Pengkhianat Katanya Pantesnya Sama Pengkhianat, Kamu Siapanya?

135 12 2
                                    

Malam itu aku uring-uringan. Sebuah quotes nol logika mendadak muncul di timeline snap Whatsappku dan sialnya quotes itu diunggah oleh seorang teman onlineku dari dunia Roleplayer (Halo, aku chara Vernon mantannya Irene dari Eridanus, ada yang kenal? Hahaha) dan usianya terbilang terpaut cukup jauh dariku. 6 tahun. Bahkan dibanding adikku, dia jauh lebih muda.

“Memang, ya, kalau pengkhianat emang pasangan cocoknya sama pengkhianat. Dikasih berlian, eh malah nengoknya batu nisan.”

Anak ini masih muda. Abege istilah kerennya. Anak baru gede. Umurnya masih 13 tahun. Dia masih SMP, gap umurnya jauh banget sama aku. Dan statusnya luar biasanya daripada aku, bahkan remaja-remaja lain yang seusiaku (emang aku masih bisa disebut remaja?).

Kenapa dia buat status seluarbiasa itu dengan quotes nol logika begitu? Latar belakang permasalahannya adalah dia patah hati, sakit hatilah. Dia punya pacar, tapi ternyata pacarnya ditikung sama temennnya sendiri.

Gini, ya, ayo pasang logika dulu. Kita singkirkan permasalahan hati dulu. Ayo mikir biar serebrum kita sama-sama bekerja.

Garis bawahi intinya : Pengkhianat emang pasangan cocoknya sama pengkhianat.

Kita bedah dulu kata itu.
Kamu ngerasa dikhianati? Status kamu apa sama dia? Pacar? Cuma pacar? Di usia kalian yang masih belia, jangan terbiasa melabeli orang lain dengan sebutan pengkhianat, apalagi kalau status kalian cuma pacarnya. Maksudku, kalian cuma terikat cinta monyet, hawa nafsu, dan kata-kata gombal sekelas “Mama-Papa” dan kalian nggak punya status sah sebagai suami-istri. Di usia-usia remaja, kita seringkali labil, jangankan soal hal serumit cinta, soal mau makan apa di kantin aja suka repot. Dari kelas bilang mau makan bakso, nyampe lapangan niat makan batagor, nyampe depan pintu kantin pengen makan sate, eh pas sampe di kantin malah beli air mineral yang katanya ada manis-manisnya.

Usia remaja sekitar usia 12-18 adalah usia labil-labilnya seorang manusia (walaupun nggak ayal kalo papaku yang umurnya udah masuk kepala 4 juga kadang suka labil) dan nggak bisa dipaksa buat berkomitmen dalam hubungan karena pada dasarnya usia remaja adalah usia eksplorasi karena perubahan dari masa kanak-kanak. Dalam hal sederhana seperti makanan aja kita sering labil, apalagi soal hal serumit cinta. Ayolah, kalian masih muda. Jangan ngehabisin masa remaja kalian dengan hal serumit cinta. Belum waktunya. Apalagi sampe bawa-bawa ke ranah pengkhianatan. Kalian cuma pacarnya, berpisah cuma tinggal bilang putus. Balikan tinggal bilang ayo balikan. Pacarannya anak remaja itu cuma isepan permen. Habis ya selesai. Nggak bisa diminta berkomitmen jaga hati karena usia memang masih labil. Mau dikasih janji sampe busuk sekalipun, usia remaja belum saatnya berkomitmen soal cinta, terutama sama pacarnya.

Sekarang kita garis bawahi inti kedua : Dikasih berlian, eh malah nengoknya batu nisan.

Aku ngakak waktu baca ini. Ngakak sekeras-kerasnya sampe nggelundung dari kasur. Siapapun yang punya pikiran nulis status begini, pengen kusedot sumsum tulangnya sampe habis. Ini lucu. Lawak. Konyol. Logikanya nol besar.

Kamu merasa berlian? Kamu nganggap orang itu batu nisan? Wah, kamu sebaik apa? Kamu sesempurna apa? Kamu punya apa sampe bisa menilai dirimu sendiri berlian dan orang lain yang katanya mengkhianati kamu adalah batu nisan? Ingat, kalo kamu jatuhnya malah memuji dirimu sendiri sebagai batu berlian dan menghina orang lain dengan sebutan batu nisan, jatuhnya kamulah yang pantas dilabeli jahat. Kalau kamu memang berlian, tunjukkan dong kalo kamu memang berlian yang berkelas, berharga, jangan jatohnya malah ikutan jelek. Kamu buat status begitu, secara nggak langsung kamu menunjukkan pada dunia bahwa kamulah pelaku kejahatan sesungguhnya.

Baik tidaknya seseorang bukan diri sendiri yang menilai, tapi orang lain. Di mata kamu, kamu memang orang yang terbaik buat pacarmu sampe bilang kalau kamu adalah berlian. Tapi gimana pandangan orang tuanya? Keluarganya? Apakah kamu cukup baik? Belum tentu. Gimana kalo menurut orang lain Si Batu Nisanlah yang lebih baik? Mau renang kamu ke Sungai Han?

Dari keseluruhan inti quotes nol logika itu adalah selama statusmu pacarnya – bukan pasangan sahnya dan kalian belum punya anak – kamu nggak berhak menuntut dia lebih, bahkan ngatain pengkhianat. Ingat, dia yang kamu tangisin sekarang karena “pengkhiatannya” belum tentu jodohmu. Belum tentu ibu atau ayah dari anak-anakmu. Belum tentu akan bersanding denganmu di pernikahan. Jadi nggak usahlah ngatain pengkhianat cocoknya sama pengkhianat. Kalo ternyata dia jodohnya, kamu mau apa?

Dan satu lagi, jangan suka tinggi hati dengan menyamakan diri sendiri dengan berlian dan orang lain dengan batu nisan walaupun cuma dalam quotes nol logika, bisa saja orang yang kamu anggap jelek adalah penolongmu di masa yang akan datang.

Berquotesnya dan be smart

Salam manusia,
Gal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WORKING CEREBRUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang