chp. 7

53 6 0
                                    

“AAAA SUNBAE JEBALLLL!!” teriak kinar semakin keras. Jisoo bingung harus bagaimana menenangkannya. Hingga dia menyerah dan terpikir sesuatu.

5 detik. 6 detik. 7 detik.

“YoonJi-ah, Sunbae mohon kau tenang. Arraseo? Geurigo mianhae…”

Chu~~~

Jisoo mencium bibir kinar dalam kegelapan. Sontak hal tersebut membuat Kinar menjadi diam kaku. Jisoo mencium perlahan dan dengan lembut, tubuh kinar melemas tanpa memperdulikan suara-suara lainnya yang datang bermunculan, setidaknya kinar tenang.

SPALSH… selang beberapa detik, di saat yang bersamaan, lampu menyala. Tetapi kedua insan tersebut masih dengan posisi yang sama. Jisoo dan kinar larut dalam ciuman mereka hingga tidak tahu bahwa lampu di atas kepala mereka sudah menyala, beberapa detik kemudian akhirnya kinar sadar dan segera mendorong jisoo kemudian menunduk. Wajah kinar bahkan terlihat dengan jelas seperti kepiting rebus.

“YoonJi-ah… mianhae. aku hanya…” kata Jisoo memulai pembicaraan setelah ciuman itu

“gwenchana sunbae. Sebaiknya kita segera menyelesaikan pekerjaan kita” Kinar memotong pembicaraan Jisoo dan beranjak mencuci piring kembali.

“Ahhh… aku malu sekali. Ini membuatku gila. Jantungku bahkan tidak bisa dikendalikan lagi. Dan kenapa juga aku malah menikmati ciumannya? Itu adalah ciuman pertamaku” kata Kinar dalam hatinya masih dengan mengendalikan wajahnya yang memerah dan jantungnya yang berdegub kencang.

“aish apa yang baru saja ku lakukan, kenapa aku bisa melakukan itu tanpa pemikiran yang panjang? Sekarang aku harus bagaimana? Apa dia akan marah?” kata Jisoo dalam hatinya juga. Kemudian ikut membantu kinar mencuci piring.

“emmm Yoonji-ah…. Mianhae… jeongmal mianhae” Jisoo sedikit tidak enak atas yang dia lakukan.

“gwenchanayo sunbae… tidak perlu minta maaf… aku yang harusnya minta maaf“ jawab kinar yang sudah selesai dengan cuciannya

“waeyo? Kau tidak salah…”

“sunbae, kau melakukan itu karena ingin aku tenang dan tidak ketakutan lagi kan? Jadi, disini yang salah adalah aku karena membuat sunbae harus melakukan itu”

“Yasudah lah sebaiknya kita saling memaafkan”

“nde sunbae. Pekerjaan kita sudah selesai. Sebaiknya kita pulang, ini sudah larut”

“matja… kkaja. Aku antar kau pulang”

“andwae sunbae. Aku bisa pulang sendiri”

“ini sudah larut. Kau mau pulang sendiri? Kau yakin?”

“nde… aku yakin”

“hajima… aku akan tetap mengantarmu. Tidak ada penolakan. Atau aku akan marah”

“tapi…!! arraseo sunbae”

Jisoo dan kinar pulang bersama dengan mobil Jisoo. Dan Jisoo mengantar kinar sampai depan rumahnya. Saat di depan rumah kinar, keduanya berbincang sebentar.

“sunbae, kau mau mampir dulu?”

“aniyo. Aku akan mampir kapan-kapan. Ini sudah benar-benar larut, takutnya nanti ada yang mencari. Kau cepat lah masuk. Cuacanya dingin”

“nde. Gamsahamnida sunbae. Aku akan masuk”

****

Di rumah kediaman keluarga Hong… jisoo baru saja datang

“kau dari mana saja Jisoo-ah?” kata Gongchan yang duduk di ruang tamu

“bukankah kau sudah tahu aku kemana hyung?”

“kenapa selarut ini?”

“aku mengantar Yoonji pulang dulu” Jisoo tanpa sadar menyebutkan nama itu

“YoonJi? Nuguji? Neo yeojachingu?”

“ommo… aniyo hyung. Dia hoobaeku di kampus”

“jinjja? Kenapa kau terlihat gugup menyebutnya? Kau suka padanya?”

“ani.. yo..”

“kau tidak bisa berbohong padaku Jisoo. Katakan yang sebenarnya dengan jujur”

“Shireo!!! Aku mau mandi dan tidur” Jisoo pergi menuju kamarnya meninggalkan Gongchan

“huh? Dia marah”

Di kamar Jisoo..

“ahhh.. ini hari yang panjang. Dan luar biasa tentunya” kata jisoo dengan dirinya sendiri berbaring di tempat tidur”

“bibirnya sangat lembut dan manis… entah kenapa aku jadi terpikir untuk menciumnya. Itu juga ciuman pertamaku, tidak disangka aku melakukan itu dengan dia. Rasanya jantungku mau pecah. Dan yang paling mengejutkan, dia membalas ciumanku. Ahhh… aku harus bagaimana? Rasanya ingin memiliki dia. Tapi bagaimana?”

“kirimkan dia surat cinta saja, sayang” kata seseorang dari balik pintu kamar Jisoo

“Huh? Eomma… apa eomma mendengar semuanya?” Jisoo terkejut sekaligus malu

“tentu saja. Kau berbicara sendiri dari tadi, siapa yang tidak penasaran?”

“tapi surat cinta yang seperti apa?”

“sayang, kau kan suka menulis. Ungkapkan saja semuanya dalam surat dan kirim kan kepadanya. Siapa namanya? Dan seperti apa orangnya? Orang yang berhasil membuat anak eomma jatuh cinta?”

“nan molla, apa Jisoo bisa eomma? Namanya Kim YoonJi. Dia blasteran Indo-Korea. Dia cantik dan manis. Jisoo menyukainya pada pandangan pertama saat pembukaan ospek waktu itu”

“lakukan sebisamu. Jadi dia blasteran? Eomma ingin melihat wajahnya Jisoo-ah, eomma penasaran seberapa cantiknya dia”

“aku usahakan dulu eomma”

“Oh iya. Kalau tidak salah tadi kau menyebut ciuman. Maksudnya apa? Jangan-jangan….”

“eomma... eomma selalu tahu Jisoo dengan baik”

“Ommo!!! Jinjjayo? Ppoppo? Eodiga?”

“eomma!! Geumanhae… jisoo ingin istirahat. Kita bisa lanjutkan besok”

“aigoo.. uri adeul… kau pasti menciumnya di bibir. Tidak mungkin di tempat lain”

“jeballl… eomma hajimara!!!”

“arraseo arraseo… eomma mau ke kamar saja. Kalau tidak Jisoo akan marah. Ke ke ke” Ny. Hong hanya tertawa evil

“akan ku beritahu appamu, Jisoo-ah” kata Ibu jisoo lagi dalam hati setelah keluar dari kamar Jisoo

“Surat cinta? Itu terdengar hebat. Baiklah akan ku lakukan sebisaku. Tapi apa aku harus menuliskan namaku juga? Tidak mungkin secepat itu kan menyatakan cinta?” kata Jisoo yang mulai mengambil kertas dan pennya. Ibunya baru saja keluar dari kamarnya.

“apa aku pakai nama samaran saja?”

“atau nama Joshua saja? Tidak ada yang tahu termasuk Yoonji, kecuali sahabat-sahabatku dan keluarga”

“ahh… matchi… Joshua saja. Baiklah… Jisoo Joshua-ya.. Fighting!!!”



Tbc...

Love Letter (Hong Joshua)√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang