Chapter 3

56 7 4
                                    

"Ell..bangun,udah jam setengah tujuh nih,nanti kita terlambat"Naya menggoncang goncangkan badan Ellin agar terbangun.

"Hoaam..jam berapa?"Tanya Ellin sambil berusaha duduk.

"SE.TENG.NGAH TU.JUH"Ellin yang mendengar itu langsung melotot dan segera melakukan ritual pagi nya,sedangkan Naya menunggunya di luar.

Tak sampai lima belas menit Ellin sudah siap dan segera berangkat ke sekolah bersama Naya.Saat Ellin dan Naya sampai di sekolah semua mata menatap Ellin sambil menahan tawa seperti mengejeknya,Ellin yang sudah terbiasa di tatap seperti itu saat di sekolahnya yang dulu sama sekali tidak terganggu,malah Naya yang merasa risih melihatnya.

Saat mereka akan melewati mading Ellin melihat pengumuman yang bertuliskan "Anak TK" dan ada pula foto Ellin di bawahnya.Naya yang melihat nya juga langsung menarik kertas pengumuman itu dan membuang nya ke tempat sampah,Naya langsung menarik tangan Ellin agar dia tidak mendengar ejek ejekan yang membuat telinga nya panas.

Saat sampai di kelas Ellin melihat kursinya sudah full di coreti kata "Anak TK",tulisan itu mengunakan tinta permanen sehingga tak bisa untuk di hapus.Naya segera mengambil kursi Ellin untuk di tukarkan dengan kursi yang tidak di pakai di dalam gudang.Naya menyuruh Ellin untuk tidak memperdulikan semua itu.
Dan pelajaran pun ber langsung.Saat pelajaran berlangsung pun ejek ejak kan pedas tak henti hentinya terdengar oleh Ellin.Sampai akhirnya bel istirahat pertama pun berbunyi.

"Ell,lo mau pesan apa?"Tanya Naya yang sedah berdiri di depan Ellin.

"Nanti di kantin aja kali,masa di sini"Sanggah Ellin.

"Lo gak usah ke kantin aja,ntar telinga lo budek lagi dengar omongan para CABE"Ujar Naya sambiL mengeraskan voluMe nya di kata terakhir.

"Udah,santai aja.Gue udah biasa kok"Ucap Ellin sambil berdiri dan menarik tangan Naya menuju ke kantin.

Saat di perjalanan menuju kantin sudah banyaj yang menatap Ellin sambil mengolok olok nya.Bahkan saat sampai di kantin pun semua mata menuju ke arah Ellin dan mulai membicarakan nya.

Naya mencoba mengecek keadaan Ellin,tetapi setelah dia melihat bahwa Ellih hanya acuh mendengar semua itu,Naya menjadi lega.Mereka memilih meja paling ujung yang masih kosong.Saat Naya akan memesan makanan untuk dia dan Ellin,lima cewek datang sambil salah satunya menggebrak meja mereka.

"He anak Tk,lo tuh salah sekolah yah?ini tuh sekolah untuk yang udah remaja,bukan yang kekanak kanak kan kayak lo! jadi mending loh pulang terus minta permen deh sama nyokap lo!"Tawa menggelegar di seluruh kantin.

"Lo gak punya kaca ya?ini tuh sekolah!bukan tempat pelacuran untuk pelacur kaya lo"Umpat Ellin kehabisan kesabaran.cewek itu langsung terselut amarah dan menyiram Ellin dengan jus lemon yang di belinya.

Naya yang melihat itu segera menarik Ellin untuk meninggalkan kantin menuju ke toilet untuk mengganti baju Ellin yang basah,untung saja sekolah menyediakan seragam ganti di setiap loker masing masing siswa.

"Udah gue bilang kan,lo itu di kelas aja,kan malah jadi basah begitu."Omel Naya sambil memberikan seragam ganti untuk Ellin.

"Maaf deh,tadi cuma kelepasan aja kok"Bela Ellin mengabil seragam itu dan masuk ke dalam toilet.
"Lagian,siapa sih tadi?datang datang main ngegas aja"lanjutnya.

"Tadi itu nama nya Dinda,terus yang di belakangnya itu lala.termaksud anak orkay juga sih,dan yang pasti mereka itu fans dari Dave"Jelas Naya panjang lebar.
"Besok besok biar gue aja deh yang ke kantin,lo tunggu di kelas aja"Ucap Naya sedikit berteriak agar terdengar oleh Ellin.

"Iya iya cerewet,yaudah yuk ke kelas,bentar lagi bel"Balas Ellin sambil keluar dari toilet dan langsung menuju ke kelas bersama dengan Naya.

~~~~~~~~~~

Saat jam istirahat kedua,semua siswa berhamburan keluar kelas ada siswa yang menuju ke kantin,ke perpustakaan,ruang musik,teater,dan ada juga yang memenuhi panggilan alam,Naya yang telah kelaparan sedari tadi pamit untuk memenuhi keinginan para cacing nya.

"Ell lo mau pesen apa?"Tanya Naya.

"Terserah"Jawab Ellin dengan muka flat nya sambil memandang lurus ke depan.

"Yaudah,gue pergi dulu,lo jangan kemana mana yak!"Naya yang seperti sudah terbiasa dengan sikap Ellin yang sering berubah ubah sama sekali tidak memperdulikannya.

Saat Naya sudah pergi Ellin beranjak dari kelas menyusuri koridor korido yang sepi karena sudah banyak siswa yang pergi entah kemana saja.

Dave berjalan dari arah yang berlawanan dengan Ellin sambil membawa sebungkus permen yang dia lambai lambaikan ke arah Ellin,tapi Ellin tetap diam dan melewati Dave tanpa menoleh sedikit pun.Dave yang melihat Ellin melewatinya begitu saja berhenti dan langsung masuk ke kelas di sampingnya.

"Boro boro di gubris,di lirik aja nggak!"Curhat Dave.

"Lo kurang dekat tuh ngelambai lambaiin permennya,coba deh di depan muka nya!"Ujar Vero memberi saran.

Tanpa pikir panjang Dave langsung berlari mengejar Ellin,saat sudah dekat dia berbalik dan berlari mundur agar dapat saling bertatapan wajah dengan Ellin.Dave mulai melambai lambaikan permen itu tepat di depan wajah Ellin.Dave yang melihat Ellin sama sekali tidak melirik atau bahkan berkedip padahal di sudah melambai lambaikan permen itu tepat di depan wajahnya.Sampai akhirnya Dave melihat Ellin berbelok,saat dia sadar...

BRAAK!!

Bunyi yang sangat memilukan itu terdengar oleh Vero dan Fandi,saat mereka melihat Dave yang sedang terduduk di atas lantai,mereka segera berlari untuk melihat keadaannya.

"Lo gak apa apa kan?"Tanya Vero sambil mencoba membantu Dave untuk berdiri

"Siapa sih yang naruh tembok di sini?"Ujar Dave sambil menendang tembok yang di tabraknya tadi.

"Sebelum lo lahir aja nih tembok udah di sini goblok!"Balas Fandi greget.

"Mending lo ajak bicara langsung aja deh,dari pada kayak tadi,di lirik nggak sakit iya"Usul Fandy tampak bijak.

"Dari tadi kek ide nya"Dave langsung berlari megejar Ellin.

"Lo punya otak tuh untuk apa?pajangan?!!"Fandi berteriak agar terdengar oleh Dave yang sudah agak jauh.

"Ell..Ellin"Panggil Dave sambil mencekal tangan Ellin agar berhenti.Ellin akhirnya menoleh dan melihat Dave dengan tatapan tajamnya.

"Icha"Satu kata itu yang keluar dari mulut Ellin sebelum dia berlalu pergi.Dave yang tak meperdulikan ucapan nya itu langsung mencekal tangan Ellin lagi.

"Lo inget ini kan?"Ucap Dave sambil memasukan permen tadi ke dalan mulut nya dan menaik naik kan dagunya.

Ellin yang melihat itu langsung menampar wajah Dave, dan segera berlalu pergi meninggalkan Dave yang terdiam membatu sambil memegang pipi nya yang di tampar.Dave masih tetap diam tak bergerak sambil melihat punggung Ellin yang semakin menjauh.

Vero dan Fandi yang melihat itu langsung berlari menghampiri Dave.

"Lo gak apa kan?"Tanya Fandi sedikit khawatir.

Dave yang semula melihat ke arah punggung Ellin yang menjauh akhirnya menolehkan kepalanya ke arah Vero dan Fandi sambil masih tetap memegang pipinya.

"Tangan nya halus banget njir"Ungkap Dave bersemangat sambil mengelus elus bekas tangan Ellin di pipinya.

"GOBLOK!!"Umpat Vero dan Fandi sambil menjitak kepala Dave.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Vomen🙏

Double NatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang