INDIGO - JJK

5 - Until i meet you

***

How much more do I have to wait?
How many more nights
do I have to stay up?
Until I can see you?
Until I can meet you?

♬️ Spring Days♬️

Jungkook dan aku semakin dekat, setiap hari sifat pria itu sedikit demi sedikit berubah hangat dan menyenangkan.

Terkadang kami bertemu di Rooftop saat sepulang sekolah, saat istirahat belakangan ini Hyomin sering mengajakku ke kantin.

Dan para siswa menatapku dengan senyum menggoda, Hyomin bilang banyak yang ingin berkenalan denganku.

Aku sungguh tak tertarik. Andai saja mereka tahu aku indigo, akan aku gamblangkan saja bagaimana otak mesum mereka memikirkanku.

Menjijikan!

Aku belum mengenalkan Jungkook pada Hyomin, begitu pun sebaliknya. Hanya saja aku sedikit malu, Hyomin pasti sangat heboh jika tahu aku dekat dengan pria lagi.

Meski hanya sebagai teman.

"Hei— kamu sedang melamun atau memikirkan hantu?" Hyomin melambaikan tangannya di depan wajahku.

"Jangan sembarang! Aku sedang menatap kakek tua di sana." Tunjukku pada kakek itu yang sibuk menyapu.

Hyomin menengok pada arah taman, kemudian dia mengernyit.

"Maksudmu Hoseok?"

"Bukan, kakek petugas kebersihan itu. Yang di sebelah Hoseok."

Hyomin malah melotot ke arahku dengan galak. "Jangan menakutiku!"

"Aku tidak menakutimu, memang ada kakek itu."

Memang benar kok, aku melihatnya. Tapi Hyomin malah menatapku aneh.

"Tidak ada orang di sana selain Hoseok."

Aku mengerjap untuk beberapa saat hingga Hyomin berpindah tempat duduk ke sisiku.

"Kamu baik-baik saja?" Hyomin bertanya dengan raut cemas.

Tidak.

Ada yang salah dengan penglihatanku. Sebelumnya aku tidak pernah salah, dan aku bisa membedakan yang mana nyata dan bukan.

Aku menghela napas. "Hh.. andai saja Indigo bisa membaca pikiran hantu-hantu itu."

"Kamu serius memikirkan hantu?" Tanya Hyomin penasaran, aku mengerjap beberapa kali.

"Hyomin, pulang sekolah nanti kamu duluan saja. Aku masih ada urusan."

***

"Jeon, aku melihat kakek tua itu sedangkan Hyomin tidak!" Aku kembali bercerita pada Jungkook seraya berjalan menyusuri aspal yang penuh daun berguguran.

Pria itu sama sekali tak peduli bahkan semakin mempercepat langkahnya.

"Jeon — aku bicara padamu."