Prologue

1.4K 99 11
                                    


***

I still can’t believe it
All of this seems like a dream,
...
Don’t try to disappear.

♬️ Butterfly♬️

January 17, 2019 — Winter.

"Jimin, jangan bergerak. Diam di sana!" Jerit seorang gadis dengan suara serak, akibat menangis terlalu kencang.

"Aku lelah." Jimin menghembuskan napas dan mendongak, menatap langit tanpa taburan bintang.

"Sayang. Lihat aku, ada aku di sini." Sedikit demi sedikit gadis itu berjalan mendekat.

"Jangan melompat ku mohon." Katanya, dengan air mata yang kembali mengalir.

Jimin menoleh. "Aku tidak bisa bertahan lebih lama, aku lelah. "

Kali ini Jimin berdiri tegak, kakinya sudah mulai goyah berdiri di tembok pembatas, seperti akan terjatuh.

"Kau akan sembuh, jangan dengarkan kata orang lain. Kumohon." Gadis itu kembali menjulurkan tangannya dari jauh, membujuk Jimin yang berada beberapa meter di hadapannya.

Jimin menggeleng, tersenyum lebar dengan mata sipitnya yang berkaca. Saat itu juga air mata turun.

"Jangan bersedih. Aku tidak pantas untuk kau tangisi. " Jimin menggelengkan kepalanya memohon, sesekali menatap kebawah.

"Jaga dirimu, Aku mencintaimu."

Angin semakin berhembus kencang, rambut Jimin juga sudah berantakan, pria itu melepas sesuatu dari jarinya.

Menghempaskan sebuah cincin.

"Jika kau mencintaiku, tolong turun dari sana!" Jerit gadis itu, mencoba mendekat untuk meraih tubuh Jimin.

Jimin kembali menoleh sebelum kaki kanannya siap melompat.  "Selamat tinggal, Bae Nara."

Detik selanjutnya Jimin menghilang dari pandangan Nara, dia sudah melompat dari atas gedung Flat.

"Park Jimin!!!!" Teriak Nara histeris berlari ke arah tembok yang menjadi pagar. Tempat Jimin berpijak tadi.

Mata sembab gadis itu membelalak, menatap tubuh yang jauh di bawah sana sudah mengeluarkan banyak darah.

Tidak dapat membayangkan bagaimana hancurnya tubuh itu.

Nara menjerit histeris di balik tangisnya, tubuhnya merosot jatuh.

"J-jimin." Tangannya tak henti membekap mulutnya yang terus terisak.

Beberapa tatap mata terus menghujaminya, membuat tubuh Nara semakin bergidik merinding.

Gadis itu mencoba menutup matanya menghindari tatapan seram dari roh yang mengitarinya. Hal biasa yang selalu dia lihat sejak kecil.

Namun ada satu hal lain yang menarik perhatian Nara, sebuah cincin tergeletak di sanaㅡ cincin  yang sama dengan yang dirinya kenakan di jari manis.

Cincin Couple mereka, kini hanya Nara yang memakainya.

Tangan kecil Nara meraih cincin itu, menatapnya dan menggenggam erat seraya menangis kencang.

Jimin telah pergi meninggalkannya.




Kekasihnya telah bunuh diri.

***

A/n: Cerita ini hanya akan berisi chapter yg sedikit pendek. (maybe)

Tolong beri dukungan dengan vote dan komentarㅋㅋㅋ Thx U.

·듀위·
©Imdewiraa

INDIGO - JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang