malam, Mom sama Dad pasti lapar nanti," keluh Cara saat suaminya memarkirkan mobil.
"Udah, ntar kita beli makan aja terus dibawa pulang. Gue butuh sepatu baru nih," sahut Chanwoo santai. Cara memutar mata. Apalagi yang akan Chanwoo beli kali ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
husband | jung chanwoo
RomancePunya suami kayak Chanwoo itu antara cobaan ataupun nikmat dari Tuhan. start : 190107 end : ?