Jeon Jungkook

623 72 23
                                    

***

Like snow piles up,
I remember what you gave me,
You gave me the courage to live.

♬️ Crystal SnowㅡJk♬️

[August 31, 2020ㅡLast Summer]

Aku sempat berpikir jika tuhan sangat menyayangiku, itulah sebabnya tuhan menjemputku. Mengambil jiwaku yang terbaring di ranjang rumah sakit-lebih cepat dari yang kuduga, aku pergi dari dunia.

Namun seakan tak terhenti, siksaan itu kembali padaku. Tangisan Ibu selalu menggema di telingaku. Pada akhirnya, aku belum bisa pergi dari dunia ini.

Aku tersiksa dalam dunia yang berbeda. Kesepian, menderita dan ketakutan. Namun aku harus bersyukur caraku mati lebih baik dari mereka yang berkepala buntung, bahkan setelah menjadi arwah bercak darah memenuhi seluruh pakaiannya. Seragamku bersih, aku bukan korban kecelakaan. Setidaknya begitu.

Untuk menghindari Min Yoongi, sepupuku. Aku tak pergi ke atap sekolah. Aku pergi ke gedung sebelah sekolahku. Terkadang aku merenung. Kenapa kisahku sangat miris, aku belum merasakan indahnya hidup. Ingin mencintai dan dicintai, aku tidak merasakannya dan aku ingin menikmati hidup.

Kembali teringat, jika aku meregang nyawa saat sepulang sekolah, saluran pernapasanku tersendat. Bronkitis ini membunuhku. Dan aku cukup sadar untuk berhenti menghayal di atap sekolah ini. Tujuanku hanya untuk pergi dengan tenang.

Tidak terlalu buruk, setidaknya aku masih memiliki banyak waktu menikmati dunia, sebelum Ibu mengiklaskan kepergianku. Tapi sebelumnya, aku ingin menemui Yoongi. Hanya dia satu-satunya yang bisa melihatku mungkin dia akan sangat terkejut.

Aku menjatuhkan bokongku di kursi penumpang paling belakang. Menaiki Bus gratis terasa menyenangkan.

Suara pikiran manusia memenuhi gendang telingaku, membuat pekak. Tapi yang lebih mengusikku adalah gadis di sebelah kanankuㅡyang sama duduk di kursi belakangㅡdengan tatapan kosong seakan dia melihat ke arahku.

[September 01 ㅡ First Autumn]

Aku ingin kembali menemui Yoongi, kali ini aku harus berbicara dengannya-kemarin aku terus bersembunyi-Tidak ada salahnya menemuinya di rumah.

Aku seperti gelandangan yang berkeliaran tak jelas, keuntungan bagiku hanya satu; aku bisa masuk kemanapun tanpa melewati pintu. Seperti caraku masuk ke gedung sekolah sebelah.

Tempat yang sepi sungguh membuat pikiranku nyaman, Tak ada lagi pikiran manusia yang memenuhi pendengaranku. Melalui jalanan komplek yang penuh daun maple ini, membuat aku merasa hidup kembali.

"Jungkook?"

Tunggu. Seseorang menyebut namaku, aku segera menoleh dan mendapati gadis tempo hari.

"Aku pernah melihatmu di sekolah."

Dia berbicara dengan siapa?

'Kenapa dia tak memikirkan apa pun? '

Tidak. Dia tidak sedang memikirkan seseorang, bukan bicara padaku.

"Hei, kamu melamun?"

Aku? Dia berbicara padaku?! Tapi di sekitar sini tak ada orang lain, selain dirinya sendiri. Aku bukan manusia, dia tak mungkin bicara padaku.

"Aku bicara padamu."

Tawa manis itu menyadarkanku pada kenyataan, dia menyapaku.

"Namamu Jungkook kan?"

INDIGO - JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang