Dalam diam

57 6 0
                                    

Seperti biasa diam menjadi pilihan terakhir. Diam menjadi tujuan akhir dari segala hal yang berlalu. Dari semua yang telah terlewati. Dengan kata lain mungkin lebih kepada memendam. Begitulah aku dan kamu saat ini. Diam. Tanpa sepatah kata apapun. Memang benar tidak ada yang lebih pahit dari dua insan yang berjauhan dan saling rindu dengan dua insan yang saling berpapasan namun tak pernah saling tatap. Tak pernah saling sapa. Hanya karena sebuah kata berlalu. Dengan itu semua tampak asing. Hari-hari yang aku lewati saat ini seperti sebuah sandiwara. Mengapa? Terlihat begitu berbeda. Apa yang sebenarnya ingin aku lakukan tak pernah bisa sejatinya terjadi. Mengertilah tentang satu hal. Apapun yang aku lakukan saat ini sejatinya hanya untuk memendam. Sejatinya hanya untuk diam. Untuk berusaha tidak mengusik apapun. Berusaha untuk menjaga segalanya. Berusaha untuk tidak membebani siapapun. Berusaha untuk tidak menyakiti siapapun. Sebatas itu.

Satu yang selalu menjadi pertanyaan dalam benak ku. Yang selalu menjadi sebuah pertanyaan besar yang menganggu. Aku ingin bertanya. Apakah aku membuat sebuah kesalahan? Apakah aku pernah membuat sebuah kesalahan? Sekali saja. Sehingga semua benar benar terlihat tidak berjalan dengan semestinya. Semua terlihat seperti benar benar asing. Ku lihat setiap sudut kehidupan. Ku lihat dan ku pandang setiap sudut kehidupan orang orang disekitar. Tak pernah se-asing ini. Tak pernah seperti ini. Sekali lagi aku tekankan aku hanya ingin memperbaiki. Aku hanya ingin berhubungan baik-baik saja tanpa melibatkan perasaan apapun. Dan bukan seperti ini. Penyesalan ku untuk sebuah perasaan yang tak semestinya aku turuti akan selalu menjadi penyesalan yang akan mendarah daging. Akan tetap ada dan tak akan pernah terlupa. Aku hanya akan terus memperbaiki hati ini. Aku jauh dari kata baik. Aku jauh dari kata sempurna. Tapi di dunia ini siapapun itu tak akan pernah mampu merasakan hal seperti ini. Jadilah diriku. Gantilah posisiku. Maka semua akan merasakan. Maka semua akan jelas. Jika dirimu mampu untuk menyimpan perasaan. Aku pun telah jauh-jauh hari menyimpan segalanya. Telah jauh-jauh hari diam untuk segala yang terjadi. Seolah semua baik-baik saja. Seolah tak pernah sedikitpun hati ini terluka dengan setiap hal yang berlalu dengan tidak semestinya.

Hidup ini sangat berharga jika kita melihat dengan sudut pandang terindah. Aku pun merasakan itu. Sangat berharga semua hal yang terjadi. Kamu. Begitu berharga. Meski kamu pun juga memiliki hal lain yang lebih berharga. Posisi ku saat ini adalah posisi aman. Aku mengambil jalan pintas untuk semua lika-liku yang harus ku lewati. Aku tak tertarik untuk singgah dimanapun. Aku tak terbiasa untuk berpindah dengan secepat itu. Aku hanyalah seorang wanita yang hanya bisa terus melangkah untuk memperjuangkan apa yang menjadi komitmen ku. Apa yang menjadi keinginan dan harapan ku. Meski harus terhenti. Meski harus terhalang. Meski sekalipun dihancurkan. Perjuangan ku belum berakhir. Semuanya akan terus tersimpan indah dalam keheningan. Apapun yang ada dalam diriku tuhanlah yang mengetahui. Tak akan ku bebankan apapun pada seseorang yang disana sedang berjuang memantaskan diri untuk seseorang yang sudah jelas bukan diriku. Yang sudah sangat nyata bukan lah aku. Berjuang sendiri adalah ahli ku. Memendam sendiri adalah pilihan ku. Tak perlu khawatir. Ini sudah menjadi kebiasaan ku.

^^

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang