5

58 10 3
                                    

Bocanne, wilayah Union.
Laboratorium dr. Feed.

Graham sedang bermimpi dan tiba-tiba dia terbangun dan tidak bisa mengingat mimpinya.

Walaupun begitu, mimpinya itu membuatnya takut. Dia mandi keringat dan jantungnya berdetak di telinga, hal terberisik selain suara dengungan alat-alat di ruangan iti yang berada tak jauh.

Lalu, suara-suara itu. Seperti dalam mimpinya. Suara keras Boomer dan Dr. Feed. Suara Boomer terdengar tenang, suara Dr. Feed lebih tinggi dan lebih cepat kedengarannya. Kedengarannya Boomer dan Dr. Feed sedang bertangkar di kamar di ujung koridor, tempat mereka istirahat dan membicarakan hal-hal tentang eksperimen. Tubuh Graham menjadi kaku dan dia menyadari sedang meremas ibu jarinya dan kepalan tangan, sebuah kebiasan yang agaknya baru dia derita sejak kedatangan Boomer.

Ada suara yang mungkin adalah sebuah tamparan. Daging ke daging---keras.

Cengkeraman Graham pada ibu jarinya bertambah kencang sampai terasa menyakitkan.

Suara Dr. Feed lalu terdengar lebih keras. Kendati Graham tidak menangkap secara jelas kata-katanya, dia yakin Dr. Feed sedang marah, mengutuki Boomer.

Suara Boomer lebih lembut, tapi tidak setenang tadi, seakan dia tidak ingin membangunkan Graham, berusaha agar Dr. Fedd bisa menguasai diri. Tamparan lagi. Lagi, suara paling mengerikan yang pernah didengar Graham. Dia yakin Dr. Fedd sedang dalam masalah.

Boomer lagi, berbicara dalam kemarahan tapi perlahan. Nada yang perlahan dan tenang itu yang Bommer gunakan saat sedang mengajar Graham dengan sabarnya untuk melakukan riset atau penelitian tentang sesuatu yang menarik tentang Perang Saudara.

Sedang ada perang di kamar Dr. Fedd, pikir Graham. Perang yang tidak ingin dia ikut terlibat.

Dia berbaring diam untuk waktu yang lama, menunggu lebih banyak suara lagi dari kamar diujung koridor, tapi yang ada hanya suara dengungan alat-alat di laboratorium pada malam hari. Dia bisa mencium bau mayat-mayat yang terbaring tidak jauh darinya. Aroma busuk kematian, ketakutan dan pertarungan di dalam keindahan tembok union.

Di dalam kamar, di ujung koridor, hanya ada kebisuan.

◆◆◆

Terkejut dengan betapa dekat Frankenstein ke wajahnya ketika dia membuka mata membuat Janice secara otomatis membelalakan matanya.

Dengan cepat dia memperoleh kembali ketenangannya ketika Frankenstein menjauh darinya.

"Dia sudah sadar. Kita berhasil menyelamatkan nyawanya tapi tidak ingatannya."

Chalcondilas tidak langsung mengatakan apa pun.

"Apa kau bisa mengingatkannya tentang sesuatu? Aku tau apapun mengenai dirinya" tanya Frankenstein. Penasaran dan tetap ramah seakan terbuka.

Chalcondilas menunjukan sebuah kalung seperti yang dimiliki Frankenstein.

"Ini milikmu. Kau mengingatnya?" tanya Chalcondilas.

Janice bingung sekarang. "Ya, ya, aku mengingatnya. Kalung yang di berikan orang tuaku."

Chalcondilas tersenyum kepada Janice.

Mata coklat Janice bergerak kesamping lalu kembali lagi. "Pria tadi pengatakan kalian baru saja menyelamatkan nyawaku. Alat-alat ini adalah seperti yang ku duga."

"Sayangnya begitu."

"Bukan sebuah lelucon?" Janice kelihatan sangat resah sekarang dan benar-benar terlejut. Dia tidak ingin percaya.

Frankenstein and the Dark SpearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang