Chapter 2

64 5 2
                                    


Matahari sudah menyinari bumi sepenuhnya,semua siswa dan siswi berlarian mencari kelasnya masing masing.Ellin berjalan mengikuti wali kelasnya,yaitu kelas XI IPA2. saat sudah berada di dalam kelas,Ellin bisa bernafas lega karena dia sekelas dengan Naya.Guru sekaligus wali kelasnya mempersilahkannya untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu.

"Nama gue Ellina Ashyra,panggil aja Ellin.gue pindahan dari bandung."Ucap Ellin berusaha menyembunuikan kegugupan nya.

"Baiklah Ellin,silahkan duduk di tempat yang kosong."Ellin berjalan ke bangku yang kosong tepat di samping Naya,karna Naya sendiri yang mengusir teman sebangku nya agar Ellin bisa duduk di samping nya.

Jam pelajaran berlangsung dengan Ellin yang tidak bisa fokus sama sekali karena Naya yang terus bercerita di sampingnya.Sampai akhirnya bunyi bel istirahat pertama berbunyi dan semua siswa siswi langsung berhamburan keluar kelas.

"Ke kantin yuk" ajak Naya sambil menarik tangan Ellin.

Ellin hanya diam selama perjalanan ke kantin sambil menundukan kepala,saat sampai di depan kantin Ellin langsung mendongak menatap penuh minat pada permen yang tersisa satu di sana.

Ellin langsung berlari meninggalkan Naya untuk mengambil permen itu,saat tangan nya akan menjangkau permen itu,tiba tiba ada tangan lain yang mengambilnya.Ellin mendongak menatap tajam seorang cowok yang telah mengambil permen dambaan nya.

"Om,itu permen Tisya."Ucap Ellin dengan nada kekanak kanakannya.

"Lo ngomong ke gue?."Tanya Dave sambil memasukan permen ke dalam mulutnya.Ellin hanya mengangguk angguk kan kepalanya sambil menatap permen itu dengan wajah polosnya.

"Nih,kalau mau ambil aja." Tantang Dave mengangkat angkat dagunya.Ellin dengan santainya mengambil gagang permen itu dan menariknya hingga terlepas dari mulut Dave,dan dengan santainya memasukannya ke mulutnya sambil berlalu meninggalkan kantin.

"El..Ellin,tungguin gue."Naya mengejar Ellin ke luar kantin.

Dave,Vero,Fandi Dan seluruh siswa yang melihat kejadian itu terdiam mencerna apa yang baru saja terjadi.Semakin mereka mengerti,semakin mereka cengoh di buatnya.

"Dave lo punya ponakan?."Tanya Vero yang masih belum bisa mencerna kejadian tadi.

"Nggak."Dave menggelengkan kepalanya.

"Terus napa dia manggil lo om?."Fandi menyahut dari belakang.Dave bertambah cengoh.

"Mas,ini masih ada se pak kok permen nya.Mas mau?."Tawar mbak desi,si penjaga kantin.

"Gue beli dengan mbak Desinya sekalian deh."Ucap Dave tanpa mengalihkan mata nya dari punggung Ellin.

"Ah mas nya bisa aja,emang mas mau ngurus 10 anak saya?."Ucap mbak Desi malu malu.

"Nih mbak,Vero sama Fandi katanya mau."Tunjuk Dave sambil berjalan meninggalkan kantin.

"Nggak kok mbak,ngurus sempak aja gue nggak bisa,nih Fandi jagonya kalau di suruh ngurus anak."Ucap Vero sambil berlari menyulus Dave.

"Hoax tuh mbak,anak yang gue urus aja besok nya pada mati semua."Fandi ikut berlari meninggalkan kantin.

Mbak Desi hanya tertawa mendengar itu tanpa memasukan nya di dalam hati,karna memang dia juga hanya bercanda.Suaminya saja sudah lima,kalau harus nambah lagi mungkin mbak Desi gak akan kuat,biar readers aja.Ya kan?.

~~~~~~~

"El..Ellin"Panggil Naya sambil menarik tangan Ellin.

"Tante,nama aku bukan Ellin,tapi Tisya."Ucap Ellin masih dengan nada kekanak kanakan nya sambil berlalu meninggalkan Naya yang terdiam bingung,sejak kapan dia punya keponakan sebesar itu.

Saat kembali tersadar,Naya sudah tak melihat Ellin lagi,dia mulai mencari cari Ellin,mulai dari ruang kelas,Lab,teater,toilet cewek,sampe ke toilet cowok pun tidak ada.Saat Naya berjalan untuk kembali ke kelas,dia melihat Ellin yang berlarian di koridor menuju ke arah nya.

"Tadi gue ngapain aja?."Tanya Ellin to the point saat sudah sampai di depan Naya sambil berusaha mengatur nafasnya.

"Lo nggak inget?"Ucap Naya setengah berteriak.Ellin hanya menggeleng gelengkan kepalanya.Ellin hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepala,Naya langsung menarik tangan Ellin untuk berjalan mengikutinya.

"Gue ceritain sambil jalan ke kelas aja,gak lama lagi bel masuk nih."Ucap Naya.

Naya pun menceritakan semua yang di lihat nya di kantin tadi.Ellin tak bisa menjaga ketenangan nya lagi saat Naya menceritakan kejadian yang sangat mengerikan menurutnya.Dia pasti akan Menjadi bahan bullyan mulai hari ini,karena berani mengganggu Dave.

Saat sudah sampai di dalam kelas,dia melihat semua cewek menatapnya dengan tajam seperti akan menggulitinya.Ellin berusaha tidak memperdulikan semua tatapan itu dan fokus kepada buku pelajarannya.

"Tenang aja kok,ada gue."Ucap Naya berusaha menenangkan Ellin.

"Emang lo berani lawan mereka?."Tanya Ellin sedikit tenang sambil menatap Naya penuh harap.

"Yah nggak sih,tapi gue bakal siap deh nemenin lo lari nanti"Ucap Naya sambil menaik turun kan alisnya.Ellin hanya bisa menghela nafas pasrah mempunyai teman seperti Naya,setidak nya Naya tidak ikut memusuhinya.

~~~~~~~~~
Absurs banget yak😅

vomen🙏🙏

Double NatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang