chp. 9

55 5 0
                                    

                 

Kinar terkejut membaca surat itu, ia tidak menyangka dengan apa yang ia baca. Dia bahkan tidak dapat berkata-kata. Hanya memandang surat tersebut tanpa gerak apapun. Ia mati kaku karena surat itu.

Kinar kembali membaca surat itu dan meresapinya…

“Joshua? Nugu? Dia menyukai aku? Bagaimana bisa?

“aku tidak pernah mendengar namanya”

“ishhh molla… sebaiknya ku simpan saja”

***

Surat dari Joshua itu terus mengisi loker Kinar setiap harinya. Bahkan sudah beberapa bulan ini surat itu memenuhi kotak penyimpanan kinar. Masih dengan kata-kata yang sama bahwa Joshua menyukai Kinar. Kinar yang tidak mengetahui si pengirim lebih memilih tidak peduli akan hal tersebut. Kinar membaca surat itu dan segera menyimpan. Walaupun di beberapa surat ada yang membuat hatinya luluh, Kinar tetap tidak perduli. Minhwa dan Eyoung yang mengetahui hal tersebut itu hanya bisa angkat tangan, mereka juga tidak mengetahui siapa itu Joshua.

Dan setiap hari itu pula, di beberap bulan ini, Kinar semakin menyukai Jisoo. Di setiap Kinar ada jadwal kuliah, dia terus bertemu dengan Jisoo. Jisoo semakin membuatnya menggila, apalagi setelah mendengar Jisoo bernyanyi di ruang Vocal beberapa hari sebelumnya. Suara Jisoo yang lembut dan dalam, benar-benar membuat kinar jatuh cinta.

Karena itu pula, Kinar terpikir sesuatu…

“ah.. sebaiknya aku membalas surat dari Joshua. Yah setidaknya aku tidak memberi dia harapan. Aku benar-benar jatuh cinta pada Jisoo sunbae. Dan kalau pun aku tidak mendapatkan cintanya, aku akan baik-baik saja. Semoga saja.”

“Jisoo sunbae… ku harap kau memiliki perasaan yang sama. Dan Joshua-ssi, ku harap kau berhenti melakukan itu lagi”

Kinar menulis surat balasan kepada Joshua dengan panjang lebar, semua yang keluar dalam otaknya ia tulis. Dia memang sempat penasaran dengan Joshua, tetapi ia bingung sendiri karena itu. Itulah kenapa ia tidak terlalu memperdulikan surat itu. Joshua sepertinya selalu mengawasi dirinya, hanya saja Kinar selalu bingung karena itu, sebab ia juga sering melihat sekitarnya ketika di kampus, tapi tidak ada yang mencurigakan.

“tunggu… kemana aku harus mengirim surat ini ??” kata kinar yang telah selesai dengan surat itu.

“apa harus ku letakkan di lokerku saja lagi. Tapi sebelum aku membuka loker surat sudah ada di dalamnya. Atau ku letakkan saat akan pulang saja dan bisa saja setelah mengambil suratnya. Ah exactly… seperti itu saja”

Dan esok harinya saat makan siang, seperti biasa, Kinar mendapat surat lagi dalam lokernya. Kemudian ia mengeluarkan surat yang ia buat semalam dari dalam tas dan memasukkan surat itu ke dalam lokernya lagi.

“semoga Joshua mendapat surat ini” kata Kinar dengan menutup lokernya. Kemudian berpaling ke perpus.


***

Di perpus.

Kinar melihat Jisoo sedang membaca di bagian pojok perpustakaan tersebut. Kinar ingin berpaling kembali ke kelas, karena melihat Jisoo membuatnya gugup.

“YoonJi-ah!!!” dan belum sempat Kinar menjauh dari perpus, seseorang memanggilnya.

“Nde!!” kinar berpaling dan terkejut. Ternyata Jisoo yang memanggilnya.

“kau mau kemana? Kau baru saja masuk dan berbalik. Wae? Karena aku?” kata Jisoo yang mendekati Kinar

“aniyo, sunbae. Hanya lupa membawa sesuatu jadi ingin kembali ke kelas untuk mengambilnya”

“Jinjja?”

“nde…”

“kau ada jadwal lagi setelah ini?”

“sepertinya tidak ada. Waeyo sunbae?”

“keunyang… aku hanya ingin mengajakmu ke toko buku. Kau juga suka membaca buku kan?”

“nde johahae... toko buku? Eodi?”

“kau mau ikut?”

“ne… geundae, eodiyo?”

“sudah, ikut saja” Jisoo memegang tangan Kinar dan menariknya keluar dari kampus.

“Jisoo sunbae, kau membuatku gila lagi. Ahhh tanganmu benar-benar hangat. Rasanya aku tidak ingin melepasnya” kat Kinar dalam hatinya.


Di toko buku “SKY”…

Jisoo dan Kinar memasuki toko itu dengan berpegangan tangan, keduanya larut hingga tidak sadar diperhatikan oleh orang-orang yang ada di toko tersebut, mereka hanya tersenyum. Kinar yang kemudian menyadari itu ingin melepaskan tangannya dari tangan Jisoo, tapi ditahan Jisoo.

“biarkan seperti ini Yoonji, jebal… aku hanya ingin merasakan tanganmu yang hangat ini”

“tapi sunbae, orang-orang melihat kita”

“jangan pikirkan orang-orang. Sebaiknya kita cari buku yang ingin dibeli. Kau boleh pilih sesukamu, akan ku bayar untukmu” kata Jisoo masih dengan menggenggam tangan kinar, ia juga semakin mempererat genggamannya.

“arraseo sunbae” Kinar hanya pasrah, sejujurnya ia juga menikmati genggaman Jisoo.

Saat keduanya melihat-lihat buku. Kinar menangkap buku yang menarik perhatiannya. Tepatnya di rak paling atas, kinar melepaskan tangan Jisoo dan menuju rak buku tersebut. Sayang, ia tidak dapat menggapai buku itu meskipun dengan melompat sekalipun.

“kau ingin buku yang mana?” Tanya Jisoo yang mendekat ke arah Kinar, sangat dekat hingga kinar dapat merasakan hembusan napas Jisoo.

“judulnya WHITE SUGAR” jawab Kinar, ia kemudian menatap Jisoo dengan jarak yang dekat ini, tatapan yang mendalam hingga jantungnya memompa tidak karuan.

“aku benar-benar menyukaimu sunbae” kata kinar dalam hati

“Igo… kenapa kau menatapku seperti itu, Yoonji?” Jisoo mendapatkan buku yang kinar inginkan, tetapi ia heran kenapa Kinar diam.

“Yoonji!!!!” panggil Jisoo kepada kinar yang diam menatapnya

“Nde sunbae!!” Kinar terkejut

“kenapa menatapku seperti itu?”

“aniyo… mianhae sunbae…”

“ini bukumu, aku juga sudah mendapatkan buku yang bagus. Kita harus segera pergi dari sini”

“gamsahamnida sunbae…”

“nde.. kkaja”

Kinar keluar terlebih dahulu dari toko buku, sementara Jisoo membayar buku di dalam toko. Belum beberapa menit Kinar berada diluar, seseorang memanggilnya.

“Kinar…” kata orang itu dari belakang Kinar

“nuguji? Tidak ada orang korea yang memanggilku Kinar sebelumnya” kata Kinar dalam hatinya. Ia berbalik dengan sedikit ragu

“Hai Kinar… bagaimana kabarmu?” kata orang itu dengan wajah senyumnya saat kinar berbalik. Kinar menyeritkan alisnya, ia merasa familiar




Tbc....

Love Letter (Hong Joshua)√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang