Love Letter (Hong Joshua)√√

chp. 13

Setelah membaca surat itu, Kinar kembali mondar-mandir seperti tadi. Dia bingung dan juga penasaran dengan apa yang terjadi. Apa ia harus pergi atau tidak. Joshua memang membuatnya penasaran dan ia juga penasaran dengan Jisoo. Banyak yang ingin ia tanyakan pada Jisoo, tapi disaat yang bersamaan juga banyak yang ia ingin tanyakan pada Joshua.

“apa aku temui Joshua saja? Sekalian refreshing seperti yang dikatakan Joshua. Tapi aku juga perlu untuk bertemu Jisoo sunbae” kata Kinar

“aku harus kembali ke kantin” kata Kinar dan beranjak ke kantin.

Saat di kantin, Minhwa dan Eyoung sudah tidak ada, begitu pula dengan Jisoo. Hanya ada SeungCheol dan teman-temannya yang masih berbincang-bincang. Yoonji memberanikan diri menghampiri Seungcheol dan lainnya.

“Seungcheol sunbae…” kata kinar

“oh.. Yoonji-ssi. Waeyo?” jawab Seungcheol

“kemana Jisoo sunbae?”

“dia pergi setelah berbicara dengan kedua temanmu tadi”

“jinjjayo? Eodiga?”

“molla… sepertinya dia pulang”

“oh ne, gomawo sunbae” kata Kinar kemudian pergi dari tempat itu.

Kinar keluar dari kampusnya dan segera menuju ke halte bus.

“aku akan menemui Joshua, aku punya firasat baik dan juga buruk tentang itu. Aku akan beri tahu ibu lewat pesan saja, aku akan pulang terlambat. Dan sebaiknya cepat” kata Kinar dengan bergegas ke stasiun kereta bawah tanah.

****

Setelah menempuh jalan yang jauh, akhirnya Kinar sampai di kota Eunpyung. Dan tidak jauh dari stasiun kereta, kinar bisa melihat sekolah Inhwa yang disebut oleh Joshua sebelumnya. Kinar segera bertanya dimana letak Mercusuar tua yang dimaksud oleh Joshua.

Dan letak mercusuar itu juga bisa dikatakan lumayan jauh, di atas tebing yang berhadapan langsung dengan laut yang luas. Kinar menuju tempat itu dengan santai dan sedikit menikmati pemandangan indah di sekelilingnya. Saat sudah dekat dengan mercusuar, Kinar sempat ragu dan belum siap.

“huft… apa pun yang terjadi semoga aku bisa menerima semuanya. Hah.. entah kenapa aku mengatakan itu… pikiranku campur aduk” kata kinar yang melanjutkan langkahnya menuju tangga mercusuar.

Kinar menaiki tangga dengan melihat sekitar lagi. Saat pandangannya bertemu dengan sosok yang memakai topi hitam dan hoodie hitam juga, Kinar menghentikan langkah kakinya, sosok itu membelakanginya.

“Joshua-ssi….” Kinar mencoba memanggil

Dan saat sosok misterius itu berpaling, Kinar terkejut melihat sosok itu.

“Jisoo sunbae!!!” kata Kinar dengan mundur beberapa langkah

“annyeong, Yoonji-ah…. Lama tidak bertemu” sahut Jisoo dengan senyuman manisnya kemudian mendekati Kinar

“Chamm… aku kemari bertemu dengan Joshua. Sedang apa sunbae disini?”

“ohh.. dan juga kenalkan, aku Joshua. Bangapta Kinar-ah”

“Tapi… apa maksudnya ini?” Kinar hampir terjatuh ke lantai karena tidak tau apa yang terjadi saat ini

“Yoonji-ah, maaf sebelumnya. Aku adalah Joshua, yang selama ini mengirimmu surat-surat itu. Maaf tidak memberi tahu identitas yang sebenarnya. Terserah apa yang akan kau lakukan, aku akan menerima hukuman apapun yang akan kau berikan” kata Jisoo yang membawa Kinar duduk di bangku yang ada di tempat itu.

“jadi selama ini yang menjadi Joshua adalah Jisoo sunbae? Kenapa sunbae? Sunbae tahu apa yang telah sunbae lakukan?”

“aku tahu selama ini aku mempermainkan perasaanmu, dan juga membuatmu terganggu. Aku hanya terlalu takut mengatakan itu secepat surat itu sampai kepadamu. Lagipula, menurutku terlalu cepat untuk menyukaimu sedangkan kita baru dekat menjadi sunbae dan hoobae. Yah.. walaupun aku juga membuatnya terlalu cepat. Buktinya Yoonji juga jatuh hati kepada Jisoo, matchi?”

“kau benar sunbae, begitu cepatnya pesona Jisoo itu aku dibuat gila karena menghilangnya ia selama seminggu ini tanpa sepengetahuan orang lain. kau punya dua masalah denganku, Jisoo Joshua-ssi!!”

“arraseo.. arraseo… Yoonji-ah… maafkan aku karena telah menghilang seminggu ini. Aku hanya ingin menghilangkan stress dan mencari cara untuk kembali. Aku juga takut jika kau akan menjauh setelah mengetahui semuanya. Yoonji, maaf… atas semua yang kulakukan. Lagi pula aku melakukan semua hanya untuk satu tujuan saja…”

“Apa tujuannya?”

Tbc...