met her for the first time

515 35 1
                                    

Ayah dan ibunya Cara itu adalah orang-orang yang unik. Terlebih ayahnya Cara. Chanwoo sendiri tahu fakta ini dari pertama kali ia ketemu sama Dad beberapa waktu yang lalu.

Saat itu Chanwoo masih tinggal sama orangtuanya. Ia ingat banget, hari itu hari Minggu. Sebagai mahasiswa teknik, Chanwoo selalu punya tugas yang harus diselesaikan secepat mungkin. Dan seperti mahasiswa lainnya dari jurusan apapun, ia juga males banget buat sekadar bangun dari tempat tidur dan ngerjain tugas.

Waktu itu lagi ada tugas kelompok, entahlah, Chanwoo juga sudah lupa tugas apa, tetapi intinya kelompoknya setuju buat kumpul di rumah Eunwoo untuk mengerjakan tugas. Chanwoo yang tumben-tumbennya malas, bohong ke Eunwoo dan yang lain kalau ia lagi nggak enak badan. Dan tumben banget teman-temannya percaya gitu aja. Biasanya June curigaan kalo Chanwoo bilang dia lagi sakit, secara Chanwoo emang daya tahannya bagus.

Lagi asyik dengerin lagu sambil main ­game, mendadak ayahnya Chanwoo masuk ke kamar.

"Nak, temenin Papa ke hotel deket rumah sakit itu dong," pinta Papa. Chanwoo yang kesal karena lagi diganggu langsung nolak, "Nggak ah, kenapa nggak minta Jaehyun aja? Mumpung dia mau ke minimarket tuh."

Jaehyun itu sepupu Chanwoo, asalnya dari luar kota namun untuk sementara ini tinggal di rumah Chanwoo. Jaehyun juga kuliah di tempat yang sama dengan Chanwoo, bedanya pemuda itu mengambil jurusan sastra Inggris.

Papa menepuk keras paha anaknya. "Kamu tuh ya, dimintain tolong sama bapaknya sendiri malah menolak. Yaudah, kartu kreditmu Papa sita sebulan," ancamnya, yang memang ampuh karena Chanwoo langsung melempar handphone-nya ke sembarang arah dan berdiri.

"Oke, ayo pergi," ucapnya. Bisa gawat kalau kartu kreditnya disita, Chanwoo jadi tidak bisa membeli macam-macam di game. Papa tersenyum puas, Chanwoo dongkol. Cepat-cepat ia berganti baju dan mengambil kunci mobil.

Nggak lama Chanwoo dan Papa sudah tiba di lobby hotel.

"Nanti mau dijemput jam berapa, Pa?" tanya Chanwoo.

Papa menoleh. "Siapa bilang Papa mau dijemput?" ia bertanya balik.

"So, Papa mau balik naik taksi nanti?"

"Nggaklah. Kamu kan ikut masuk ke dalam sama Papa."

Hah, Chanwoo nggak salah dengar, tuh? Tapi dilihat dari wajah ayahnya, Chanwoo tahu Papa beneran minta anak satu-satunya itu buat nemenin ke dalam.

"Mau ketemu sama siapa, sih? Aku kan nggak ngerti apa-apa," gerutu Chanwoo. Yang ia tahu hanyalah ayahnya ingin bertemu teman lama yang selama ini tinggal di Amerika bersama istrinya.

Papa melirik anaknya. "Tenang aja, nggak lama kok. Lagian kamu juga belum sempat makan, kan? Kan jarang-jarang Papa ngajak kamu makan di hotel mewah begini," sebenarnya kalau Chanwoo ingin ia bisa makan setiap hari di hotel seperti ini, tapi untuk apa?

Mereka melangkah masuk ke dalam restoran hotel. Seorang pegawai hotel bertanya apakah mereka sudah membuat reservasi, dan Papa langsung mengucapkan nama lengkap Tuan Kim. Chanwoo mendengarkan nama tersebut sambil lalu, tidak tahu kalau Tuan Kim itu nanti akan menjadi salah satu orang penting dalam kehidupannya.

Chanwoo dan ayahnya mengikuti arahan pegawai hotel dan tiba di sebuah meja bundar. Hanya ada seorang pria paruh baya yang kira-kira umurnya tidak jauh beda dengan Papa. Chanwoo membungkuk sopan pada pria itu. Papa langsung heboh sama Tuan Kim, melupakan anaknya.

"Gimana rasanya pulang kampung, man?" Chanwoo menahan diri untuk tidak tertawa. Buset, gaul abis si Papa.

"Seneng dong! Kayaknya terakhir kali gue ke sini itu pas nganterin anak gue mau kuliah, Bro," anjay, ternyata Tuan Kim nggak kalah gaul dari Papa. Chanwoo jadi bergidik sendiri. Semoga dia nggak begini ketika tua nanti.

husband | jung chanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang