1

231 31 11
                                    

    Apakah dia curiga?

    Mendapat firasat?
   
    Pria itu bertanya-tanya dalam hati saat mengamati manusia tersebut berjalan cepat di pinggir sungai, menggeser sedikit tas yang bergelantungan di pinggulnya saat berbelok dan menaiki sebuah bangunan. Wanita itu terlihat letih sore ini, seakan ada sesuatu yang membebani. Langkahnya terlihat lebih lunglai.

    Tidaklah mengeherankan, pikir pria itu. Pasti ada sesuatu dalam diri wanita itu yang membuat Union tertarik kepadanya.

Janice Queen berjalan sendiri dalam rumahnya. Dia melilitkan tali tas ke pegangan pintu. Kemudian dia menanggalkan blezer abu-abu, yang biasa ia kenakan saat pergi di atas celana panjang dan baju putih, dan menggantungkannya di lemari.

Janice menjadi kurang tidur sejak beredar berita penculikan yang dilakukan beberapa pihak untuk di eksperimen atau dibuat menjadi senjata. Janice bahkan sampai pindah rumah dari Bocco. Janice tahu, itu bukan suatu kebohongan.

Janice tahu dari pengalaman, cepat atau lambat, dirinya pun pasti bisa menjadi korban. Apalagi setelah ia mengetahui tentang dirinya yang disembunyikan oleh keluarganya selama ini darinya.

Saat dia menutup pintu lemari, terdengar ada seseorang mengetuk pintu rumahnya mengagetkan.

Dia menghampiri dan membuka pintu.

"Federal Parcel" ujar suara pria itu yang terdengar sangat bass. "Untuk Janice Queeler?"

"Queen?" tanyanya.

"Queen. Maaf."

Janice melihat saku di kemeja pria itu, tak ada pena yang menyembul keluar. Selain kotak putih, tak ada apa-apa lagi di kedua tangannya.

    Tak ada papan untuk menulis?

Tak satupun keanehan ini yang membuatnya sadar sampai akhirnya terlambat.

Saat Janice melangkah maju untuk menerima kotak tersebut, pria itu mendorongnya dengan kasar ke dalam rumah. Perempuan itu membentur tembok dengan keras.

Pria itu tiba-tiba saja ada di dalam, pintu di belakangnya di tutup. Sekarang, dia meraih sebuah kantung dan memasukan kepala Janice sehingga dia tak bisa melihat apapun.

Apakah ini benar-benar terjadi? Apakah ini nyata?

Dalam keterkejutan dan kepanikan, janice memutuskan untuk berteriak. Dan dia sudah menarik napas untuk melakukannya saat benda dari kotak putih tadi membentur sisi kepalanya.

Janice bertumpu pada kedua tangan dan kakinya. Pusing oleh rasa sakit. Lantai terbuka di bawahnya dan dia terjerumus ke dalam lubang hitam, menuju kegelapan yang lebih pekat.

◇◇◇

Dingin.
Nyeri.
Janice Queen tak bisa bergerak. Sedikit pun.
Di mana?

Janice membuka mata dan melihat cahaya terang dan dinding ubin abu-abu yang tak di kenalnya. Dia tak tahu dirinya berada di mana. Tak nyaman. Kram. Dia berusaha menggangkat kepala, tapi tak kuasa.

Kepalanya berdenyut-denyut, rasa sakit tak tertahankan.

Dia berusaha berteriak dan menyadari dirinya tak bisa mengeluarkan suara.

Pria pengantar barang memasuki ruangan dengan seseorang berjas putih mengikutinya.

"Janice Queen. Keturunan mulia dari keluarga agung Frank Quinn. Tentu saja kau akan jadi objek yang bagus untuk uji tes kami. Kau harus merasa terhormat bisa terpilih."

Frankenstein and the Dark SpearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang