Chapter 8

38 2 1
                                    


Darah di kulit ku sekarang adalah darah ku,tapi besok adalah darah mu!
Firli A.K.A Ellin.

~~~

"Truth or dare?"Tanya Naya kepada Dave.

"Truth deh"Ucap Dave malas.

"Lo suka kan sama Ellin?"Tanya Hesti penasaran.

"Nggak tuh," Ucap Dave serius.

"Terus kenapa lo baik banget sama Ellin?" Tanya Dita bingung.

"Kan gue emang gitu ke semua orang" Ucap Dave lagi.

"Etdah, udah lebih pertanyaan nya oy" Ucap Dave baru ingat.

"Iya juga ya"

"Gue ke kelas dulu,hp gue ketinggalan"Ucap Dave berdiri dan berjalan menuju kelas nya.

*****

"Selamat datang"Ucap seseorang yang baru saja menutup pintu itu dan menguncinya.

"Mau apa lo?"Tanya Ellin kepada seseorang yang pernah melabraknya saat di kantin, ya itu Dinda.

"Mau gue itu lo gak usah ke gatelan sama Dave! bisa?"Ucap Dinda sambil menjambak rambut Ellin kuat hingga Ellin terduduk di lantai.

"Aaa..lepasih,sakit tau"

Dinda melepaskan jembakan nya dan mengeluarkan pisau lipat dari saku celana nya.

"Mau apa lo?"

"Gue denger lo terus terusan ngerayu Dave buat jadi pacar lo. Iya kan?"

"E..engak!"

"Heleh!Muka ini kan yang buat lo merasa sok cantik!"Dinda berusahan menggoreskan pisau itu ke wajah Ellin.Tapi dengan cepat Ellin menyibakan tangan Dinda dan malah mengenai bahu kanan nya.

Dinda yang melihat darah turuh dari bahu Ellin mulai ketakutan,karena dia hanya berniat menakut nakuti Ellin saja agar tak mendekati Dave.Dinda berlari keluar gudang tersebut meninggalkan Ellin yang mulai kehilangan kesadarannya.

***
"Woy...ada yang pingsan"Teriak salah satu siswa yang melewati gudang dan melihat seorang gadis terkapar tak sadarkan diri di dalam gudang.Dia langsung berlari untuk memberitahukan ke teman teman yang lain nya.

"Woy,cepetan ada yang pingsan di dalam gudang!"Ucapnya ketika melihat banyak orang yang telah berkumpul di taman.

"Hah?siapa?"Banyak yang penasaran dan ikut berlari menuju gudang.

Dave yang baru saja kembali dari mengambil hp nya langsung berlari ke arah gudang mencoba meyakinkan hatinya bahwa seseorang itu bukan lah Ellin,pasalnya saat dia berjalan dari kelasnya dia melihat Ellin tak ada di kelas XI IPA2,padahal dia meminta izin untuk tidur di kelas itu karena memang itu kelas yang di sediakan untuk tempat tidur untuk para perempuan.

Saat Dave sampai di gudang ,telah banyak sekali orang yang mengerumuni tempat itu,Dave berjalan membelah lautan manusia dan langsung membelalakan matanya saat melihat Ellin telah terkapar di lantai dengan darah segar mengalir dari bahu kanannya.

Dave langsung mengangkat Ellin dan segera membawanya ke rumah sakit menggunakan mobilnya.

"Ellin?!"Teriak Naya dll yang melihat Dave menggendong Ellin.

"Ellin kenapa Dave?"Tanya Naya yang telah berjalan di samping Dave di ikuti yang lain nya sambil melihat keadaan Ellin.

Dave sama sekali tak menjawab dan terus berjalan lebih cepat menuju mobilnya dan memasukan Ellin ke dalam mobil di temani oleh Naya sedangkan yang lain nya menyusul menggunakan mobil milik Fandi.

Dave mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata menuju rumah sakit sambil sesekali melihat keadaan Ellin di bangku penumpang.

"Ellin maafin gue,gue gak ngejaga lo,padahal gue udah tau kalo lo di teror selama ini.Maafin gue Ell"Tangis Naya pecah saat mengatakan itu,dia tak pernah membayangkan akan jadi seperti ini padahal dia hanya tak bersama Ellin kurang lebib 10 menit.

"Ellin di teror?"Tanya Dave penasaran.

"I.iya,Ellin di suruh ngejauhin lo,tapi gue kira itu cuma ancaman murahan fans fans lo,jadi gue gak terlalu nanggapin itu,tapi karna udah begini pasti bukan cuma ancaman biasa"Ucap Naya.

Saat sampai di rumah sakit,Dave langsung mengangkat Ellin dan memanggil manggil perawat untuk mengobati Ellin secepat mungkin.Ellin segera di bawa ke ruang UGD

Naya dan yang lain nya menyusul di belakang,mereka melihat Dave yang terlihat kacau dengan rambut yang acak acakan dan pakaiannya yang penuh dengan darah sedang duduk sambil menundukan kepalanya.

"Udah lo tenang aja,Ellin pasti selamat kok," Ucap Fandi menepuk bahu Dave.

Dave sama sekali tak merespon nya,mereka semua menunggu di depan ruang UGD dengan sabar.Tak jarang suster terlihat berlarian keluar masuk ruangan itu untuk mengambil beberapa kantong darah membuat semuanya bertambah khawatir.

Hampir satu jam mereka menunggu di luar ruangan sampe akhirnya mereka di izin kan masuk oleh dokter dengan syarat tidak boleh berisik karena Ellin sedang beristirahat.

Mereka lega melihat Ellin sedang tertidr pulas di kasurnya,dan segera pamit kepada Dave untuk kembali ke sekolah karena sudah jam 10 kurang dan tak lama lagi gerbang sekolah akan di tutup dan Tentunya Dave yang akan menjaga Ellin.

"Kita pamit ya," Ucap Naya."Nanti gue yang izinin sama guru,tenang aja," Lanjutnya.

"Oke,thanks," Ucap Dave tanpa mengalihkan matanya dari wajah Ellin yang pucat.

Di saat semuanya keluar,ada yang menyadari suatu kejanggalan yang sedari tadi terjadi,yaitu keheningan.Biasanya tak pernah ada keheningan yang sangat pekat seperti ini,pasti akan ada satu orang yang tak pernah mereset otak nya atau memang tak kebagian otak yang akan menyela di setiap keadaan yang tidak pas,tapi kali ini batang jempol nya sama sekali tak terlihat.

"Eh..Vero di mana?" Tanya Dita saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Nggak tau,pantes dari tadi sepi." Jawab Fandi sambil menjalankan mobil menuju ke sekolah lagi.

Saat mereka sampai di sekolah gerbang sudah akan di tutup tapi seseorang yang berasal dari dalam sekolah berlarian dan memanggil satpam yang akan menutup gerbang itu.

"Pak,bapak di cariin Fandi tuh di dalam,katanya mau di kasih..," Ucap Vero sambil menggosokan ibu jarinya ke jari telunjuknya.

Pak satpam yang memeang selalu tergoda dengan uang itu langsung saja menanyakan di mana Fandi berada yang di jawab Vero bahwa Fandi ada di kelasnya.

Saat satpam pergi bertepatan dengan mobil Fandi yang masuk melalui gerbang yang sengaja di buka lebar oleh Vero.Dan saat mobil itu sudah sepenuhnya masuk Vero segera menutupnya dan tak lupa menguncinya,langsung saja berlari ke arah mobil yang terparkir tak jauh darinya melihat yang lain turun dan langsung menyuarakan hal heboh yang di dengarnya.

"Woy..lo tau gak tadi itu ada pemeriksaan cctv buat nyari tau siapa yang udah nusuk Ellin,dan lo tau apa hasilnya?" Ucap Vero menggebu gebu,sedangkan yang lain sudah mengumpul untuk mendengar siapa yang berani beraninya menusuk Ellin.

"Dan hasilnya ternyata..tidak ada cctv yang ada di gudang itu!!" Ucap Vero masih dengan nada yang menggebu gebu.Tetapi yang lain sudah kecewa dan Fandi mulai menarik kepala Vero dan menjepitnya di antara ketiaknya sambil sesekali menjitak kepala Vero.

"Yang gak ada itu nggak usah di ceritain bego,bikin orang gantung aja lo," Ucap Fandi sambil berjalan masih dengan posisi tadi di ikuti oleh yang lain nya sambil sesekali Dino menendang pantat Vero.

~~~~~~~~~~~~~

Maap baru up lagi🙏
Soalnya lagi persiapan UN.
Doain smoga nilainya memuaskan ya👌

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Double NatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang