- 2 -

533 10 0
                                    

Dan benar saja sejak saat itu Fahmi tak lagi meneror atau pun memantau keberadaanku. Sejak itu hidupku bener - bener dilindungi secara ketat. Saat itu hari libur, aku mengajak Keysha dan Sabil pergi ke luar sekedar membeli cemilan manis. Namun yang terjadi adalah di luar dari dugaan.

Tttuukkkk .... Ttuukkkkk .... Ttuukkkkk, bunyi ketukan pintu


"Pasti itu mereka." ucapku sambil berjalan ke depan menuju pintu utama rumah. Namun saat aku buka pintu rumah betapa shocknya aku yang ternyata aku temui adalah Rey.

"Rey ? Kamu ngapain ke rumahku ?" tanyaku

"Katanya mau keluar mau cari cemilan manis, yuk." ajak Rey

"Hah ? Aku nggak ..." belum selesai aku ngomong mereka berdua muncul dari arah balik tembok

"Hai Meira." ucap mereka berdua dan aku langsung menghampiri mereka ke depan

"Kalian kenapa ngajakin Rey ?" bisikku

"Kita sengaja. Karena cuma ini satu - satunya cara." ucap Keysha

"Ya udah have fun ya." ucap Sabil

"Eh kalian mau ke mana ?" tanyaku namun mereka hanya dadah - dadah

"Aku mager." ucapku, namun lenganku ditahan oleh Rey

"Mager ? Oh mau gerak maksudnya ?" tanya Rey

"Apaan sih." ucapku sambil melepas tangan Rey

"Kamu ngapain sih pakek mau segala apa kata mereka ?" tanyaku

"Karena kita peduli sama kamu. Kita mau kamu sembuh, kamu aman, kamu bahagia." jawab Rey

"Kata - kata kamu yang barusan nggak bakal bisa bikin aku luluh. Yang ada makin aku nggak percaya kalo ada manusia yang baik selain mereka berdua dan keluargaku." ucapku

"Kamu nggak bisa ngejudge semua manusia itu sama kayak mantan kamu yang bajingan itu. Jangan karena cuma 1 manusia yang ngerusak mental kamu, jadi bikin kamu berpikiran kalo semua manusia itu sama kayak dia." ucap Rey

"Iya mungkin emang nggak sama kayak dia tapi cara nyakitinnya yang beda." ucapku

"Sehebat apa sih dia sampe bikin kamu kayak gini hah ?" tanya Rey

"Kamu mau tau ? Dia orang pertama yang berhasil dipercaya keluargaku. Dia orang pertama yang berhasil aku bawa ke rumah ini. Dia orang pertama yang satu - satunya saat itu aku percaya. Dan dia orang pertama yang berhasil buat aku jatuh cinta. Tapi apa ? Kamu mau tau tapi apa ? Tapi dia nyakitin aku, dia khianatin kepercayaan aku, dia ngerusak mental aku, moodku, bahkan aku aja nggak bisa lagi kenal sama diri aku sendiri. Sehebat itu dia. Bahkan bikin aku nggak bisa percaya sama laki - laki di luar sana. Karena dia buat aku punya pemikiran kalo semua laki - laki itu kayak dia." ucapku sambil mengusap air mata

"Aku nyesel. Gue nyesel. Kenapa harus gue terima dulu cintanya ? Harusnya gue bisa lebih peka siapa yang tepat untuk diri dan hati gue. Bukan gue nggak move on, tapi perlakuannya yang bikin otak gue mikir harus ya gue dapet pengkhianatan itu dari orang yang gue sayang ? Bahkan gue ngerasain sekarang hidup gue hampa. Gue kehilangan jati diri gue. Gue nggak bisa kenal sama diri gue lagi. Gue nggak tau gue sukanya apa, dan gue juga nggak tau apa yang gue nggak suka. Gue udah kehilangan temen - temen gue karena dia prioritas gue. Hancur hidup gue sekarang. Hancur." ucap gue dan Rey memeluk gue

"Dan lo jangan pernah nampakin muka dan badan lo di depan gue kalo niat lo dari awal udah nggak baik sama gue. Gue nggak perlu dikasihanin." lanjut gue sambil melepas pelukan Rey.

Luka Masa Lalu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang