Hari ini adalah saat dimana aku harus berpura-pura untuk kesekian kalinya. Berkali-kali aku mengulangi ini hanya untuk penyebab yang sama. Hanya untuk sesuatu yang lagi-lagi tetap sama. Hari yang berharga bagi setiap orang. Hari yang berharga untuk setiap orang yang akan mengakhiri masa-masa indah. Apa lagi jika bukan masa-masa SMA.
Tapi setelah setiap lukisan kebahagiaan yang ku coba ukir. Disanalah selalu ku lihat apapun yang kembali menyakitkan. Setiap kali aku bahagia tak ada yang mampu merestui. Bahkan semesta sendiri. Tak pernah sekalipun aku melihat kebahagiaan darinya.
Hari ini. Beberapa jam yang lalu aku hanya melihat kepedihan. Aku hanya melihat itu. Kesekian kalinya aku melihat hal itu. Bahkan dihari bahagia ini sekalipun. Air mata yang jatuh bukan soal haru atau sedih akan sebuah perpisahan. Melainkan telah berubah seketika menjadi tangis untuk sebuah rasa sakit. Sakit yang mendalam.
Entah bagaimana aku mampu menyembunyikan nya rapi tanpa harus dikasihani. Namun pada akhirnya semua hancur berantakan. Semua tak lagi mampu ku tahan di saat semua berulang kali terlihat. Disaat semua nya selalu saja mampu untuk ku saksikan. Selalu hanya aku yang menjadi orang pertama untuk menyaksikan segalanya.
Hari ini. Akan menjadi saksi. Bahwa kebahagiaan sejatinya tak kan ada. Untuk ku kebahagiaan hanya lah sebuah ilusi. Kebahagiaan hanyalah sebuah angan-angan. Kebahagiaan hanyalah sebuah harapan yang kubuat yang semestinya memang telah sirna.
Untuk hari-hari yang bahagia bagi setiap orang ku titipkan sebuah rasa. Kutitipkan sebuah pesan untuk terus melangkah. Bagiku ini hanyalah sebuah tamparan untuk semakin jauh dari sebuah rasa. Tamparan keras. Sangat keras. Perihal kata mungkin saja ku mampu mengalah. Namun perihal hati semua orang tau. Hanya aku yang mampu mengendalikan.
Terimakasih untuk semua. Kuharap ini adalah akhir untuk ku. Akhir untuk melihat segala yang tak sanggup untuk ku lihat. Menyaksikan setiap hal yang menampar ku berkali-kali. Terimakasih hari ini. Kenangan mu cukup menyakitkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa
Literatura Kobiecaبسم الله الر حمن الر حيم Perihal Rasa, Tentang pengorbanan perasaan yang tiada habisnya. Tentang sebuah rasa yang belum saatnya. Untuk semua hal yang datang lalu pergi begitu saja. Apapun yang telah melewatkan mu kemarin, adalah Kenangan. Berlarilah...