chp. 10

44 6 0
                                    

“Hai Kinar… bagaimana kabarmu?” kata orang itu dengan wajah senyumnya saat kinar berbalik. Kinar menyeritkan alisnya, ia merasa familiar

“Isaac…? kak Isaac?”

“ya.. sepertinya kau hampir lupa, Kinar” kata Isaac yang memanggil kinar tadi

“benarkah kak Isaac?”

“iya, kau benar”

“tapi, bagaimana mungkin? Sedang apa kak Isaac di Korea? Bukan kah Kak Isaac di Malaysia?”

“sedang jalan-jalan mungkin atau liburan. Aku memang di Malaysia saat pindah dari Indonesia. Kemudian  seseorang datang padaku menawarkan pekerjaan menjadi salah seorang member boyband, kau tahukan korea terkenal dengan boyband dan girlbandnya. Jadinya aku ditawarkan untuk ikut training, jika berhasil aku akan jadi member boyband jika kalah aku akan kembali ke Malaysia. Dan sekarang aku salah satu training di salah satu perusahaan”

“Benarkah? Itu hebat Kak Isaac. Bagaimana kelanjutannya?”

“aku rasa itu belum hebat sebelum aku berhasil. Kau tahu kan aku memang suka music dan dance. Tapi yang menjadi training itu banyak sekali, aku ragu kalau bisa berhasil. semuanya hebat, bahkan lebih hebat lagi, aku merasa kalah. Sekarang ini kami diseleksi melalui acara Tv, nama acaranya BOYS24. Kau harus tahu betapa melelahkan sekali acara itu, persaingan benar-benar ketat. Tapi aku akan tetap berusaha semaksimal mungkin”

“woahh… semangat kak Isaac. Lakukan yang terbaik, aku selalu suka dengan dancemu kak”

“terimakasih Kinar... kau sendiri sedang apa di Korea?”

“kuliah, bertemu keluargaku lagi tentunya”

“oh iya, aku lupa kau orang korea. Senang bisa melihatmu kembali. Dan sedang apa sendiri disini?”

“senang bisa melihat kak Isaac juga. Sedang membeli buku bersama seniorku dari kampus”

“oh… baiklah Kinar, sepertinya aku harus kembali, aku sudah terlambat. Bye”

“iya. Sampai jumpa” kata Kinar dengan melambaikan tangannya kepada Isaac yang berlari menuju bus yang ada di seberang jalan.

Yah tanpa kedua orang tadi sadari, seseorang dari kejauhan menatap mereka dengan tatapan tidak suka.

Kinar melihat ke arah toko buku, ada Jisoo yang sedang melihat ke arah Kinar juga. Kemudian Jisoo menghampiri Kinar.

“orang tadi siapa? Kalian terlihat akrab sekali” kata Jisoo dengan tatapan dinginnya

“maaf sunbae, membuatmu menunggu. Dia adalah sunbaeku waktu SMA, ketika kami masih di Indonesia, kami teman satu club dance. Namanya Isaac Voo, dia asli orang Malaysia”

“ohh.. pantas saja terlihat akrab”

“kami cukup akrab sebagia sunbae dan hoobae. Selain itu kami sering dipasangkan dalam dance di club kami”

“jinjja? Kau suka dance?”

“johayo, dance dan menyanyi tentunya”

“geuraeyo? Aku juga suka menyanyi, kalau dance aku bukan suka tetapi bisa sedikit. Hehe”

“sunbae suka lagu apa? Yang paling kau sukai sunbae?”

“CNBLUE - love light. Itu lagu yang bagus menurutku”

“eoh arrayo. Geudaeneun Darling… matchi?”

“matjayo… eottokhae arra?”

“Woozi sunbae pernah menyanyikan itu bersama Hoshi sunbae di Studio kampus”

“ohhh… Tapi apa kau menyukai lelaki itu? Kau terlihat bersemangat ketika menceritakan dia”

“aniyo. Kami hanya berteman, sunbae.”

“arraseo. Kudengar dia menanggilmu dengan nama yang lain, tidak terdengar nama Yoonji yang dia sebutkan”

“nde. Isaac oppa memanggilku dengan nama Kinar tadi. Kinar adalah nama Indonesiaku”

“geurae… cha,,, Kinar-ssi, sebaiknya kita pulang saja. Sudah menjelang sore”

“nde sunbae”

***

Esok harinya…

Seperti biasa, Jisoo tiba di kampus lebih awal dari jam perkuliahan. Ia dengan segera menuju ke loker Kinar, seperti biasa juga, untuk meletakkan surat cintanya. Ketika ia membuka loker Kinar, ia sedikit terkejut saat meihat ada surat di sana.

“igo mwoya? Apa dia tidak mengambil suratku? Bukankah ia selalu membawanya pulang?” kata Jisoo dengan memegang surat itu

“seingatku, aku mengirimnya surat dengan amplop biru. Tapi ini berwarna putih”

“sebaiknya aku buka. Ahh setidaknya harus menjauh dari tempat ini” kata Jisoo dengan membawa surat itu menuju atap kampus.

Saat sudah berada di atap, Jisoo dengan segera membuka surat itu. Kemudian ia membacanya.

“tunggu… surat ini memang untukku. Apa Yoonji membalasnya?” kata Jisoo saat membaca namanya dalam surat itu.

Ia melanjutkan membaca surat itu dengan penasaran.

Joshua-ssi…

ku harap kau berhenti mengirimkan surat lagi… karena  sepertinya kau tidak bisa memiliki diriku… dan juga karena Jisoo sunbae telah mengalihkan perhatianku… sepertinya aku jatuh cinta kepadanya…

Tolong… Aku benar-benar menyukai Jisoo sunbae…

Sebelumnya, maaf karena tidak pernah membalas suratmu…

Aku bahkan tidak mengenal dirimu… namamu terdengar asing bagiku…

Bagaiman mungkin kau mengetahui diriku dengan baik, sedang aku tidak…

Apa kau orang terdekatku…?Atau mungkin kau penggemar rahasiaku…?

Aku hanya tahu namamu, tetapi tidak orangnya, wujudnya…

Aku harus bagaimana Joshua-ssi?

Atau setidaknya, izinkan aku bertemu denganmu sekali saja…

Yah… aku hanya penasaran denganmu… Setiap harinya, kau selalu tahu apa yang kulakukan… seolah-olah kau mengawasiku terus……dan aku hanya bisa bingung dengan surat-suratmu itu…

aku juga harus berpikir keras tentang dirimu…apa kau menggunakan nama samaran?

Beri tahu aku Joshua-ssi……Semuanya……


Kim Yoon Ji





Tbc....

Love Letter (Hong Joshua)√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang