chp. 20

29 4 0
                                    

***

Dua hari kemudian… seperti yang dikatakan oleh Hoshi sebelumnya, para hyungnya akan wisuda hari ini. Jisoo, SeungCheol, JeongHan, dan Jun sudah siap dengan setelan jas berwarna hitam yang rapi.

Setelah perkelahian sebelumnya yang terjadi antara Jisoo dan Kinar, keduanya semakin lengket dan romantis. Kinar juga hadir dalam wisuda Jisoo, dia menggunakan dress berwarna merah hitam yang menawan selutut serta highheels hitam simple, membuat Kinar lebih menarik dari penampilannya yang biasa. Bahkan sampai acara selesai dan acara foto bersama kedua insan tersebut tidak pernah berpisah dalam jarak 1 meter. Seungcheol dan teman-teman Jisoo juga tersenyum bahagia.

Namun, saat acara selesai, ayah Jisoo tiba-tiba pingsan. Semua orang terkejut dan khawatir, Gongchan dan ibunya juga sempat berteriak histeris.

“cepat panggil ambulan, Chan hyung?” Jisoo yang panik langsung memeriksa tangan ayahnya.

Semua orang yang ada di tempat itu panik dan khawatir melihat kejadian itu. Tuan Hong benar-benar tidak sadarkan diri, beruntung masih bernapas.

Setelah beberapa menit, ambulan pun datang. Jisoo dan teman-temannya membantu membawa Tuan Hong masuk ke dalam ambulan. Nyonya Hong masih syok dan tidak berkutik, kinar membantu menenangkan.

***

Rumah sakit Seoul…

Setelah sekitar 1 jam pemeriksaan dari dokter yang menangani ayah Jisoo, akhirnya dokter memberi tahu keadaan Tuan Hong.

“jadi begini, Tuan Hong sebenarnya baik-baik saja, beliau hanya mengalami drop karena kesehatan yang semakin menurun. Mungkin juga karena faktor usia, beliau harus banyak-banyak istirahat, kalau perlu istirahat total. Beliau juga diperbolehkan untuk rawat jalan, sekarang dia sudah sadar dari pingsan. Pihak keluarga boleh menemui beliau sekarang” kata Dokter tersebut.

“syukurlah…” kata Gongchan, Nyonya Hong, Jisoo, dan Kinar bersamaan.

“biarkan eomma saja yang masuk duluan, kita di luar saja” kata Gongchan

“ne, sebaiknya biarkan Appa istirahat dulu” kata Jisoo

“Jisoo, sebaiknya kau antar YoonJi pulang. Jangan sampai dia juga ikut pingsan. Atau ajak dia makan siang, Appa bersama Chanie dan Eomma disini” Nyonya Hong berucap sebelum memasuki ruang rawat.

“ne, eomma. Jisoo berangkat sekarang. Chan Hyung belikan makanan untuk kalian disini” jawab Jisoo

“arra arra” sahut Gongchan

Kinar dan Jisoo meninggalkan Rumah sakit menuju café terdekat untuk makan siang.

“mau makan apa, Honey?” Tanya Jisoo saat memasuki café

“terserah kau saja yang penting enak, aku akan makan” jawab Kinar

“geurae… oh iya, honey. Penampilanmu hari ini luar biasa, berbeda dengan Yoonji yang setiap hari mengenakan celana jeans panjang dan kaos atau kemeja”

“heol… tidak biasanya kau berkomentar tentang penampilanku. Apa terlihat aneh?”

“aniya, kau terlihat lebih cantik dan menawan. Ah sebaiknya aku memanggilmu Kinar sayang saja kalau penampilanmu seperti ini, lebih cocok. Matchi, Kinar sayang?”

“hmmm… Joshua-ssi… jadi kau orang yang suka merayu? Tidak seperti Jisoo yang selalu menawan kapan pun dengan senyum manisnya. Jadi ini karakter Joshua itu? Bahkan rambutnya dinaikkan seperti itu, ahh matna… ini Joshua”

“memang apa bedanya dengan Jisoo? Bahkan poninya selalu turun menutupi dahinya”

“Jisoo itu selalu terlihat keren, apalagi jika wajah dinginnya keluar. Tapi Joshua dengan setelan jas seperti ini terlihat seperti akan memangsa semua gadis-gadis cantik, yah karena terlihat lebih keren”

“ishh… jadi seperti itu, karena aku lebih tampan dari biasanya kau tidak menyukai itu, kau takut aku akan diperebutkan gadis-gadis. Jinjja…”

“matjayo… lagi pula aku memakai celana jeans karena menghindari kejahatan-kejahatan para lelaki dengan mata keranjang. Di Indonesia tindak kriminalitas itu paling banyak terjadi pada perempuan, apalagi yang memakai celana pendek seperti gadis-gadis disini. Kau mau aku jadi korban?”

“ohh… aniya, tidak akan ku biarkan kau jadi korban, honey. Sudah lah, jangan mempermasalahkan tentang penampilan lagi. Sebaiknya kita makan saja”

“kau yang memulai, honey… selamat makan”

Jisoo dan Kinar menikmati makan siang dengan candaan yang ringan, sesekali Jisoo dan Kinar saling menyuapi satu sama lain.

***

Malam harinya, Jisoo memasuki rumah sakit tempat ayahnya di rawat, tentunya setelah mengantar Kinar pulang. Saat memasuki kamar rawat, Jisoo bingung melihat sekitar karena suasana yang sedang tidak enak. Baik dari Ayah, Ibu dan Juga Hyungnya.

“wae, eomma?” kata Jisoo yang penasaran

“appa neun benar-benar harus istirahat total, sudah tua, kesehatannya menurun drastis. Sepertinya sudah saatnya untuk pensiun dari pekerjaannya mengurus perusahaan” Nyonya Hong berucap pelan

“geuraeseo?”

“Perusahan Appa ada 2, di China dan L.A. hyungmu menerima untuk mengurus perusahaan di China. Sepertinya kau juga harus mengurus perusahaan Appamu di L.A. eotthaeyo? Dan juga di L.A sedang terjadi penurunan pemasukan”

“Eomma, Appa, mianhaehamnida…. Tapi Jisoo tidak ingin berada di L.A, Jisoo tidak ingin meninggalkan Korea”

“waeyo? Lalu bagaimana dengan kerja keras Appamu selama ini menghidupi kita? Bagaimana dengan perjuangan Appamu selama ini dengan perusaahnya? Apa akan sia-sia saja?”

“eomma jebal… eomma tau Jisoo tidak akan sanggup meninggalkan Yoonji, Jisoo tidak sanggup eomma… appa… chan hyung pasti akan langsung menerima itu karena memang pacarnya ada di China sedangkan Jisoo tidak. Lagi pula, Jisoo kuliah jurusan Seni eomma, manajemen bisnis bukan keahlian Jisoo”

“tapi YoonJi Appa bilang kau bisa di bagian bisnis, kau pernah membantu beliau”

“Cuma sekali eomma, itu Cuma kebetulan saja”

“ayolah Jisoo, itu semua adalah kerja keras dan usaha Appamu, kita harus mengurusnya”

“arraseo, aku akan berangkat besok pagi-pagi sekali, kalian tidak perlu mengantarku. Aku pulang sekarang” kata Jisoo pasrah, kemudian pergi meninggalkan keluarganya.

Tbc...

Love Letter (Hong Joshua)√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang