chp. 14

37 5 0
                                    


“Apa tujuannya?”

“kau harus memaafkan aku dulu, setelah itu baru kuberitahu..”

“heol,,, shireo… aku perlu waktu untuk memaafkanmu, sunbae”

“kalau begitu, aku tidak akan memberi tahu” kata Jisoo dan ingin beranjak dari tempat duduknya

“Tunggu, sunbae…!” kinar menahan tangan Jisoo

“arraseo, aku memaafkanmu sunbae” kata kinar lagi

“terimakasih, kinar-ah…” Jisoo kembali duduk disamping Kinar

“sekarang, beritahu aku apa tujuanmu, sunbae”

“Jisoo dan Joshua memiliki satu tujuan… yaitu… ingin memilikimu karena seorang Jisoo atau Joshua mencintai Kinar atau Yoonji dengan sepenuh hati” kata Jisoo dengan tulus

“…..” tidak ada respon dari Kinar, dia membeku. Saat Jisoo berkata seperti itu, Kinar merasakan hembusan angin yang pelan menembus wajahnya. Bahkan Kinar bisa melihat dengan jelas ke dalam mata Jisoo dan tidak ada kebohongan sedikitpun dari sorot matanya.

Jisoo yang melihat Kinar seperti itu hanya tersenyum. Diam-diam jisoo memegang kedua tangan kinar tanpa disadari oleh kinar sendiri, kemudian Jisoo mencium tangan kinar. Dan sontak membuat kinar terkejut.

“kau sudah sadar?” kata Jisoo saat kinar melepaskan tangannya.

“sunbae… kau juga sudah tahu dalam suratku. Aku menyukai sunbae sejak lama. Tapi….” Kinar kehilangan kata-kata

“Yoonji-ah… aku menyukaimu dan mencintaimu… neol johahae saranghae… akanku lakukan apapun untuk mendapatkanmu. Aku juga rela mendapatkan hukuman atas apa yang telah kulakukan. Jadi,,, maukah kau jadi pacarku? Jadi kekasih hatiku?”

“tentu saja aku mau, sunbae. Kau tahu bagaimana diriku saat seminggu tidak bersamamu. Apa kau bodoh sunbae? Ishhh…Hiks…” Kinar menangis terharu kemudian memeluk Jisoo dengan erat.

“terima kasih sudah menerimaku, Yoonji-ah… uljima… ulgo sipji anha… kau akan jelek kalau menangis” kata Jisoo membalas pelukan Kinar membelai rambut kinar dengan sayang.

“sunbae,,, nado johahae,, nado saranghae… “

Jisoo membawa Kinar dalam pelukan hangatnya yang berlangsung lama, hingga mereka melepaskannya bersamaan, dan Kinar masih dengan keadaan setelah mengangis. Jisoo menangkup waja kinar dan menghapus airmata yang masih tersisa di kedua pipi Kinar,  setelah itu Jisoo menatap Kinar dengan tatapan lembut.

Masih dengan kedua tangan yang berada di pipi Kinar, Jisoo membawa Kinar dalam ciumannya. Jisoo mencium bibir Kinar dengan perlahan dan lembut tanpa nafsu, Kinar membalas dan ikut menikmati ciuman Jisoo.

Ciuman itu berlangsung lama, hingga akhirnya Jisoo dan Kinar sama-sama melepaskannya. Keduanya hanya tersenyum manis terhadap apa yang telah mereka lakukan.

“kau manis, Yoonji-ah…” kata Jisoo yang mulai memegang tangan Kinar lagi. Kemudian menciumnya. Jisoo beralih mencium kening kinar, turun menciumi kedua mata kinar, hidung dan kecupan singkat di bibir kinar lagi.

“Gomawo Sunbae…” kata Kinar dengan menundukkan kepalanya karena malu, wajahnya memerah.

“Yoonji… aku rasa sudah cukup kau memanggilku ‘sunbae’. Kau harus memanggilku ‘sayang’ atau honey”

“mwo!!? Waeyo?”

“honey… rasanya aneh kalau memanggilku sunbae, aku bukan pacarmu, aku hanya sunbaemu. Jadi mau pilih yang mana sunbae atau sayang?”

“tapi, aku sudah terbiasa dengan subae. Eottokhae?”

“shireo.!! Kau tidak boleh memanggilku sunbe, jika tidak aku tidak akan menyahut panggilanmu”

“jadi sekarang kau mengancamku, geurae,, aku tidak akan memanggilmu sekalipun”

“aigoo… kenapa kau jadi marah sayang, aku hanya bercanda… mian mian”

“geurae arraseo honey… nado mianhae…”

Jisoo tersenyum mendengar itu, kemudian dia membaringkan kepalanya di paha Kinar.

“ahh rasanya senang sekali, akhirnya aku bisa memilikimu Honey… kau juga cantik hari ini… aku menyukai semuanya tentang dirimu” kata Jisoo dengan menikmati rasa nyaman berbaring dengan paha Kinar sebagai bantalnya.

“nado… aku juga senang hari ini… honey, aku juga menyukai semua hal tentang dirimu… aku juga menyukai saat kau tersenyum manis, lengkungan matamu terlihat sempurna” Kinar mengarahkan jarinya ke mata Jisoo.

“I love you, honey…geurigo bogoshipo, satu minggu tanpa melihatmu rasanya seperti rindu setengah mati” Jisoo mencium tangan Kinar yang menunjuk matanya

“nado… nado bogoshipo” Kinar balas mencium pipi Jisoo

“ini sudah sore, honey.. rasanya aku tidak ingin pulang. Masih ingin menghabiskan waktu bersamamu. Eottokhae? Mau pulang sekarang?”

“molla… tapi aku sudah mulai lelah, honey… kita masih punya banyak waktu besok dan hari-hari selanjutnya lagi… sebaiknya kita pulang saja”

“geurae… kajja!” kata Jisoo yang beranjak dari Kinar. Begitu pula dengan Kinar yang beranjak dari bangku itu.

Keduanya berjalan beriringan menuju tempat parkir mobil Jisoo, namun belum setengah jalan Kinar sudah melambatkan pergerakan kakinya.

“waeyo, honey? Kau lelah?” kata Jisoo yang melihat Kinar berhenti

“ne, seharian ini aku terus berlarian… kakiku rasanya sudah tidak bertenaga lagi. Sebaiknya kita istirahat sebentar disini” kata Kinar yang duduk di tangga tempatnya berdiri.

“naik ke punggungku, honey… kajja” Jisoo membantu Kinar menaiki punggungnya

“mianhae, mungkin aku berat. Tapi aku sudah tidak kuat lagi”

“gwenchana, honey… kau tidak terlalu berat. Hari sudah mulai gelap, tidak ada waktu untuk beristirahat”

“Ne… gomawo”

Kedua orang itu akhirnya sampai ke tempat parkiran, depan InHwa School. Jisoo membawa Kinar memasuki mobil, tenaga Kinar benar-benar hilang sampai ia tertidur di mobil dalam perjalanan pulang. Beruntung Jisoo sudah pernah ke rumah Kinar waktu itu, jadi mudah baginya untuk mengantar Kinar. Mereka sampai ketika malam tiba.

Saat di depan rumah Kinar, Jisoo keluar dari mobil dan menekan bel rumah Kinar. Dan yang keluar adalah Ibu Kinar, wanita itu sempat bingung kenapa yang datang lelaki yang tidak ia kenal.

“nuguseyo?? Ada yang bisa saya bantu” kata Ibu kinar

“ah… mianhamnida ahjuma. Saya Jisoo temannya Yoonji, saya ingin mengantar Yoonji pulang” jawab Jisoo

“ohhh… dimana Yoonji?”

“dia di dalam mobil saya dan sedang tidur”

“tidur?? Apa yang kau lakukan padanya?”

Tbc...

Love Letter (Hong Joshua)√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang